Mawar Ni Utami gadis yatim piatu yang dua kali dipecat sebagai buruh. Dia yang hidup dalam kekurangan bersama Nenek nya yang sakit sakitan membuat semakin terpuruk keadaannya.
Namun suatu hari dia mendapatkan sebuah buku kuno dan dari buku itu dia mendapat petunjuk untuk bisa mengubah nasibnya..
Bagaimana kisah Mawar Ni? yukkk guys kita ikuti kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 17.
Ketiga laki laki itu pun melangkah mendekati Mawar Ni, sedangkan yang satu orang masih terkapar di tanah.. berusaha untuk bangun..
Mawar Ni masih berdiri tegak dengan kedua kakinya memasang jurus kuda kuda.. siap siap untuk menerima serangan dari ke empat laki laki itu.. satu tangan kiri masih memegang karung dan tangan kanan terangkat memegang golok warisan Kakek.
“Ayo.. maju.. aku tidak takut kalian keroyok!” ucap Mawar Ni dengan mantap karena melihat satu orang yang ditendangnya tadi tampak bukan lawan tangguh. Dia juga ingat pesan Pak Kyai yang dulu mengajari ilmu bela diri, harus berani namun tetap memakai perhitungan dan harus memohon pertolongan dari Allah.
“Kurang ajar berani menantang dia!” ucap salah satu laki laki itu yang terbakar emosinya.. Dia pun cepat cepat mengulurkan tangannya akan memukul kepala Mawar Ni dari samping kiri.
Namun dengan sigap Mawar Ni menghindar dan malah laki laki yang sudah siap mengeluarkan tenaga nya itu hanya menghantam udara hingga dia sendiri malah terjungkal di tanah..
Perkelahian pun terus terjadi, hingga pada akhirnya Mawar Ni pun menggunakan golok untuk mengusir laki laki yang masih terus menyerangnya..
“Aduh... aduhhhh...” teriak dua laki laki yang dipukul Mawar Ni dengan golok warisan dengan sangat kuat. Dua laki laki itu pun memegang kedua kepalanya yang terasa pusing bukan kepalang. Dua laki laki lainnya yang sudah babak belur karena tendangan kaki Mawar Ni sudah terkapar.
“Aku tidak menggunakan golok ini untuk membunuh kalian meskipun itu bisa saja aku lakukan! Ingat jangan lagi mengganggu aku! Kalau mau madu sana cari sendiri!” teriak Mawar Ni yang memang tidak ingin golok warisan itu dikotori oleh darah manusia, tidak ingin membunuh orang karena pasti akan berurusan dengan hukum meskipun untuk melindungi diri namun tetap saja banyak kejadian yang justru masuk bui.
Mawar Ni pun terus melangkah mendekati sepeda nya, dia membuka kunci sepada dan menaruh karung di boncengan. Dia menuntun dengan cepat sepeda nya menjauh dari tempat itu.. karena masih waspada jika keempat laki laki yang sudah terkapar itu masih akan merebut karung sarang madu nya..
Setelah agak menjauh dari tempat tadi, Mawar Ni mengikat karung dan golok dengan kuat kuat, lalu dia pun menaiki lagi sepeda nya dan mengayuh sepeda itu dengan kencang..
Beberapa menit kemudian sepeda Mawar Ni membelok dan memasuki jalan aspal jalan desa yang agak ramai dan sesaat kemudian terdengar suara laki laki yang memanggil manggil nama nya..
“Ni!”
“Ni!”
Teriak dua laki laki dari arah belakang sepeda Mawar Ni agak jauh..
Mawar Ni yang sudah mengenal suara itu pun memperlambat laju sepedanya, dan dia menoleh ke arah belakang..
“Rian dan Dito dari mana dia?” gumam Mawar Ni dan semakin pelan dalam mengayuh sepeda nya, dia pun ingin tahu kabar dua temannya itu karena sama sama di PHK dan mereka berdua juga berurusan dengan satpam dan polisi karena sudah membuat kegaduhan di ruang pertemuan..
“Ni, dari mana kamu? Bawa apa kamu? Habis ngarit cari rumput?” tanya Rian yang sudah mengayuh sepeda di samping sepeda Mawar Ni.
“Ni, baju kamu kok kotor banget? Capil kamu juga rusak, kamu dari mana? Habis jatuh ya?” tanya Dito yang mengayuh sepeda di belakang sepeda Mawar Ni..
“Kalian sendiri dari mana? Dan bagaimana kabar kalian? Tidak kena sanksi?” tanya Mawar Ni yang belum menjawab pertanyaan kedua teman nya.
“Dari cari pekerjaan Ni, memang agak susah sih, aku dan Dito juga terkena sanksi surat kelakuan baik dari kepolisian belum keluar sebelum empat bulan ke depan. Kalau selama empat bulan tidak melakukan kegaduhan atau tindak kriminal baru kepolisian mau mengeluarkan surat kelakuan baik.” Ucap Rian tampak sedih dan kecewa karena emosinya berujung kesulitan mendapat surat keterangan berkelakuan baik.
Dan tiba tiba Mawar Ni mendapat ide, dia pun menoleh ke arah Rian..
“Kalian mau tidak bekerja sama dengan aku?” tanya Mawar Ni agak keras agar Dito yang di belakang juga mendengar.
“Kerja sama apa? Jualan roti?” tanya Rian yang baru tahu jika Mawar Ni usaha membuat roti, belum up date kabar terkini Mawar Ni yang sudah jualan madu bahkan akan ternak lebah madu.
“Bukan, kalau mau ayo aku jelaskan di rumah saja.” Ucap Mawar Ni lalu mempercepat laju sepeda nya..
“Okelah.. dari pada menganggur sambil menunggu surat keterangan berkelakuan baik keluar Ni.” Ucap Rian.. Dan mereka bertiga pun mengayuh sepeda lebih kencang agar cepat sampai di rumah Mawar Ni.
Beberapa menit kemudian mereka bertiga sudah sampai di rumah Mawar Ni.. nenek yang membuka pintu rumah tampak kaget, melihat baju kotor Mawar Ni, topi anyaman bambu rusak dan Mawar Ni diantar oleh dua laki laki..
“Ni, ada apa? Apa kamu jatuh?” tanya Nenek sambil mengamati Mawar Ni dan sepeda Mawar Ni..
“Tidak Nek, Cuma tadi di hutan ada yang menghadang, terus aku ketemu Rian dan Dito, aku mau menawari mereka bekerja sama, biar aku ada teman juga kalau pergi ke hutan. “ ucap Mawar Ni sambil menatap Nenek lalu rian dan Dito yang sudah turun dari sepeda nya..
“Ooo iya iya, ayo masuk aku buat kan minum an kalian..”
“Apa ini Ni?” tanya Rian dan Dito saat melihat Mawar Ni sangat hati hati mengangkat karung dari boncengan sepeda nya.
“Ini sarang madu hutan, aku berharap madu di dalam nya tidak meleleh ke karung. Tadi orang orang akan merebut karung ini.” Ucap Mawar Ni..
“Kalau kamu mau kamu bantu aku pergi ke hutan dan membuat kotak tempat sarang lebah nanti kita ternak lebah madu di kebun rumah.” Ucap Mawar Ni lalu dia melangkah masuk sambil membawa karung itu.
Rian dan Dito pun saling pandang dan sorot mata kedua nya berbinar binar tampak ada harapan mendapatkan pekerjaan dan penghasilan..
“Okey okey Ni, aku mau, aku dengar harga madu asli mahal.” Ucap Rian dan Dito pun juga setuju.. mereka berdua yang sudah sangat penasaran dengan isi di dalam karung cepat cepat melangkah mengikuti Mawar Ni.
Sementara itu ke empat laki laki suruhan Irawan setelah tubuh mereka sudah agak baikan, mereka bangkit berdiri dengan pelan pelan..
“Gila perempuan tadi sangat kuat, macam ada jin yang merasuki tubuhnya.” Ucap salah satu dari mereka..
“Hust, jangan omong jin di hutan, bahaya. Mungkin saja karena dia sudah terbiasa kerja berat dan kasar jadi tenaga nya sangat kuat. Ayo kita sekarang masuk ke dalam hutan kita cari madu pesanan juragan muda.” Ucap laki laki lainnya lalu dia yang paling depan melangkah masuk ke hutan lewat jalan setapak.