Berawal dari kesalahan yang Faiz Narendra lakukan di masa lalu, membuat hidup Keluarga Narendra terancam bahaya.
Berbagai teror, dan rentetan penyerangan dilakukan secara diam-diam, oleh pelaku misterius yang menaruh dendam kepadanya.
Namun bukan hanya pelaku misterius yang berusaha menghancurkan Keluarga Narendra.
Konflik perebutan pewaris keluarga, yang dilakukan oleh putra sulungnya, Devan Faiz Narendra, yang ingin menjadikan dia satu-satunya pewaris, meski ia harus membunuh Elvano Faiz Narendra, adik kandungnya sendiri.
Sedangkan Elvano yang mulai diam-diam menyelidiki siapa orang yang meneror keluarganya. Tidak sengaja dipertemukan, dengan gadis cantik bernama, Clarisa Zahra Amanda yang berasal dari keluarga sederhana, dan kurang kasih sayang dari ayahnya selama hidupnya.
Ayah Clarisa, Ferdi tidak pernah menyukai Clarisa sejak kecil, hanya karena Clarisa terlahir sebagai anak perempuan. Ferdi lebih menginginkan bayi laki-laki untuk meneruskan keturunannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laksamana_Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Operasi ayah Keysha berjalan lancar, dan kini sudah dipindahkan ke ruang ICU untuk diobservasi lebih lanjut.
Rini duduk di kursi di sudut ruang tunggu ICU dengan perasaan cemas. Sementara Keysha duduk di sebelahnya, tangannya gemetar dan matanya terus-menerus memandang pintu ruang ICU, menunggu kabar dari dokter.
"Key, sabar ya. Kamu tenang aja, ayah mu pasti akan sembuh," ucap Rini mencoba menenangkan Keysha dengan kata-kata yang hangat.
Ia mencoba bertindak kuat meski sebenarnya hatinya juga hancur, melihat kondisi suaminya yang sedang terbaring lemah.
Tetapi ia harus tetap tenang, demi Keysha yang masih membutuhkan keberadaannya di saat-saat seperti ini.
Keysha mengangguk pelan, tetapi ekspresinya masih terlihat gelisah." Aku takut bun. Aku takut kehilangan ayah," gumamnya pelan.
Rini mengusap lembut punggung Keysha. "Jangan khawatir, ayah pasti akan segera sembuh. Dokter bilang operasinya sukseskan?"
Keysha mengangguk, tetapi pandangannya masih terpaku pada pintu ruang ICU. Hingga beberapa saat kemudian, seorang dokter keluar dan mereka berdua langsung bangkit dari tempat duduk mereka.
"Dokter, bagaimana kabar ayah saya?" tanya Keysha gugup. Dokter itu tersenyum ramah.
"Secara keseluruhan, semuanya berjalan baik. Tapi kami akan terus memonitor kondisinya di ruang ICU untuk beberapa hari ke depan." ucapnya membuat Keysha dan Rini tersenyum lega mendengar kabar baik tersebut.
"Terima kasih dokter, terima kasih" ucap Rini merasa bersyukur.
Dokter membalasnya dengan tersenyum. "Kalau gitu saya permisi dulu" ucapnya pamit meninggalkan mereka.
"Alhamdulillah, Key. Ayah pasti akan sembuh," ucap Rini terharu sambil memeluk Keysha erat.
"Iya bunda" balas Keysha tersenyum.
Namun perlahan senyum Keysha memudar, ada perasaan tidak nyaman yang sedang ia rasakan.
"Bunda, Keysha mau ijin bentar ya" pamit Keysha.
"Kamu mau kemana?" tanya Rini.
"Sudah, bunda tenang saja. Keysha cuma sebentar kok" balas Keysha tersenyum manis
"Ya sudah, hati-hati" ucap Rini dan di balas anggukan Keysha.
*********************
"Aku kasih uang 500 juta sekarang juga, dan lepaskan tangan kotormu dari tangan Clarisa " ucap seseorang dengan suara dingin, membuat semua orang menoleh
"Bayu!" ucap Clarisa terkejut melihat Bayu yang datang, dan berdiri di depan pintu
Bayu berjalan mendekati mereka dan menatap tajam Ferdi, "Saya kasih uang 500 juta sekarang juga, dan lepaskan tangan kotormu dari tangan Clarisa," ucap Bayu dengan suara dingin membuat Clarisa terkejut mendegar perkataan Bayu
Ferdi tersenyum sinis dan melepaskan cengkramannya dari tangan Clarisa. "500 juta? Apa kamu yakin mau memberiku uang segitu banyak demi gadis ini?" ucap Ferdi sambil tertawa kecil.
Bayu menatap Ferdi dengan dingin, "Saya tidak pernah ragu, uang bukanlah masalah bagi saya, asalkan anda melepaskan Clarisa sekarang juga" ucap Bayu dengan tegas.
Ferdi terkekeh, "Kamu berani mengancamku?" tanyanya sambil menatap tajam Bayu
"Hmm, saya bisa melakukan lebih dari ini jika saya mau," ucap Bayu dengan suara dingin.
Ferdi hanya tertawa mengejek, "Hahaha, beruntung sekali kamu Clarisa, bisa selamat kali ini. Kalau enggak, udah aku bikin puas kamu di ranjang."
Mendengar itu Bayu semakin marah, ia mengepalkan kasar kedua tangannya, membuat Ferdi tersenyum licik, "Tapi ayah jadi bingung ni, kenapa kamu rela memberi aku uang secara percuma demi Clarisa?"
"Atau jangan-jangan kamu suka ya ma anak saya. Atau kalian udah pacaran, wih udah kamu goyang berapa kali tuh anak om, hahaha!" ejek Ferdi dengan nada meremehkan.
Clarisa yang diam saja di samping Bayu mulai merasa tidak nyaman, dan tersulut emosi dengan ucapan-ucapan kasar Ferdi. Ia tak mengerti mengapa ayahnya bisa berpikir seperti itu tentang anaknya sendiri.
"Pinter juga kamu nak, cari ATM berjalan. Pasti hidupmu enak banget, kerjaannya cuma ngakang tiap hari" lanjut Ferdi merendahkan Clarisa.
"Oke, kalau gitu kirim uangnya secepat mungkin, kata Ferdi yang ingin beranjak pergi.
Namun sebelum Ferdi pergi, Bayu dengan cepat menarik bahu Ferdi, dan memukulnya dengan keras, hingga membuatnya terjatuh ke lantai.
Bruak
"Argh" rintih Ferdi kesakitan, sementara Clarisa dan Wulan terkejut melihat Bayu yang tidak seperti biasanya.
gak bisa berkata kata banyak