Mawar seorang wanita yang bekerja di sebuah bar, tanpa sengaja menemukan seorang anak laki-laki yang membuatnya terikat dalam sebuah pernikahan dengan pria dingin namun hangat.
Di dalam pernikahan itu, harus banyak tugas yang mawar jalankan. Tapi akankah pernikahan itu berjalan sesuai dengan kesepakatan awal, atau berbelok ke arah lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Arga mengendarai mobilnya memasuki gerbang rumah, ia melihat beberapa pelayan tengah berada di luar dengan wajah yang sedikit cemas dan bingung. Arga keluar dari dalam mobil dan segera masuk ke dalam rumah.
Mata Arga menatap sosok Alysa yang berdiri di atas kursi yang berada di luar rumah, wajah wanita itu nampak menunjukkan rasa kesal dan marah yang luar biasa. Tapi Arga sama sekali tidak peduli dan memilih untuk segera masuk, pandanganya kembali tertuju pada asisten Morgan yang tiba-tiba mendekat ke arahnya.
"Tuan muda, Tuan Morgan ingin bertemu dengan anda." Ucapnya dengan nada sedikit panik.
Arga menyipitkan matanya heran, tidak biasanya pria itu ingin meminta bertemu dengannya. "Apa yang ia inginkan bicarakan?" Tanya Arga dengan mata yang menatap tajam asisten ayahnya.
Pria itu hanya diam, dan kembali meminta Arga untuk segera menemui Morgan. Arga berjalan ke kamar Morgan, ia langsung membuka pintu dan segera masuk. Arga melihat sosok Morgan yang berada di kursi roda, di depannya ada Ayu yang sedang menangis dan memeluk kaki Morgan.
"Ada apa?" Tanya Arga seraya masuk, ia menyipitkan matanya saat melihat pemandangan di depannya.
Morgan melihat ke arah Arga, ia menatap penuh amarah pada putranya. "Lihat apa yang nenek mu lakukan pada istri ku, dia menghina Ayu dan membuat istri ku menangis seperti ini." Jelas Morgan kesal, ia melampiaskan kekesalannya pada Arga.
Arga hanya diam dan tidak merespon, ia melihat Morgan mengelus-elus rambut Ayu dan menenangkan wanita itu dengan sangat lembut membuat tangan Arga sedikit mengepal.
"Apa yang dilakukan oleh Nenek tidak ada salahnya, lagi pula itu sudah resiko bukan?" Tanya Arga seraya duduk di atas sebuah kursi yang berada tak jauh darinya.
Mata Morgan memicing saat mendengar hal itu, "Kau gila? Kau malah membenarkan perbuatan wanita tua itu, dia menghina ibumu." Jelas Morgan dengan nada tegas, membuat Arga tersenyum mengejek.
"Apa aku harus memperjelas lagi? Dia bukan ibuku." Jelas Arga membuat Morgan sedikit tersentak.
"Meski dia bukan ibu kandung mu, tapi mau bagaimana pun dia adalah istri ku dan itu berarti dia adalah ibumu." Jelas Morgan dengan tegas.
Arga tersenyum tipis, Morgan tahu jika Arga adalah orang yang tidak bisa melawan perintahnya. Dia adalah anak yang penurut dan selalu mendengarkan kata-kata Morgan.
"Jadi apa yang kau inginkan?" Tanya Arga.
Morgan tersenyum penuh kenangan, ia tidak bisa melawan Rosalina secara langsung jadi ia ingin Arga yang turun tangan untuk membalaskan penghinaan Ayu untuknya dan ia tidak perlu mengotori tangannya untuk berdebat dengan Rosalina.
"Buat Rosalina meminta maaf pada Ayu." Jelas Morgan.
Arga tersenyum tipis, ia lalu berjalan ke arah Morgan. Arga lalu menarik rambut Ayu dan menyeret wanita itu menjauh dari Morgan, apa yang dilakukan oleh Arga membuat Morgan terkejut.
"Apa yang kau lakukan, lepaskan istri ku." Teriak Morgan dengan keras.
Arga pun menghentikan langkahnya, "Lepaskan aku, Mas..." Ayu merengek dan menangis saat Arga melakukan hal itu kepadanya.
"Arga!" Teriak Morgan.
Arga tersenyum tipis, ia lalu melepaskan cengkraman tangan di rambut Ayu. Ayu segera berlari ke arah Morgan dan memeluk pria itu dengan rasa takut.
"Bukankah itu sudah wajar, wanita yang naik ke atas ranjang majikannya sendiri. Meski majikan wanitanya sudah memperlakukannya dengan baik, tapi ia malah berbalik dan mengkhianati nya dan merebut suami majikannya sendiri." Ucap Arga dengan tatapan dingin.
Ayu terdiam dan hanya bisa menangis, Morgan yang mendengar hal itu hanya bisa diam dan bingung. "Itu semua hanya masa lalu, kenapa kau bersikap seperti Rosalina yang mengungkit hal seperti itu." Ucap Morgan kesal.
"Lalu majikannya langsung melakukan bunuh diri yang membuat kedua anaknya kehilangan sosok seorang ibu." Sambung Arga yang membuat Morgan tidak bisa berkata-kata.
"Aku tahu aku salah... Aku sudah meminta maaf." Ucap Ayu dengan mata yang berkaca-kaca.
Arga hanya menatap dingin sosok Ayu, ia sama sekali tidak menanggapi ucapan wanita itu. "Kau ingin aku memperlakukannya dengan baik, apa kau pikir aku tidak memperlakukannya dengan baik? Membiarkannya tinggal di sini dan berbuat sesuka hati pun adalah bentuk kebaikan hati ku. Jika kau tidak terima dengan penghinaan dan makian yang dilakukan oleh Rosalina, maka kau bisa pergi dari rumah ini." Jelas Arga dengan tatapan dingin.
Ayu langsung menggelengkan kepalanya, "Aku ingin tetap di sini dan menjaga ayahmu." Jelas Ayu.
Arga tersenyum tipis, "Jika kau sangat mencintai ayah ku, kalian bisa pergi berdua dari rumah ini." Jelas Arga.
Ayu terdiam sejenak saat mendengar hal itu, ia menatap ke arah Morgan nampak marah dan kesal saat mendengar penghinaan yang dilakukan oleh Arga kepada Ayu.
"Kenapa kau tidak berani, jika kau masih menginginkan uang. Sebaiknya kau telan bulat-bulat harga dirimu itu, dan bersikap layaknya seorang pelayan." Jelas Arga dengan tatapan mengejek.
Ayu hanya bisa diam dengan tubuh yang gemetar penuh amarah, Arga yang melihat ke bungkaman kedua orang di depannya langsung pergi dari kamar Morgan.
Arga berjalan ke kamarnya, ia melihat Mawar nampak memainkan handphonenya seraya berbaring di atas ranjang.
"Bagaimana tadi?" Tanya Arga seraya duduk di atas sofa yang ada di dalam kamar.
Mawar nampak tersenyum tipis, ia langsung menceritakan semuanya kepada Arga bahkan secara detail.
Arga hanya diam dan tidak menjawab, ia sebenarnya sudah tahu akan hal itu karena pelayan rumah sudah menceritakan kepadanya apa yang terjadi pada Ayu.
"Dimana Rangga?" Tanya Arga karena tidak melihat keberadaan Rangga.
"Dia bersama dengan Oma Rosalina." Jawab Mawar, hari ini ia sama sekali tidak memiliki kegiatan apapun karena Rangga sering menghabiskan waktu bersama dengan Rosalina.
"Besok kita akan liburan ke villa." Jelas Arga.
"Sungguh, apa ke Villa yang kemarin?" Tanya Mawar penasaran.
"Bukan, ke villa yang ada di pinggiran pantai. Keluarga ku memiliki pulau pribadi dan sebuah villa." Jelas Arga.
Mendengar hal itu mata Mawar langsung berbinar-binar, ia tidak pernah pergi ke luar pulau dan menikmati pantai.
"Jadi nanti saat ke sana kita naik apa?" Tanya Mawar penasaran dengan senyuman di wajahnya, ia akui menikah kontrak dengan Arga seperti memenangkan jackpot yang membuat hidupnya menjadi lebih senang.
"Dari sini kita naik pesawat, lalu naik kapal menuju pulau." Jelas Arga seraya melepaskan satu kancing bajunya.
Mawar berbaring dengan mata yang berbinar-binar, ia lalu bangkit dan berjalan ke arah lemari.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Arga heran.
"Tentu saja menyiapkan pakaian untuk di pantai, aku tidak mungkin tidak menyiapkan pakaian." Jelas Mawar dengan senang, ia membuka lemari dan mencari pakaian yang cocok.
"Tidak perlu menyiapkan, aku sudah menyiapkan pakaian untuk nanti di sana." Jelas Arga seraya menyalakan sebatang rokok miliknya dan berjalan ke arah balkon.
"Sungguh?" Tanya Mawar tak percaya.
Arga menghirup rokok miliknya, "Apa kau pikir aku seorang pembohong?" Tanya Arga seraya melirik ke arah Mawar.
Mawar tersenyum puas, "Yah.. Yah.. Kau bukan seorang pembohong. Hore.. Pantaiii." Teriak Mawar senang, Arga tersenyum tipis saat melihat tingkah laku Mawar.
Lagian gimana Rosalina ga ngamuk, baru juga 8 hari Morgan ditinggal istrinya kok udah minta nikah lagi.