Andina tidak menyangka, dia harus jadi pengasuh seorang bayi tampan anak dari majikan ayahnya.
Ya, orangtua si bayi tersebut sibuk dengan karirnya. Khususnya Vita sebagai mami nya nggak mau berhenti bekerja. Arya suaminya, sudah terlalu sering meminta untuk berhenti bekerja. Dan riak pertengkaran dimulai.
Nggak mau memakai jasa baby sitter karena takut dengan banyaknya berita di tv soal kasus penganiayan terhadap anak yang diasuhnya bahkan ada juga sampai dibunuh, kan jadi ngeri.
Alhasil, oma dan onty nya baby Athaya yang dibuat repot setiap hari harus mengasuh Athaya anaknya Arya. Sebulan dua bulan masih oke...tapi lama lama kewalahan juga karena Athaya setelah bisa berjalan makin aktif.
Hingga secara spontan ayahnya Andina yang bekerja sebagai sopir Arya, menawarkan Andina untuk mengasuh baby Athaya.
Penasaran selanjutnya bagaimana ? Yuk ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1. Berhentilah Bekerja
Pagi yang dingin karena hujan yang terus mengguyur sepanjang malam sampai pagi ini. Tapi tidak untuk sepasang suami istri yang telah selesai saling menghangatkan badan dengan olahraga pagi yang mereka ciptakan. Tampak butir - butir peluh berembun dikening keduanya.
" Sayang, baby Athaya sedang aktif-aktifnya sekarang. Dia lagi aktif berjalan dan berbicara lho." cerita Arya pada istrinya sambil tak lepas memeluk tubuhnya dibalik selimut.
"Oh ya, wah nggak terasa ya udah cepat besar dia...padahal aku merasa baru kemarin lahirin dia." ujar Vita , sambil tetap menyandarkan kepala didada suaminya.
"Makanya, kamu jangan sibuk terus kerja dong...sampe sampe terlewat tumbuh kembang anak kan. Sayang, kapan kamu berhenti kerja hmmm ? Biar aku aja yang kerja toh nafkah itu kewajiban aku sebagai kepala keluarga. Aku masih mampu mencukupi kebutuhan kalian," Arya mencoba membujuk istrinya dengan intonasi yang lembut.
" Aku percaya dengan tanggung jawabmu mas. Tapi please aku belum mau berhenti kerja, karirku sedang menanjak mas...jabataanku baru aja naik, nggak enak lah sama bos. Suatu saat, aku akan berhenti kok." ujar Vita sambil mengecup pipi kanan suaminya lalu beringsut turun menuju kamar mandi.
Arya hanya bisa menghela nafas berat, setiap membahas soal ini selalu saja akhirnya tak ada sepakat. Bukannya Arya tidak mau bersikap tegas sebagai suami, tetapi dia sudah berjanji sebelum menikah saat Vita meminta untuk tidak melarangnya berkarir meskipun nantinya mereka punya anak. Ya, Arya menjanjikan itu atas dasar cinta dan sayangnya pada Vita tanpa mengolah fikiran, tanpa berfikir panjang. Masa depan pasti akan baik baik saja fikirnya.
Ceklek, suara pintu kamar mandi terbuka membuyarkan lamunan Arya. Istrinya baru keluar dengan handuk melilit tubuhnya, tampak segar dan menggoda dengan tetesan air yang jatuh dari rambut basahnya yang terbungkus handuk.
" Mas, cepetan mandi gih...keburu telat ke kantornya."
" Aku santai ke kantornya kok, bos mah bebas. Aku mau ke rumah mama dulu jemput Athaya. " Arya berkata sambil berjalan menuju kamar mandi melewati istrinya yang sedang memilih baju, tak lupa ia gigit gemas bahu mulus istrinya sehingga tercipta stempel kepemilikan.
Vita hanya bisa mendengus kesal dengan kelakuan suaminya itu. Ia bergegas memakai baju dan merias wajahnya, tak lupa menyiapkan pakaian untuk suaminya.
" Mas, aku tunggu dibawah ya siapin makan dulu." teriak Vita ke arah kamar mandi. "
" Ya, sayang," teriak Arya.
Vita segera turun ke bawah menuju ruang makan yang aksesnya dengan dapur tersekat mini bar. Rumahnya 2 lantai bercat putih mutiara bergaya minimalis modern, cukup besar dan elegan. Ada taman kecil dibagian samping depan rumahnya, berdampingan dengan teras yang cukup lebar.
" Bi, nasi gorengnya sudah siap ? tanya Vita kepada bi Idah sambil berjalan menuju dapur.
"Sudah beres neng, bibi siapin ke di meja makan ya neng."
" Ya bi, taroh dimeja aja. Saya mau buat teh dulu buat mas Arya."
Tak berselang lama Arya pun turun dan bergegas menuju meja makan. Jam menunjukkan pukul 7.30 WIB, mereka makan dengan cepat tanpa obrolan karena waktu yang mepet Vita harus masuk kantor jam 8.
" Sayang, aku berangkat sekarang. Assalamualaikum..." Selesai makan Vita buru-buru cium tangan suaminya lalu berjalan tergesa gesa ke arah depan.
" Hati-hati sayang....jangan ngebut." teriak Arya yang masih duduk di meja makan.
Druummmm...mobil Civic merah yang dikendarai Vita pun melaju keluar gerbang. Menyusuri jalan perumahan, menuju jalan raya.
****
Hai semua, kenalin aku penulis amatir yang sedang mencoba menulis sebuah cerita, dan inilah novel pertamaku.
Silahkan tinggalkan jejak Like, komen, Vote.
Terima kasih
Sempat baca ..sukses selalu ya teh sehat & semakin banyak karya” mu yang masuk rangking 🤲