NovelToon NovelToon
Wanita Gemuk Istri Komandan

Wanita Gemuk Istri Komandan

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / One Night Stand / Konflik etika / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:29.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Netha Putri, wanita karir yang terbangun dalam tubuh seorang istri komandan militer, Anetha Veronica, mendapati hidupnya berantakan: dua anak kembar yang tak terurus, rumah berantakan, dan suami bernama Sean Jack Harison yang ingin menceraikannya.

Pernikahan yang dimulai tanpa cinta—karena malam yang tak terduga—kini berada di ujung tanduk. Netha tak tahu cara merawat anak-anak itu. Awalnya tak peduli, ia hanya ingin bertanggung jawab hingga perceraian terjadi.

Sean, pria dingin dan tegas, tetap menjaga jarak, namun perubahan sikap Netha perlahan menarik perhatiannya. Tanpa disadari, Sean mulai cemburu dan protektif, meski tak menunjukkan perasaannya.

Sementara Netha bersikap cuek dan menganggap Sean hanya sebagai tamu. Namun, kebersamaan yang tak direncanakan ini perlahan membentuk ikatan baru, membawa mereka ke arah hubungan yang tak pernah mereka bayangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perubahan Besar

Sebulan setengah berlalu sejak Sean meninggalkan mereka untuk menjalankan misinya. Selama waktu itu, banyak hal berubah di kediaman Netha. Hubungan antara Netha, El, dan Al kini jauh lebih dekat dibandingkan sebelumnya. Awalnya, Netha hanya berusaha menjalankan tanggung jawabnya, namun perlahan ia mulai merasa nyaman dengan kehadiran dua anak kembar tersebut.

Penampilan Netha juga mengalami transformasi yang luar biasa. Berat badannya kini sudah ideal, tubuhnya proporsional dengan lekuk yang memikat. Kulitnya bening, wajahnya bercahaya, bahkan tanpa makeup sekalipun. Rambut panjangnya kini lebih lembut dan terawat, membuatnya terlihat jauh lebih cantik dari sebelumnya. Ia tidak lagi terlihat seperti sosok yang dihindari, melainkan seperti wanita berkelas yang penuh percaya diri.

El dan Al pun ikut berubah. Tubuh mereka yang sebelumnya tampak kurus kini mulai berisi dan terlihat lebih sehat. Semua ini berkat perhatian penuh Netha dalam menjaga pola makan mereka. Ia selalu memastikan anak-anak itu makan makanan bergizi secara teratur dan tidak pernah melewatkan olahraga bersama. Setiap pagi, mereka bertiga berlari keliling komplek dengan penuh semangat.

Kebiasaan ini membuat para penghuni komplek mulai memperhatikan mereka. Banyak yang terkejut melihat perubahan drastis dalam keluarga ini. Netha yang sebelumnya dikenal gemuk dan tampak malas, kini menjadi wanita cantik yang kompak dengan dua anak laki-laki tampan. Tidak jarang para tetangga melontarkan pujian atau sekadar berbincang ramah, meski beberapa masih merasa bingung dengan dinamika keluarga mereka.

El dan Al kini sudah lancar membaca dan menulis. Mereka belajar dengan sabar setiap malam bersama Netha. Wanita itu selalu mengajarkan mereka dengan telaten, tanpa pernah kehilangan kesabaran. Meskipun Al sering bertingkah manja dan El lebih pendiam, Netha tetap memperlakukan keduanya dengan kasih sayang yang tulus.

Namun, ada satu hal yang belum berubah—El dan Al masih belum memanggil Netha dengan sebutan “Mama.” Mereka hanya memanggilnya “kamu” atau kadang-kadang “Netha.” Walau begitu, keduanya mulai merasa bahwa mereka tidak bisa jauh dari wanita ini. Al, terutama, kerap mencari perhatian dengan tingkah manjanya. Sedangkan El, meski terlihat lebih tenang, sering menunjukkan rasa pedulinya melalui tindakan kecil seperti membantu Netha memasak atau membereskan rumah.

Di sisi lain, Netha sendiri terkadang teringat bahwa hubungan hangat ini mungkin tidak akan bertahan lama. Ketika Sean kembali, ia akan melanjutkan rencana perceraian mereka. Keputusan itu sudah bulat sejak awal. Netha tidak memiliki ikatan emosional dengan Sean. Baginya, pria itu hanyalah seseorang yang tiba-tiba muncul dan mengubah hidupnya. Ia tidak memiliki alasan untuk tetap bertahan dalam pernikahan yang tidak pernah ia inginkan sejak awal.

“Sean memang tampan, dan gagah, perutnya pasti banyak kotaknya. Hehehe,” gumamnya dalam hati suatu malam, “tapi itu tidak cukup. Aku bahkan tidak mengenalnya. Hanya pagi itu saja bertemu, itu saja. Tidak ada cinta, tidak ada alasan untuk bertahan.”

Meski begitu, ada keraguan yang perlahan mulai menghampiri. Setelah hidup bersama El dan Al selama lebih dari sebulan, Netha merasa berat membayangkan perpisahan dengan mereka. Anak-anak itu telah mengisi hari-harinya dengan tawa, tantangan, dan kebahagiaan kecil yang tak pernah ia duga. Namun, ia tetap meyakinkan dirinya bahwa bercerai adalah pilihan terbaik.

Aku sudah memutuskan, pikirnya tegas. Setelah semua ini selesai, aku akan menerima uang lima miliar dan rumah ini. Lalu, aku bisa pergi ke luar negeri, bersenang-senang, dan menjalani hidupku tanpa beban.

Namun, di balik semua itu, ada sebersit rasa khawatir yang tidak bisa ia abaikan. Bagaimana jika El dan Al kesulitan menerima perpisahan ini? Bagaimana jika mereka membenci Netha karena memilih pergi? Pertanyaan-pertanyaan itu terus menghantui, meski ia mencoba menepisnya dengan keyakinan bahwa ini adalah keputusan yang tepat.

Hingga malam itu, sambil menatap langit-langit kamarnya, Netha merenung. Kenapa aku harus berada di tubuh ini? Kenapa aku harus menjalani kehidupan seperti ini? Apa sebenarnya yang Tuhan rencanakan? Pertanyaan-pertanyaan itu menggema di benaknya, namun tak satu pun yang menemukan jawaban.

Untuk saat ini, Netha hanya bisa menjalani hari-harinya seperti biasa, mencoba menjaga hubungan yang baik dengan El dan Al, meskipun ia tahu waktu mereka bersama mungkin tidak akan lama lagi.

 

Pagi itu udara terasa segar. Netha keluar dari kamar dengan pakaian olahraga yang pas di tubuhnya. Dia kini merasa lebih percaya diri setiap kali bercermin. Tubuhnya yang sudah ideal dan kulitnya yang mulus membuat perubahan besar dalam penampilannya. Ia melirik ke arah El dan Al yang sudah menunggu di ruang tamu.

“Kalian sudah siap?” tanya Netha sambil mengikat rambut panjangnya menjadi kuncir kuda.

“Dari tadi, kamu aja yang lama,” balas Al dengan nada menggoda.

“El, awasin Al biar nggak bikin ulah di jalan,” ujar Netha sambil mengambil botol air minumnya. El hanya mengangguk santai

Setelah memastikan semuanya siap, mereka bertiga keluar dari rumah. Beberapa tetangga yang sedang menyiram bunga di depan rumah menyapa mereka.

“Netha! Wah, semakin cantik saja sekarang. Dan anak-anak makin ganteng!” seru Bu Santi, tetangga sebelah.

“Ah, terima kasih, Bu. Ini semua berkat olahraga rutin,” jawab Netha sambil tersenyum ramah.

Al menoleh ke arah Netha. “Kamu sekarang jadi pusat perhatian, ya?” bisiknya.

Netha menahan tawa. “Bisa jadi. Tapi kalian juga, lho. Lihat tuh, Ibu-ibu tadi sampai senyum-senyum lihat kalian.”

El hanya menggeleng pelan, mencoba menutupi senyum kecil di wajahnya.

Saat berjalan menuju taman, beberapa anak kecil yang sedang bermain di jalan melambaikan tangan. “Halo, Kak El, Kak Al!” seru mereka.

Al membalas dengan lambaian tangan sambil tertawa kecil. “Kita terkenal banget, ya, El?”

“Terkenal atau cuma nggak bisa dihindari?” jawab El, datar namun mengundang tawa kecil dari Netha.

Setibanya di taman, mereka mulai berlari memutari taman bunga. Taman itu cukup ramai pagi ini. Beberapa orang yang mengenal Netha dan si kembar menyapa dengan antusias.

“Netha, kamu luar biasa! Bisa berubah sebanyak ini dalam waktu singkat,” ujar seorang pria yang sering berolahraga di taman.

“Hidup sehat itu penting, Mas. Kalau nggak, gimana saya mau mengimbangi anak-anak ini?” balas Netha sambil melirik El dan Al yang berlari mendahuluinya.

Setelah beberapa putaran, mereka duduk di kursi taman untuk beristirahat. El dan Al tampak sedikit kelelahan, tapi senyuman masih menghiasi wajah mereka.

“Kalian makin kuat, ya,” goda Netha sambil mengeluarkan botol minum dari tasnya.

“Kamu aja yang dulu lemot,” jawab Al sambil menyeka keringat di dahinya.

El hanya menatap keduanya, kemudian berkata pelan, “Lumayan juga pagi ini.”

Netha tertawa kecil mendengar komentar El. Ia menyandarkan tubuhnya sambil menikmati angin pagi. Mungkin beginilah rasanya punya anak. Menyenangkan, meski kadang melelahkan, pikirnya.

Setelah beristirahat beberapa menit, mereka melangkah menuju kios bubur yang ada di dekat taman. Penjual bubur itu, seorang pria paruh baya, menyambut mereka dengan senyum ramah.

“Wah, keluarga kompak datang lagi. Mau bubur seperti biasa?” tanyanya.

“Iya, Pak. Tiga porsi ya, tapi porsi saya lebih sedikit,” jawab Netha sambil menatap menu.

“Kok lebih sedikit? Kamu kan harus makan setelah olahraga,” celetuk Al.

“Biar badan tetap bagus, tahu,” balas Netha sambil tertawa kecil.

El hanya menggeleng pelan sambil menerima mangkuk buburnya. “Kamu selalu punya alasan untuk makan sedikit.”

Mereka menikmati bubur dengan lahap. Netha memandangi El dan Al yang makan dengan semangat. Anak-anak ini benar-benar berubah. Dulu mereka kelihatan lemah, sekarang lebih kuat dan sehat. Aku bangga juga dengan diri sendiri, pikirnya sambil tersenyum kecil.

Setelah selesai, Netha membayar bubur mereka dan mengucapkan terima kasih kepada penjual. “Terima kasih, Pak. Buburnya enak banget seperti biasa.”

“Terima kasih kembali. Saya senang melihat kalian sehat dan bahagia,” jawab si penjual.

Mereka kemudian pulang dengan perasaan puas setelah pagi yang ceria itu. Sepanjang perjalanan, mereka masih bercanda dan menggoda satu sama lain. Meskipun Netha kadang merasa berat hati memikirkan bahwa kebersamaan ini mungkin tidak akan berlangsung lama, ia memilih untuk menikmati setiap momen kecil yang membuat hidupnya lebih berarti.

1
nadira ST
kalah sama anak SD sean, gak berani sama cewek
sahabat pena
Luar biasa
Uthie
lanjut 💪🤗
Putra Satria
/Smirk//Smirk//Smirk//Smirk/up lagi/Kiss/banyak banyak ya/Whimper/
Uthie
sukkkkaaa 👍
Wiecipa Wicipha
bagus ceritanya......semangat updatenya thor.../Rose//Rose/
Wiecipa Wicipha
suka ceritanya,.../Rose//Heart//Good/
Ida Rohani
😍hye hye😍hore up banyak banyak 😍ya thor /Heart//Kiss//Kiss//Pray//Pray//Pray//Rose/
Narti Narti
terimakasih thor 🙏🏻🙏🏻🙏🏻 luar biasa
Uthie
Hahahaa.. komandan sekali pun akan kalah dengan pawangnya
Moh Rifti
/Rose//Rose//Heart//Heart/
Moh Rifti
lanjutt/Kiss//Kiss/
Uthie
harusnya begitu Sean... cuma masalah nya Netha nya mau gak tetap bersama? 😁
Ida Rohani
next lagi dong thor /Whimper//Pray//Pray//Pray//Pray/
rahmiwahyuni
mental mu di jaga pak komandan panas2 bukan panas hari tapi panas hati
Sulati Cus
siapkan mentalmu komandan banyak kumbang di mall😂
Ida Rohani
next next next next next next next next next next next terus thor /Casual/
Ida Rohani
🙄hmn🤔siap siap di buat🤗melongo😲ama fans nya istrinya pak bojo😅🤣😂di bikin panas/Awkward//Angry/😠/Joyful//Joyful//Determined//Angry//Determined/😍😘
Uthie
nice 👍🤗
Moh Rifti
/Determined//Determined//Kiss//Kiss/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!