NovelToon NovelToon
MENIKAHI PEWARIS ARROGANT

MENIKAHI PEWARIS ARROGANT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Cinta setelah menikah / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa / Kontras Takdir / Office Romance
Popularitas:869.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

ZUA CLAIRE, seorang gadis biasa yang terlahir dari keluarga sederhana.

Suatu hari mamanya meninggal dan dia harus menerima bahwa hidupnya sebatang kara. Siapa yang menyangka kalau gadis itu tiba-tiba menjadi istri seorang pewaris dari keluarga Barasta.

Zua tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam semalam. Tapi menjadi istri Ganra Barasta? Bukannya senang, Zua malah ketakutan. Apalagi pria itu jelas-jelas tidak menyukainya dan menganggapnya sebagai musuh. Belum lagi harus menghadapi anak kedua dari keluarga Barasta yang terkenal kejam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 30 Minum milikku saja

Di dalam kamar, Zua masih duduk diam di tempat tidur. Jantungnya belum kembali normal setelah kejadian barusan. Menurutnya Ganra benar-benar adalah pria yang sulit di mengerti. Lelaki itu muncul begitu saja di kamarnya, bertindak seolah punya hak atas dirinya hanya karena sebuah mimpi. Dan yang paling membuatnya kesal lagi, pria itu pergi begitu saja setelah mengatakan hal-hal yang membuat pikirannya kacau.

Zua mengusap wajahnya, mencoba menenangkan diri. Tidak boleh terpancing. Ganra selalu seperti ini, mengganggu pikirannya dengan kata-kata yang ambigu, membuatnya bertanya-tanya apa sebenarnya yang pria itu inginkan darinya.

Setelah menarik napas panjang, ia akhirnya bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah mencuci muka dan mengikat rambutnya, Zua menatap pantulan dirinya di cermin. Wajahnya masih sedikit memerah, entah karena marah atau efek dari kedekatan Ganra barusan.

"Aku tidak boleh terpengaruh, kau harus tahu Zua, kalau pria itu selalu mempermainkanmu. Mungkin saja dia lagi berakting tadi, hanya untuk melihat sampai mana kau bisa dibodohi dan dia menikmatinya." katanya pada dirinya sendiri sambil menatapi kaca.

"Tapi ..."

Ganra tidak terlihat seperti sedang akting tadi. Laki-laki itu tampak serius. Zua merasa di lema.

"Ah sudahlah, aku tidak peduli lagi." katanya lagi sebelum akhirnya keluar dari kamar.

Di lantai bawah, Ganra duduk di meja makan bersama Dante dan Leon. Kedua pria itu tampak menikmati kopi mereka sambil berbincang. Sebenarnya Leon yang paling banyak berbincang dan Dante hanya menikmati dengan senyuman. Sementara Ganra sibuk mengaduk minumannya tanpa benar-benar meminumnya.

"Kau kenapa? Wajahmu terlihat murung." tanya Dante pelan, ia menatap Ganra sambil menyandarkan punggungnya ke kursinya.

Ganra meliriknya sekilas.

"Aku baik-baik saja."

Leon tertawa kecil.

"Kalau kau baik-baik saja, kenapa kopi itu belum kau minum sejak tadi?"

Ganra mendesah, akhirnya menyandarkan tubuhnya ke kursi.

"Aku hanya sedang berpikir."

Dante dan Leon saling berpandangan sebelum kembali menatap Ganra.

"Biarkan aku menebak," kata Leon sambil menyilangkan tangan.

"Pasti tentang calon istrimu, bukan?"

Ganra tidak menjawab, tapi tatapannya yang tajam sudah cukup menjadi jawaban.

Leon terkekeh.

"Aku tidak menyangka seorang Ganra bisa dibuat sekacau ini oleh seorang wanita muda yang dia benci di awal pertemuan mereka."

Ganra mengerutkan dahi.

"Aku tidak kacau."

Leon mengangkat alis.

"Benarkah? Kau masuk ke kamar Zua pagi-pagi buta hanya untuk melihatnya tidur, lalu sekarang kau duduk di sini dengan wajah seperti seseorang yang baru saja kehilangan arah. Kalau itu bukan kacau, apa namanya?" Leon memang sempat tidak sengaja melihat Ganra naik ke lantai dua dan masuk ke kamar tempat Zua tidur. Dia juga bingung kenapa Ganra masuk ke sana pagi-pagi buta, tetapi karena mereka akan segera menjadi pasangan suami istri, dia tidak ambil pusing Ganra  akan melakukan apapun pada Zua.

Ganra mendesah panjang.

"Aku hanya kesal," gumamnya.

"Kesal kenapa?" tanya Leon lagi.

Ganra terdiam sejenak, lalu menggeleng.

"Sudahlah, tidak penting." ia tahu mereka pasti menertawainya kalau dia cerita tentang mimpinya dan langsung melabrak Zua tidak salah apa-apa. Kesalahan Zua hanyalah muncul dalam mimpi buruk Ganra. Ganra bahkan menertawai dirinya sendiri.

Dante dan Leon saling berpandangan lagi, tapi memutuskan tidak mendesak lebih jauh, terutama Dante. Ada sesuatu yang aneh dalam hatinya tiap kali mereka membahas gadis itu.

Saat itulah Zua muncul dari tangga, mengenakan kaos dancelana panjang milik Ganra yang dia kenakan semalam. Ia sudah tidak ada baju ganti lagi, terpaksa dia masih memakai pakaian ini. Ia juga terlalu malu pinjam pakaian adiknya Lucky. Pakaian Ganra memang tampak lucu di badannya, tetapi dia merasa lebih leluasa mengenakan pakaian pria itu daripada orang lain yang tidak dia kenal. Rambutnya diikat kuda, memperlihatkan wajahnya yang masih terlihat sedikit kesal.

Ganra langsung menoleh ke arahnya, tapi Zua mengabaikan tatapannya dan langsung duduk di kursi kosong di antara mereka.

"Selamat pagi, Zua," sapa Leon dengan senyum ramah.

"Pagi," jawab Zua singkat,

"Ada roti, masih panas, makanlah. Kau mau dibikinin kopi juga?" kata Leon sambil menunjuk ke meja dan memberikan tawaran. Namun sebelum menjawab, Ganra sudah terlebih dahulu menyodorkan kopi miliknya yang belum ia sentuh dari tadi.

"Minum milikku saja, ini sudah tidak terlalu panas." katanya. Zua yang awalnya menolak, akhirnya mengambil kopi tersebut karena tidak enak pada Leon dan Dante. Dia tidak ingin berdebat dengan Ganra di depan mereka.

"Terimakasih." ucapnya. Sikap canggung keduanya tampak jelas di mata Dante dan Leon. Leon mengira mungkin mereka habis bertengkar.

Zua menyesap kopi yang diberikan oleh Ganra kemudian mengambil roti dari piring di tengah meja.

Ganra masih memperhatikannya, tapi Zua tetap menghindari kontak mata dengannya.

"Apa kita langsung pulang setelah sarapan?" tanya Zua kepada Leon, mengabaikan keberadaan Ganra sepenuhnya.

Leon melirik Ganra sebelum menjawab.

"Ya, kita akan berangkat setelah ini."

"Baguslah," gumam Zua sambil menggigit rotinya.

Ganra menghela napas, merasa tidak nyaman dengan cara Zua mengabaikannya. Ia tahu gadis itu masih kesal, tapi tidak menyangka Zua akan langsung mengabaikannya seperti ini. Tapi salah dia juga sih. Mimpi dia bawa-bawa ke dunia nyata.

Setelah sarapan selesai, mereka semua bersiap-siap untuk pulang. Lucky, Bunga dan yang lain juga sudah berkumpul di bawah. Suasana pagi sudah ramai.

Zua berjalan keluar lebih dulu, ingin menjauh dari Ganra sebisa mungkin. Namun, sebelum ia bisa masuk ke dalam mobil milik Ganra, pergelangan tangannya ditarik oleh seseorang. Ia menoleh dan mendapati Ganra menatapnya dengan ekspresi serius.

"Kita perlu bicara," katanya.

Zua menepis tangannya.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan," katanya pelan.

Ganra menatapnya tajam.

"Aku tahu kau kesal. Tapi aku tidak akan membiarkanmu menghindar dariku begitu saja."

Zua mendengus.

"Aku tidak menghindar. Aku hanya tidak ingin membuang waktuku untuk hal yang tidak penting."

Ganra tersenyum miring.

"Kalau begitu, biarkan aku membuatnya menjadi penting."

Zua mengerutkan kening, tapi sebelum ia bisa berkata apa-apa, Ganra sudah menariknya lebih dekat dan berbisik di telinganya,

"Kau bisa mencoba menghindar dariku, Claire. Tapi kau tahu, pada akhirnya kau tetap akan menjadi istriku."

Zua terdiam, jantungnya kembali berdebar keras.

Sial. Pria ini benar-benar tidak ada obatnya.

"Heh Zua!"

Lalu teriakan Narin membuat Zua dan Ganra sama-sama menoleh ke belakang. Ganra menatap tajam gadis itu. Ia tidak suka karena Narin memanggil Zua dengan nada kasar.

"Jangan lagi memanggil namanya dengan kasar, Narin." peringat Ganra.

Narin terdiam. Kakak yang paling dia sukai di antara kakak-kakaknya yang lain, sekarang berubah jadi sangat menyebalkan.

"Mama telpon. Katanya baju pengantin Zua sudah ada, dia di suruh ke butik sama mama buat cobain gaunnya." ucap Narin, nadanya jadi lebih rendah. Takut juga dia sama Ganra.

"Aku akan mengantarmu ke sana nanti." ucap Ganra menatap Zua. Zua hanya menghela nafas.

"Terserah."

1
Mas Ita
aku sudah sering baca karya author pasti ada bbrp adegan sprti ini, dan akhirnya q lewati aja bab nya gak ku baca maaf ya author sebenarnya aku suka banget karyamu tapi kalau adegannya sprti terlalu sadis buatku 😁
Abz
lnjut
Nanik Arifin
bunga, kau yg menjerumuskan dirinmu sendiri, jangan salahkan orang lain.
lucky mungkin biadab, tapi dia melakukan itu bukan dg sembarang orang. yakin klo pilih istri, jauh dr kriteria wanita ambisius tak terkendali layaknya bunga
bunga jual, lucky beli. simbiosis mutualisme yg salah jalan 😬
Septi Lahat
nungguin kapan kira2 bunga n lucky nih dpet balasan tuk semua perbuatan buruk mrk ya🤨🤨🤨
Hanima
oo
memei
bunga bangkai semakin menghancurkan dirinya sendiri ,tapi nyalahin orang lain atas tindakan bodohnya
Agustin Indah Setiyaningsih
Lanjutkan Bunga,demi sebuah ambisi dan perasaan yg tersakiti 😂😂 tapi ada lho manusia model gini.
Demi uang dan ketenaran rela menjual diri.
Bunga² kok ndk ada sadarnya,dia yg salah..dia juga yg merasa tersakiti dan nyalahin orang lain.
muak kalau punya teman model ginian.
Budiman
sebenarnya gk mau baca ni novel karna adegan seksual nya kek nya kasar banget 😭😭😭😭,,, ya Alloh ampuni la dosa dosa kami yg kurang bersyukur atas nikmat Mu😭😭
wiemay
nekat sekali bunga
partini
ini kaya kejadian nyata di eropa tapi lupa negara mana ,suami suka bnggt lihat istri di gilir di rekam lagi ,tapi istri di kasih obat
Alhamdulillah suami dah di penjara ,,
yuning
kenapa seorang Ganra berteman dengan lucky ? apa Ganra tau tentang lucky?ah tapi gak pa sih, kita berteman dengan siapa saja.
video bunga bangkai nanti bisa buat senjata kalau dia macam macam sama Ganra dan zua
Esti Wulan
bunga2... dasar edan😁
mbok Darmi
ngga sadar bunga sdh terkena penyakit kelamin mungkin hiv demi ambistdan keinginan nya membuat zua menderita justru menghancurkan dirinya sendiri
ardiana dili
lanjut
Fitri Yani
bunga bunga km manusia yg menyedihkan, cuma amarah yg km gedein
Dian Rahmawati
gila si bunga , karna ambisi
Eka Bundanedinar
gila kamu setuju demi uang dab dendam... stlh ini kamu rusak g bisa dpt uang dpt pnyakitnya
Opi Sofiyanti
sumpah kak dr smua karya kakak, cm part bunga ama lucky ini yg kurang aku sk.... menurut ku trl sadis... mknya kl pas part ada mrk nya aku sk cpt in bc nya.... maaf y....
Opi Sofiyanti: bunga udh mulai ada gejala y....
partini: emang ini sadis tapi kaya gini itu ada loh di indo ,si wanita kena penyakit kelamin dah meninggal jg,,ada buruknya ada bagusnya biar cuma novel bisa jadi pelajaran hidup
total 6 replies
Budiman
uda digilir,, uda ancur,, tetep gk berguna kan bunga,,,
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽ♋Ꮶ͢ᮉ᳟
aq haraf kalian tetap waspada pada bunga tolong jaga zua dgn baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!