Zara Salsabila, seorang gadis cantik dan juga pekerja keras. Diusianya yang menginjak dua puluh lima tahun dirinya sudah menjabat sebagai sekretaris CEO. Dia begitu dikagumi oleh banyak pria dan juga wanita yang menjadikan dia sebagai sosok idola. Prestasi yang begitu membanggakan tetapi tidak dengan perjalanan cintanya.
Justru dirinya dikhianati oleh sahabat baiknya dan juga kekasihnya sendiri.
Lalu bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22
Tok
Tok
Tok
"Masuk!"
Zara memasuki ruangan Aven dengan membawa bekal makan siang lelaki tersebut.
"Makan siangnya dulu pak," ucap Zara sambil menyiapkan bekal yang dia bawa dalam rantang kini dia tata di atas meja yang ada di sudut ruangan.
Aven tersenyum menatap Zara yang sedang sibuk menata makanannya. Sebelum beranjak Aven menyimpan file penting yang barusan dia kerjakan. Kemudian dia berjalan ke arah sofa dimana Zara duduk.
"Ini pak, silakan," ujar Zara menyodorkan nasi dan juga lauk yang sudah dia siapkan.
Aven menerima makanan pemberian dari Zara. Gadis itu sendiri beranjak ke arah ruangan tempat minuman. Disana ada kulkas mini dan juga air panas untuk membuat kopi.
Zara kembali dengan membawa segelas air mineral hangat untuk Aven.
"Kamu tidak makan?" tanya Aven melihat Zara yang hanya duduk dan diam saja. Tampaknya Zara hanya menemani Aven yang sedang menikmati makan siangnya.
"Nanti saja pak, saya masih kenyang," ujar Zara.
Mendengar jawaban Zara. Aven tidak tinggal diam. Dia langsung menyodorkan sesendok lauk dan nasi ke arah Zara.
"Eh tapi pak..."
Hap.
Langsung saja Aven menyuapkan nasinya kepada Zara. Biar gadis itu tidak lagi menolaknya.
"Emmm..saya sebaiknya..."
Hap.
Sekali lagi Aven menyuapi Zara yang belum menyelesaikan ucapannya. Zara mendelik kesal karena dirinya belum selesai bicara tetapi Aven sudah langsung bertindak saja.
"Pak, tunggu dulu."
"Makan dulu, ayo ha...." dan reflek Zara pun membuka mulutnya. Aven segera menyuapi gadis itu kembali.
"Tapi pak, saya..."
"Sstttt, sedang makan jangan banyak bicara. Nggak baik," ucapan Aven membuat Zara terdiam kembali.
Memang benar apa yang dikatakan oleh Aven barusan. Makan sambil berbicara bisa membuat dirinya tersedak nantinya. Tetapi bukan dengan makan berdua seperti ini. Kalau sampai dilihat orang lain akan jadi berbeda pandangan mereka tentunya.
"Ayo lagi..."
Lagi-lagi Aven langsung menyodorkan sendok yang dipegangnya. Dan memaksa Zara untuk memakannya.
Ceklek.
"Eh maaf pak," seketika asisten Dion berbalik badan saat mendapati atasannya sedang menyuapi sekretaris pribadinya.
"Uhuk...uhuk...uhuk...."
Seketika itu juga Zara tersedak karena kaget akan kedatangan dari asisten Dion secara tiba-tiba. Aven menyodorkan segelas air mineral miliknya kepada Zara. Gadis itu pun segera menenggak minuman tersebut untuk melancarkan tenggorokannya. Makanan yang dia telan rasanya masih menyangkut di tenggorokan karena dia terburu-buru menelannya barusan.
"Ketok pintu dulu Dion, kamu seperti tidak tahu caranya saja," ujar Aven menegur asisten pribadinya karena masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Maaf pak, saya salah, mohon maafkan saya," ucap asisten Dion sambil menundukkan kepalanya.
"Ada apa?" tanya Aven kembali menatap asisten Dion yang datang sambil membawa sesuatu di tangannya.
"Ini pak, ada undangan pesta pernikahan dari tuan Albert. Acaranya Minggu depan di sebuah hotel ternama di kota. Ini undangannya pak," ucap asisten Dion sambil meletakkan undangan itu di atas meja.
Dion meletakkan makanannya dan mengambil undangan tersebut. Dia membaca sekilas kemudian menatap Dion.
"Baiklah, masih ada lagi?" tanya Aven dan asisten Dion menjawabnya dengan gelengan kepala.
"Tidak ada pak, kalau begitu saya permisi pak Aven, mbak Zara," ucap asisten Dion lalu dia undur diri dari ruangan kerja Aven.
"Kamu ikutan ya nanti ke acara pernikahan ini," ucap Aven kepada Zara yang membuat gadis itu terbelalak.
"Kenapa?" tanya zara reflek.
"Buat jadi pasangan aku di sana," jawab Aven dengan entengnya sambil menikmati udang goreng tepung crispy buatan Zara yang selalu cocok dilidahnya.
"Tapi pak..."
"Aku tidak terima penolakan Zara. Kamu harus ikut. Titik," paksa Aven membuat Zara mengerucutkan bibirnya sebal. Sedangkan Aven diam-diam tersenyum tipis sambil mengunyah makanannya.
❤️❤️❤️
TBC