NovelToon NovelToon
Mind-blowing

Mind-blowing

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Aliansi Pernikahan / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / Tukar Pasangan / Saudara palsu
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: lavenderoof

"Tidak perlu Lautan dalam upaya menenggelamkanku. Cukup matamu."

-

Alice, gadis cantik dari keluarga kaya. Hidup dibawah bayang-bayang kakaknya. Tinggal di mansion mewah yang lebih terasa seperti sangkar emas.

Ia bahkan tidak bisa mengatakan apa yang benar-benar diinginkannya.

Bertanya-tanya kapankah kehidupan sesungguhnya dimulai?

Kehidupannya mulai berubah saat ia diam-diam menggantikan kakaknya disebuah kencan buta.

Ayo baca "Mind-blowing" by Nona Lavenderoof.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lavenderoof, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 Pembicaraan Yang Tertunda

Mendapat tatapan tajam dari Putri Sulung Tuannya, ia segera mengalihkan pandangannya. Mengangguk tanda hormat, "Permisi, Nona Muda. Maaf mengganggu waktu kalian. Selamat malam."

Alice merasa jantungnya berhenti sejenak saat mendengar Daddy berkata mereka akan melanjutkan pembicaraan nanti. Dia belum sempat menarik napas lega ketika Mommy menoleh ke arahnya dengan senyum penuh arti.

“Mr. Harperwood memiliki putra yang luar biasa tampan dan berbakat, bahkan tak kalah hebat dari teman kencan Cindy. Setelah kakakmu, nanti giliranmu, sayang," ucap Mommy dengan nada lembut namun terdengar seperti sebuah masalah baru.

Alice tersenyum kecil, senyum yang dipaksakan untuk menutupi rasa gugup yang mencekik. Tidak menjawab apapun, perutnya terasa mual seketika, seperti makanan yang ia telan sebelumnya ingin naik kembali.

Sementara itu, Manager Hill yang berdiri di belakang Mommy tersenyum sopan, meski ada sedikit kelakar dalam pandangannya.

"Ayo, Mrs. Swan!" Ucap Manager Hill, membiarkan Istri Tuannya berjalan lebih dulu.

Ia menundukkan kepala hormat saat Mommy melangkah melewatinya, memberi jalan untuk sang Nyonya sebelum menyusul langkah Daddy yang sudah lebih dulu berjalan meninggalkan ruang makan.

Alice memperhatikan mereka pergi, tubuhnya seperti membeku di tempat. Saat hanya dia dan Cindy yang tersisa di ruang makan, ia menundukkan kepala, mencoba menenangkan pikirannya.

Namun, pikirannya justru dipenuhi bayang-bayang baru—tentang pria lain yang Mommy sebutkan tadi.

"Cindy..." bisiknya akhirnya, suara yang hampir tak terdengar, berusaha mencari ketenangan dari satu-satunya orang yang mengerti rumitnya situasi mereka.

Kini, hanya tersisa Cindy dan Alice di meja makan. Keduanya saling menatap dengan ekspresi penuh kekhawatiran.

*

*

Alice hampir saja roboh di ambang pintu kamar Cindy. Wajahnya pucat, dan napasnya tersengal. "Cindy... Apa maksud mereka sebenarnya?” tanyanya dengan suara bergetar

Cindy duduk di tepi ranjangnya, sementara Alice segera mengunci pintu kamar. la melangkah cepat ke arah jendela, menarik tirai dengan kasar, seolah-olah takut ada yang menguping.

“Tahap apa yang Daddy maksud? Jangan-jangan... dia ingin berteman? Atau lebih parah lagi...” Alice menggigit bibirnya,

“...ingin berpacaran? Tapi itu tidak mungkin, tidak masuk akal, Cindy. Bukankah dia sendiri yang bilang kencan terakhir itu benar-benar yang terakhir?”

Cindy menutup matanya, mengatur napas dalam-dalam, mencoba memendam kekhawatirannya sendiri. "I don't know, Al!"

"Lalu kau dengar yang dikatakan mommy tadi? Setelah ini dia ingin aku berkencan dengan Putra Harperwood pula? Ya Tuhan..." Ucap Alice dengan lemah.

Cindy menghela napas panjang, mencoba mengusir rasa frustrasi yang semakin menumpuk. “Enough, Al!” katanya tegas, menoleh ke arah adiknya.

“Kau tidak perlu pikirkan perkataan Mommy soal putra Mr. Harperwood atau giliranmu nanti. Itu omong kosong!”

Cindy berbalik, menatap Alice tajam. “Yang perlu kita pikirkan sekarang adalah apa yang Daddy maksud dengan tahap itu. Itu saja.”

Alice mengangguk pelan, meskipun ketakutan masih mencengkeram hatinya. “Tapi... kalau mereka tahu...”

“Mereka tidak akan tahu!” potong Cindy dengan nada keras. Ia berjalan ke tempat tidur, mengambil bantal dan melemparkannya ke sofa di mana Alice duduk.

“Kalau kau terus seperti ini, kau benar-benar akan ketahuan. Jadi, hentikan rasa panikmu. Kita akan tahu maksud mereka.”

Alice hanya bisa memeluk bantal itu, suaranya bergetar saat ia bergumam, “Bagaimana ini, Cindy?”

“Kita akan cari tahu,” katanya, lebih kepada dirinya sendiri daripada Alice.

“Kalau yang kita khawatirkan ini benar, aku yang akan berbicara dengan Daddy. Aku tidak akan membiarkan mereka memaksakan apa pun.”

Alice menggeleng, tangannya gemetar sambil memegangi perutnya. "Aku rasa aku mau muntah... Cindy, ini buruk. Sangat buruk."

Cindy berbalik, mendekat ke adiknya. "Hei, tenang. Jangan panik dulu." Namun, nada suaranya sendiri terdengar goyah. la duduk di tepi ranjang, mencoba menenangkan Alice dengan mengusap punggungnya.

"Kita susul mereka ke ruang kerja. Buat agar Daddy atau mommy melanjutkan pembicaraan tadi atau setidaknya menjawab pertanyaan kita. Ini tidak akan sesulit itu."

Cindy dan Alice turun dengan langkah tergesa, kepanikan masih jelas terlihat di wajah Alice. Sementara Cindy dengan wajah serius tengah menyiapkan kalimat yang akan diucapkan kepada orang tuanya.

Saat mereka mencapai lantai bawah, Cindy melihat Daddy dan Mommy sudah meninggalkan mansion diikuti oleh Manager Hill.

Cindy memanggil pelayan yang baru saja mengantar orangtuanya ke pintu luar. Menyadari dirinya dipanggil oleh suara yang sangat dikenalnya, pelayan itu segera menghampiri Nona Mudanya.

Tidak menunggu lama. Cindy mengerutkan dahi, matanya tajam. "Kemana Mommy dan Daddy pergi?"

1
Putri Anissa Hdy
kita liat Nnti kelanjutannya 🤔
adelia
lumayan menarik
khiasaputri
☝🏻Masih nunggu jodohnya dateng
nona lavenderoof
Mohon dukungannya ya, Lavendears!
ig : lavenderoof
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!