Kimberly adalah seorang pengantin yang memasuki altar pernikahannya, namun terkejut di atas altar itu sudah ada adik angkatnya bersama calon suaminya yang telah bertukar cincin.
"Maafkan Aku, aku sudah salah. Akulah yang merayu Kak Ramon sampai akhirnya aku hamil 1 bulan dan,, dann,,, terpaksa hari ini kami,,," ucapan adik angkat Kimberly yang menggantikannya menikah, sungguh di luar dugaan!
Ternyata selama ini, semua orang telah menipunya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Bertemu Ayah Di Cafe
Di tempat lain, Kimberly duduk sendirian di dalam cafe, menunggu sang suami datang menjemputnya sebab hari ini mereka Hendak pergi ke kediaman keluarga Sanjaya.
Saat pesanan kopinya Baru saja datang, Kimberly terkejut saat seorang pria yang tak lain adalah ayahnya juga ikut muncul di hadapannya.
"Ayah,," Kimberly berdiri, menatap sang pria dengan perasaan bergejolak.
Apa yang terjadi 3 tahun yang lalu masih begitu membekas di pikiran Kimberly ketika dia melihat sendiri bagaimana ayahnya Hanya berdiam diri saat melihat anak angkatnya telah merebut calon suami anak kandungnya.
"Ayah ingin membicarakan sesuatu denganmu," ucap sang ayah membuat Kimberly membuang pandangannya dari ayahnya, Tetapi dia tetap duduk meski tatapannya terus tertuju keluar jendela.
Argan bisa mengerti apa yang dirasakan oleh putrinya itu, namun dia juga tidak bisa berbuat apa-apa untuk membela diri di hadapan putrinya.
Jadi, Argan berkata, "Ayah tahu kesalahan ayah, jadi ayah tidak akan membela diri, hanya saja Ayah tidak ingin terus melihatmu hidup tertekan. Ayah juga sudah mendengar apa yang terjadi antara kau dan berlian sampai-sampai berlian masuk rumah sakit. Kau harus tahu bahwa berlian sangat menyesal atas apa yang terjadi 3 tahun yang lalu, dia bahkan sampai keguguran karena terlalu stres memikirkan mu. Dia terus merengek selama 3 tahun terakhir ini dan menyuruhku mengatur orang-orang agar terus mencarimu. Dia sangat mengkhawatirkanmu. Ayah juga tidak berharap banyak, Ayah tidak berharap kau memaafkan ayah, tapi ayah hanya berharap kau dan adikmu bisa hidup rukun, tidak perlu saling mengganggu satu sama lain malahan Ayah berharap kalian bisa saling tolong-menolong," ucap Argan dengan suara penuh memohon pada Sang Putri.
Tetapi ucapan ayahnya itu malah membuat Kimberly tersenyum sinis, "ada lagi yang ingin kau katakan? Aku penasaran apa saja yang akan kau katakan untuk membela anak angkat itu," kata Kimberly yang cukup emosi melihat kelakuan ayahnya.
Dia pikir setelah tidak bertemu 3 tahun lamanya, sang ayah akan menanyakan kabarnya terlebih dahulu, tetapi Apa yang terjadi?
Sama sekali tidak ada rasa khawatir!
Pria itu tampaknya lebih khawatir pada anak angkat yang terus bersama-sama dengannya selama 3 tahun ini ketimbang dengan anak kandung yang entah bagaimana kabarnya selama 3 tahun belakangan.
Argan dari tadi masih bisa menahan emosinya berbicara dengan Kimberly kini tidak bisa tahan lagi setelah mendengar ucapan sang putri, dia memukul meja dengan keras.
Brak!
Meja yang dipukul itu menarik perhatian orang-orang di dalam cafe hingga mereka semua menatap ke arah ayah dan anak itu.
Tetapi Arga sama sekali tidak memperdulikan tatapan orang-orang itu, dia dengan tegas berkata, "begini caramu bersikap pada orang tua? Apa bikini juga caramu memperlakukan nenekmu dan ibumu ketika mereka menemuimu?! Bukankah Ayah sudah bilang padamu untuk sedikit saja mencontoh Bagaimana sikap adikmu? Dia begitu sopan dan penuh hormat berbicara dengan orang yang lebih tua darinya, tapi kau,,, Kaulah yang kabur dari rumah 3 tahun yang lalu, dan sekarang kau kembali lagi untuk menghancurkan keluarga yang telah kau tinggalkan itu?! Apakah kau sama sekali tidak merasa bersalah? Adikmu berupaya keras untuk bisa masuk ke world coparation, tapi apa yang kau lakukan? Kau ada di sana, jadi seharusnya adikmu bisa masuk dengan lancar ke perusahaan itu karena kakaknya berada di sana, tapi sekarang malah kaulah yang menjadi sumber masalah bagi adikmu dan menghalanginya untuk bergabung dengan world cooperation. Bersikap baiklah sedikit, atau kakekmu akan mengetahui sikap burukmu ini dan dia mungkin akan segera berjumpa dengan Tuhan gara-gara kelakuanmu ini!" Tegas sang Ayah sambil berdiri, dia hendak pergi dari sana ketika ponselnya berdering memperlihatkan panggilan telepon dari ibunya.
Maka Argan mengangkat panggilan telepon itu, sementara Kimberly berdiri dan berjalan pergi meninggalkan sang ayah tanpa berkata apapun lagi.
Tangannya terkepal kuat, berusaha untuk menenangkan diri setelah mendengar ucapan ayahnya yang sangat menusuk itu.
Argan pun mengikut di belakang putrinya, sambil mendengarkan ibunya yang berbicara dari seberang telepon.
"Ibu baru saja berbicara dengan ayahmu, dan dia telah menyerahkan saham 15% itu pada Kimberly! Jangan biarkan Kimberly benar-benar mengambil 15% saham itu, atau dia akan menggunakan 15% saham itu untuk menyerang kita! Aku sangat cemas Dia mungkin menyerahkannya ke perusahaan lawan!" Ucap nyonya besar Genandra dari seberang telepon.
"Apa?!" Argan menghentikan langkahnya, menatap punggung putrinya yang telah tiba di pintu keluar.
"Pokoknya hentikan dia! Apapun yang terjadi, 15% saham itu sangat berarti!" Kata perempuan dari seberang telepon kembali mengingatkan Argan hingga Argan pun berlari menghampiri putrinya.
Kimberly yang hendak turun dari tangga cafe pun langsung merasakan lengannya ditarik oleh seseorang sehingga dia berbalik dengan keras dan hampir terjatuh ke depan.
"Apalagi yang kau inginkan?" Kimberly bertanya dengan kesal, nafasnya terasa semakin pendek melihat sang ayah di hadapannya.
"Ayah dengar kakek memberikan saham 15% padamu?" Tanya Argan tanpa rasa bersalah menatap putrinya dengan tajam.
Kimberly memalingkan kepalanya menatap sang ayah,, sesaat kemudian dia tersenyum konyol, "Apakah kau membicarakan itu untuk memintanya kembali?" Tanya Kimberly dengan nada suara mengejek.
Hal itu membuat Argan semakin kesal, dia berkata, "kau tahu jelas Bagaimana pentingnya awesome entertainment bagi keluarga kita. Saham sebanyak itu tidak boleh jatuh kepada orang yang salah,, jika hal itu terjadi, maka perusahaan yang menjadi penopang keluarga kita akan jatuh dan--"
"Keluarga kita?" Kimberly menyelah ucapan sang ayah dengan sebuah senyum mengejek di wajahnya, Baru sekarang pria itu mengatakan tentang keluarga, tetapi sebelum-sebelumnya tidak ada sikap yang seharusnya dimiliki antara satu anggota keluarga dengan anggota keluarga yang lain.
"Aku tidak pernah merasa berkeluarga dengan kalian! Sejak yang terjadi 3 tahun yang lalu, hubungan kita telah berakhir. Kau harus tahu bahwa aku telah mengganti namaku dan marga keluarga kalian tidak ada lagi di namaku!" Tegas Kimberly sebelum terbalik pergi meninggalkan sang ayah yang terpaku mendengar ucapan putrinya.
Telah mengganti nama?
Membuang marga keluarga Gerandra?
Beraninya!
Argan dengan cepat berlari mengejar Kimberly, tetapi sebuah mobil mewah hitam langsung berhenti di hadapan Kimberly dan Kimberly langsung masuk ke mobil tersebut diikuti mobil yang melesat meninggalkan cafe.
Brooommmmmm!
Argan terdiam memandangi mobil yang semakin menjauh darinya, terdiam dalam keterpakuannya.
"Tuan," asisten Arga yang sedari tadi menunggu akhirnya menghampiri Arga.
"Selidiki tentang Kimberly, cari tahu nama yang dia gunakan saat ini," perintah Argan.
"Eh?" Sang asisten terkejut, "baik," jawab sang asisten setelah menyadari apa yang terjadi.
Argan tidak berkata apapun lagi, dia hanya terdiam memandangi mobil yang akhirnya menghilang di jalanan yang ramai.
Sementara di dalam mobil, Kimberly menurunkan sandaran kursinya, langsung berbaring memejamkan mata dengan tangan diletakkan di atas paha, sedikit gemetar.
Steven memperhatikan hal tersebut hingga dia mengulurkan tangannya memegang tangan sang istri dengan lembut, saat merasakan tangan istrinya begitu dingin, pria itu pun langsung menepikan mobil dan mengeluarkan obat dari dasbor mobil.
"Minumlah dulu," ucap Steven membuat Kimberly membuka matanya dan segera menerima obat dari sang suami.
Setelah meminum obat, Kimberly kembali berbaring, Steven memperhatikan istrinya dengan kening berkerut, 'selama kami kembali ke sini, sudah berapa kali dia minum obat?' Steven menghela nafas, seolah-olah keputusan mereka untuk kembali ke dalam negeri adalah sebuah keputusan yang gegabah.
Kimberly bisa mendengar Helaan nafas suaminya, sehingga dia berkata, "Jangan cemas, aku akan baik-baik saja. Tadi ayah membahas soal saham yang diberikan kakek padaku, dia pikir hanya 15% saham yang diberikan kakek padaku, Sepertinya dia ingin mengambilnya kembali."
Steven mengangguk, "Baiklah, nanti kita bahas masalah ini, istirahatlah," ucap Steven sambil menarik selimut dari kursi belakang dan menyelimuti istrinya.
Setelah itu, Steven melajukan mobil mereka menuju kediaman keluarga Sanjaya.
Begitu tiba di kediaman Sanjaya, Steven melihat istrinya masih tertidur sehingga dia membopong istrinya dengan hati-hati memasuki rumah.
Sang Ibu dan sang nenek yang sedari tadi menunggu kehadiran kedua orang itu pun langsung menyambut, namun begitu melihat Kimberly tertidur di gendongan Steven, mereka mengangguk pelan dan membiarkan Steven naik ke lantai atas menuju kamar.
Saat Steven keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah, sang Ibu bertanya, "dia baik-baik saja kan?"
Steven mengangguk, "iya, hanya perlu istirahat saja," ucap Steven.
"Kalau begitu kita tunggu sebentar sampai dia bangun baru makan malam bersama. Ayahmu juga belum kembali," ucap sang ibu.
Steven mengganggukan kepalanya, lalu duduk sambil memainkan ponselnya. Steven mengirim pesan pada asistennya untuk menyelidiki masalah internal awesome entertainment sebab sebelumnya dia tidak ada pikiran untuk menyelidiki perusahaan itu Karena dia pikir mereka tidak akan terlibat lebih jauh dengan awesome entertainment.
Tetapi setelah istrinya memiliki sebanyak 40% saham awesome entertainment, makan mau tak mau dia harus memastikan Bagaimana keadaan awesome entertainment agar bisa menentukan langkah selanjutnya.
Saat Steven sedang memperhatikan ponselnya, sang Ibu tiba-tiba berkata, "kami sudah menyiapkan gaun untuk digunakan oleh Kimberly nanti di acara penyambutanmu di perusahaan. Nanti--"
"Ibu tidak perlu, gaun untuknya sudah siap," ucap Steven.
"Sudah ada?" sang ibu tampak kecewa, tetapi kemudian lanjut berkata, "Ya sudah Kalau begitu, dia bisa menggunakan gaunnya di acara yang lainnya saja."
"Benar, tapi masih ada perhiasan yang kami siapkan, setidaknya biarkan dia menggunakan itu," sang nenek menambahkan dengan wajahnya tampak berseri-seri saat berbicara menandakan perempuan itu berada dalam suasana hati yang sangat baik.
Steven tersenyum tipis, dia merasa lega bahwa meski istrinya dibuang di keluarganya, Tetapi istrinya selalu disambut baik di keluarga Sanjaya.
Bahkan dia menyadari bahwa selama Kimberly bergabung dengan keluarga mereka, kasih sayang keluarganya pada Kimberly jauh lebih besar daripada yang ia terima.
"Jaga istrimu baik-baik, aku dengar sudah beberapa kali dia minum obat semenjak datang ke sini? Kalau situasinya terus berlanjut, kalian kembali saja ke luar negeri, ayahmu tidak akan bisa berkata apapun kalau ini mengenai kesehatan Kimberly!" tegas Sang nenek saat dia teringat ucapan asisten cucunya.
"Nenek dan Ibu tidak perlu khawatir, aku akan menjaganya melebihi diriku sendiri," kata Steven.