Aku menganggap mereka sebagai keluarga, mengorbankan seluruh hidup ku dan berusaha menjadi manusia yang mereka sukai, namun siapa sangka diam diam mereka menusukku dari belakang. Menjadikan ku sebagai alat untuk merebut kekuasaan.
Ini tentang balas dendam manusia yang tak pernah dianggap keberadaan nya. Membalaskan rasa sakit yang sebelumnya tak pernah dilihat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon laxiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perselingkuhan.
Hujan mulai turun dipermukaan bumi dengan deras, tanpa memedulikan manusia yang masih punya urusan di luar ruangan. Mendekati penghujung tahun, biasanya daerah tropis akan mengalami musim penghujan. Dimana hujan turun terus menerus tanpa merasa lelah, membasuh seluruh permukaan dengan air murni yang turun dari langit.
Kadang kala matahari enggan menampakkan cahayanya karena tertutup oleh awan yang berisi ribuan liter air. Mungkin untuk sejenak matahari beristirahat.
Gadis cantik dengan rambut yang digelung kebelakang tak menghentikan niatnya walau saat hujan sangat deras. Taksi yang ia pesan semuanya menolak, karena memang hujan sedang deras derasnya, dan akhirnya terpaksa ia menggunakan sepeda motor untuk berjalan kearah tujuan.
Malam itu suaminya ulang tahun, dan iya akan memberi kejutan padanya. Semuanya sudah siap, hanya kurang dekorasi balon saja. Gadis itu mulai mengenakan jas hujan serta helm, memberanikan diri membelah lautan air yang tengah turun gencar gencarnya.
Toko yang ia tuju tidak jauh, hanya sekitar setengah jam saja dari rumahnya. Ia berhasil membeli apa yang dibutuhkan. Tapi siapa sangka, karena derasnya hujan membuat jalanan licin, air hujan yang terus turun memburamkan pandangan nya. Perempuan itu lupa memakai alat bantu dengar pada telinga, hingga tidak bisa mendengar suara klakson dari mobil yang terus berbunyi.
Karena tidak mendengar akhirnya dia terserempet, motor nya jatuh terguling begit juga dengannya. Benturan yang cukup keras membuatnya tak sadarkan diri, beruntung dia memakai helm sehingga kepalanya masih bisa terlindungi.
*
*
Dua orang yang tengah memadu kasih ditengah derasnya hujan yang turun dari luar, menambah kesan eksotis. Suara desahan dan tubuh yang saling bergesekan menimbulkan suara yang yang siapa saja ketika mendengar nya akan dilanda syahwat yang luar biasa.
"Mas, kamu gak pulang? malam ini kamu ulang tahun, aku yakin pasti Mbak Rania lagi nunggu dirumah."
"Kamu gak usah mikirin cewek tuli itu."
"Kenapa gak dipikirin, dia kan istri kamu."
"Dia memang istriku, tapi dihatiku hanya ada kamu."
Perempuan tersebut tersenyum, kemudian ia mengecup mesra bibir lelaki yang ada dihadapannya.
*
Perempuan cantik yang tengah terbaring diatas ranjang rumah sakit itu bernama Rania. Semalaman dia berada di ranjang rumah sakit, perawat sudah berusaha menghubungi wali, namun sama sekali tidak ada yang tersambung.
Rania sadar dari pingsannya, ia berusaha bangkit tapi kepalanya terasa sangat berat dan pusing. Rania memaksakan diri, ia segera mencari tasnya untuk mengambil handphone dan memakai alat bantu dengar, terakhir kali dia tidak pakai malah berakhir kecelakaan.
Ia melihat jam dan ternyata sudah pukul tujuh pagi, gawat dia melewatkan ulang tahun suaminya.
Salah satu perawatan datang untuk memeriksa keadaan Rania.
"Sus apakah ada yang mencari saya?" Tanya Rania, dia semalaman tidak pulang pasti suaminya khawatir padanya.
"Tidak ada, kami juga sudah berusaha untuk menghubungi salah satu wali, namun tidak ada yang tersambung."
Rania kembali mengecek handphone nya, dan sama sekali tidak ada riwayat panggilan telepon ataupun pesan. Dia terdiam sejenak, apakah suaminya tidak khawatir padanya, padahal dia menghilang semalaman dan tak menghubungi nya.
Rania menggelengkan kepalanya, dia berfikir mungkin suaminya masih berada dikantor dan melakukan lembur, karena memang akhir akhir ini suaminya jarang sekali pulang dan hampir lembur setiap hari, termasuk hari minggu.
Suster telah melarang Rania untuk pulang, karena kondisi masih belum stabil, tapi perempuan itu bersikeras. Walau sedikit sempoyongan, Rania tetap pergi dari rumah sakit. Ia berusaha menghubungi suaminya, namun tak kunjung juga tersambung.
Diam diam Rania memasang aplikasi pelacak pada handphone suaminya, untuk mengetahui keberadaan beliau, karena suaminya sangat pendiam jarang sekali mengajaknya berbicara dan hanya Rania kadang yang terus menerus berbicara.
Rumah tangganya bersama Arya bisa dibilang baik baik saja, pernikahan mereka baru saja menginjak dua bulan. Dan selama itu Arya sama sekali tidak pernah menyentuhnya.
Pria itu sangat kaku, mengobrol dengannya saja harus inisiatif Rania yang mengajaknya. Mereka menikah karena saling mencintai itu yang Rania yakini saat ini.
Rania heran, mengapa lokasi dari handphone suami berada disalah satu hotel, dia tidak berpikir panjang mungkin pria tersebut sedang bertemu dengan klien, pantas saja dia tidak mencarinya.
Sebelum ke hotel Rania menyempatkan terlebih dahulu dirinya untuk membeli kue ulang tahun, niatnya dia akan memberikan kejutan kecil, karena semalam gagal.
Rania dengan percaya diri membawa kue tersebut, dia mulai menekan bel pada pintu kamar yang ditempati suaminya.
Suara bel yang terus menerus ditekan mengganggu dua manusia yang tengah nyenyak tertidur. Sang lelaki lantas terbangun dengan wajah khas bangun tidurnya. "Siapa sih pagi pagi, ganggu banget." Gerutunya.
Saat pintu terbuka, dia malah terkejut dengan apa yang dilihatnya saat ini, "Ra...nia" Ucap nya terbata.
"Suprise..." Ucap Rania dengan riang.
"Kamu kok, tahu saya disini?"
Tanpa menjawab Rania langsung masuk kedalam, tapi ia begitu terkejut melihat wanita yang tengah terbaring di ranjang.
Rania buru buru melihat siapa wanita itu, Arya yang mencoba menghentikannya tidak dapat mencegahnya.
Bagaikan petir menyambar disiang bolong, ia begitu terkejut saat mengetahui siapa perempuannya itu. Dia Diana, adik tirinya.
"Mas, kamu tidur dengan adikku sendiri." Ucap Rania tak percaya, air matanya sudah mulai jatuh dipermukaan pipi.
Diana yang mendengar suara ribut terusik dari tidurnya, ia membuka mata dan terkejut mendapati kakak tirinya berada disana.
Ia kemudian bangun, tak lupa menutupi tubuh polosnya dengan selimut. "Mbak, ini salah paham."
"Kamu bilang salah paham, lihat tubuh telanjang mu itu, masih bisa disebut salah paham."
Diana terdiam, dia tidak bisa menjawab ucapan kakanya. Sedangkan Arya dia hanya bisa terdiam, toh dirinya sudah tertangkap basah tidak perlu lagi penjelasan.
"Mari kita bercerai" Ucap Arya.
Rania tidak percaya dengan apa yang diucapkan suaminya, "Harusnya aku bilang itu, bukan kamu. Mari kita bercerai, aku akan menggugat mu dan akan aku pastikan semua harta gono gini jatuh pada tanganku, apalagi selama ini kamu tidak pernah sekalipun menyentuhku." Setelah mengucapkan hal tersebut Rania keluar dari kamar.
"Mas, kamu gila ya!, jika kamu bercerai dengan mbak Rania semua yang telah kita rencanakan akan sia sia." Ucap Diana
"Mau bagaimana lagi, kita sudah ketahuan."
"Cepat kejar dia, kamu harus minta maaf kalau perlu berlutut, Jagan kembali sebelum kamu mendapatkan maafnya."
"Bagaimana jika dia tidak mau memaafkan."
"Mbak Rania orang yang naif, melihatmu mengemis minta maaf dan ingin kembali dia pasti akan menerimanya. Kamu harus bilang menyesal, dan tadi hanya kesalahan semalam, dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Dengan begitu aku yakin dia akan kembali menerimamu."
Siapa sangka percakapan tersebut didengar oleh Rania, dia tidak benar benar pergi dari sana, berdiri di balik pintu dan mendengar semua yang mereka ucapkan.
BERSAMBUNG.....
Jangan lupa untuk like komen dan subscribe.