Cerita ini untuk fatcat dengan happy ending
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qinaiza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
"Itu Nathan, tapi dia lagi ngobrol sama siapa ya itu ?" gumam Meyra sambil tersenyum senang telah menemukan Nathannya. Namun ternyata cowok itu tidak sendirian, membuat senyumannya luntur seketika. Akan tetapi hal tersebut tidak menyurutkan niatnya untuk menghampiri Nathan.
"Athan" panggilnya
"Loh, kamu." Nathan terkejut melihat gadis yang ditemuinya di mall kemarin kini ada dihadapannya. Setaunya, gadis yang katanya bernama Meyra itu tidak pernah terlihat di Princeton deh.
"Kalian kenal ?" tanya seorang gadis yang tadi dilihat oleh Meyra sedang mengobrol bersama Nathan.
"Iya"
"Nggak"
Dua jawaban berbeda dari Meyra maupun Nathan. Meyra mengakui kenal dengan Nathan, sebaliknya cowok itu mengaku tidak kenal dengan Meyra.
"Padahal kan kita udah kenal kemarin" ujar Meyra dengan bibir yang melengkung ke bawah.
"Kalo gitu aku pergi dulu Nath. Tolong pertimbangin ya permintaan aku tadi." setelah itu, gadis yang mengobrol dengan Nathan tadi beranjak pergi.
"Iya Fiona"
"Oh, jadi dia. Dia yang bikin Nathan bucin terus cuma dimanfaatin doang, dasar. Lagian kayak tante-tante gitu kok Nathan bisa suka sih. Udah mah pakaiannya terbuka banget, make up nya tebal banget lagi." batin Meyra kesal
"Hey" Nathan mencoba memanggil Meyra, menyadarkan gadis tersebut dari lamunannya.
"Eh, iya." kagetnya tersadar dari lamunan.
"Kamu kenapa tadi bilang kita nggak kenal. Kan kita udah kenal kemarin. Aku juga udah kasih tau nama aku kan." Meyra mempoutkan bibirnya kesal, hal itu malah menambah kesan imut pada
dirinya.
"Maaf, tapi kita emang belum kenal sepenuhnya kan."
"Jadi maksud kamu kita harus saling mengenal lebih jauh dulu gitu ya baru bisa dibilang kenal ?"
"Um" Nathan mengangguk ragu.
"Baiklah, ayo kita mulai pendekatannya sekarang." ajak Meyra dengan tersenyum lebar.
"Kenapa rasanya ada kata-kata yang salah dari dia barusan ya." batin Nathan
Langsung saja Meyra duduk di dekat Nathan. Dirinya bisa mencium parfum cowok itu yang manis dari jarak sedekat. Gila, jantungnya kini berdetak tak karuan. Meyra mencoba mengontrol dirinya sendiri.
"Eh..." Nathan juga gugup karena gadis manis nan imut itu tiba-tiba duduk sangat dekat dengannya. Tercium wangi lavender yang menenangkan darinya.
"Aku boleh nanya gak ?"
"Apa ?"
"Kamu suka sama cewek tadi, yang kamu panggil Fiona ?" Meyra tidak bisa menahannya, ia harus memastikan hal tersebut.
"Please jangan, jangan. Bilang nggak suka gitu, please." batin Meyra memohon dengan sangat.
"Kenapa kamu kepo ?" bukannya mendengar jawaban yang diinginkan, Nathan malah balik mempertanyakan pertanyaan menyebalkan.
"Aku kan pengen tau, gak boleh ya ? Ya udah deh gak apa-apa."
"Um, boleh kok." kenapa Nathan jadi tidak bisa menolak gadis itu ya, apalagi dengan raut muka memelasnya.
"Jadi ?" Meyra bertanya dengan mengedip-ngedipkan matanya lucu.
"Aku gak suka sama Fiona. Dia tadi cuma minta ajarin buat main game." nah, sekarang kenapa mulutnya ini oversharing begini.
"Oh, begitu..." Meyra menganggukkan kepalanya paham.
"Athan kenapa gak ke kantin ?"
"Aku gak biasa aja. Em, sebenernya lebih ke males sih karena rame, antri juga. Makanya ini aku bawa bekal. Kamu mau ?" Nathan mengeluarkan bekalnya dari tas kemudian menawarkannya pada Meyra.
"Mau mau" Meyra mengangguk antusias
"Suapin" pintanya, namun Nathan memberikan bekal sandwich nya pada Meyra bermaksud agar gadis itu makan sendiri. Meyra lantas tak menyerah begitu saja, ia kembalikan lagi sandwich yang diberikan oleh Nathan.
"Athan..." Gadis manis nan imut itu mengeluarkan puppy eyes andalannya dan ya, berhasil. Meyra memakan sandwich dengan hati yang berbunga-bunga
"Aaaaa... Kayaknya nanti malem aku bakal mimpi indah deh." teriaknya dalam hati kegirangan.
"Makasih Athan, sandwich nya enak banget." Meyra mengacungkan dua jempolnya.
"Sama-sama" Nathan tersenyum melihatnya makan dengan pipi menggembung sebelah. Hal tersebut terlihat lucu dimatanya. Meyra sendiri terpaku sejenak melihat senyuman Nathan yang begitu menawan.
"Indahnya ciptaan-Mu ini Ya Tuhan" batin Meyra
Tiba-tiba saja jempol Nathan mengusap mayonaise yang tertinggal di sudut bibirnya. Sontak saja Meyra terkejut dibuatnya, dan kemudian membuang muka. Dia merasakan panas yang menjalar di kedua pipinya.
"Maaf kalo aku lancang" Nathan mencoba meminta maaf karena reaksi gadis itu yang langsung membuang muka, terlihat seperti tidak suka akan sentuhannya.
"Nggak kok, aku malah suka, ups." Meyra segera menutup bibirnya dengan telapak tangan kanannya, menyadari ucapannya barusan.
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
"Bagus ya, gue ditinggal ngebucin tadi." keluh Sera dengan raut muka kesal saat dirinya dan Meyra kini tengah dalam perjalanan pulang dari kampus.
"Maaf Sera"
"Miif Siri"
"Sera..." rengeknya, karena sahabatnya itu malah menirukan ucapannya.
"Untung aja lo sahabat tersayang gue"
"Kalo nggak ?" tanya Meyra penasaran
"Udah gue jadiin perkedel lo"
"Emang berani ?" Sera lantas menggeleng dan mengeluarkan cengirannya.
"Nggak, hehehe."
"Dasar"
"Ya iya lah gak berani. Nanti yang ada gue digorok nyokap bokap lo."
"Hahaha" tawa Meyra yang membuat Sera mendengus.
"Ketawa lo"
"Eh Sera tadi kayaknya aku ketemu cowok yang masuk kriteria kamu deh." cerita Meyra pada Sera. Siapa tau kan Sera nanti berjodoh dengan cowok itu. Dan akhirnya melepas status jomblonya deh, hahaha.
"Hah, beneran ? Serius ?" Sera bertanya pada Meyra untuk memastikan.
"Iya, tadi ketemu di fakultas yang sama kayak Nathan." beritahunya
"Ayo besok kesana kalo gitu" ajak Sera yang disetujui dengan cepat oleh Meyra.
"Siap bos"
"Seneng banget yang bisa ketemu doi" ucap Sera sembari memutar bola matanya malas.
"Pastinya dong" Meyra tersenyum manis sambil mengingat saat-saat bersama Nathan tadi.
*
"Lo serius mau ngedeketin Nathan, si culun itu ?"
"Ya kali hahaha. Bukan selera gue lah. Gue cuma mau main-main doang. Dia kan pinter, bisa lah gue manfaatin."
"Kirain Fio, kita berdua ngira lo abis kebentur apa gimana tiba-tiba deketin si culun."
"Nggak ya, gue mah udah tau kalo Fio cuma main-main. Selera dia mah kayak Gale, ya kan Fi ?" gadis yang dipanggil Fio itu mengangguk.
"Iris aja ngerti Tiana, masa lo nggak sih."
"Ya maaf hehehe"