Ku Jadikan Sepupuku Sebagai Maduku

Manda bangkit, untuk mengambilkan baju Digo di lemari. Tadi sebelum ke rumah sakit, mereka berdua memang ke mall belanja beberapa baju untuk mereka berdua. Karena mereka memang tidak membawa baju, sedangkan di kamar hotelnya hanya ada gaun malam. Masa Manda keluar memakai gaun malam, mana mungkin Digo membiarkannya. Tentu saja, Digo maunya Manda memakai gaun malam itu hanya di depannya bukan di depan orang lain.

"Makasih sayang," kata Digo sambil menerima baju yang sudah Manda pilihkan dan ambilkan untuknya.

"Sama-sama." Setelah Digo rapih, Digo berpamitan pada istrinya. Manda mencium tangan suaminya, sedangkan Digo mencium kening dan pipi Manda. Tidak lupa mencubit gemas pipi cubby sang istri.

"Mas Digo ihh, sebel deh. Sakit tau pipi aku," rengek Manda manja.

"Maaf ya sayang, mas gemas banget sih. Yaudah, Mas berangkat ya, kamu hati-hati di hotel. Kalau ada apa-apa kamu bilang ya sama Mas." Setelah kepergian Digo, Manda jadi sendirian. Manda sangat tidak suka sendirian, apalagi di hotel yang sangat romantis. Harusnya ia baru menikah, terus-terusan berduaan. Tidak seperti sekarang, harus sendirian. Mau gimana lagi, Digo harus membagi waktu untuk kedua istrinya.

***

Setelah kepergian Digo, Manda tidak berniat keluar dari kamar. Namun, ia sangat lapar. Mau tidak mau ia menelfon pihak hotel untuk mengantarkan makanannya di kamar.

Sambil menunggu makanannya datang, Manda memainkan ponselnya. Tiba-tiba ada sebuah notif masuk, sebuah pesan di grupnya. ZMSS Starslah namanya, yang artinya Zatta, Manda, Sheira, Shena. Stars tentu saja artinya bintang. Isinya ya, keempat sahabat itu. Di grup mereka membahas banyak halLalu beberapa pesan masuk beruntun. Manda tersenyum membaca chat sahabatnya.

ZMSS Stars

AmandaSF

Seru banget sih kalian ngobrolnya, enggak ngajak aku lagi.

Shena

Maaf, kita kira kamu sibuk mesra-mesraan sama suami. Kita mah apa atuh, masih jomblo berkarat nih. Iya kan guys.

Zatta

Iya, kami enggak mau ganggu kamu sama suami kamu. Jadi ya ngobrol bertiga aja di grupnya.

Sheira

Piss, jangan marah dong.

AmandaSF

Mesra-mesraan dari hongkong, ini aja aku lagi sendirian di kamar hotel. Bete banget sumpah, tapi males juga keluar hotel sendirian.

Sheira

Emang Bang Digo ke mana Manda? Kok kamu malah sendirian aja di kamar.

AmandaSF

Di rumah sakit huh, nemenin istri dia. Sabar aku mah dianggurin ekwkw, bercanda kok.

Setelah mengetik hal itu, Manda tertawa lebih tepatnya tertawa miris dengan hidupnya sekarang.

Zatta

Sabar, mau gimana lagi udah resiko. Kalau kek gini, iya enggak sih kerasanya kamu istri kedua dan simpanan padahal kamu istri pertamanya Bang Digo.

Sheira

Emang kita ngomong sabar itu enak, soalnya kita enggak ikut ngelajanin. Tapi kita bertiga akan ada di belakang kamu kok Manda, tenang aja kami selalu supprot kamu. Kalau butuh bantuan atau temen ngobrol, kayak sekarang saat kamu sendirian. Bilang aja sama kita, pasti kita bakal luangin waktu buat ngobrol sama kamu.

Shena

Tapi kita enggak akan di pecat kan, main ponsel terus di tempat kerja. Kan lagi balesin Bos kita, sekalian sahabat kita sendiri.

AmandaSF

Gimana ya? Gampang bisa dipikirkan wkwkw, btw makasih banget sejak SMA sampai sekarang masih bertahan sahabat sama aku. Walau kita selama ini pasti ada berantem, salah faham juga, saling marau. Tapi aku enggak nyangka, bisa sahabatan selama ini. Semoga kita emang bisa bersahabat sampai tua ya, seru kali ya nanti anak cucu kita juga ikutan bersahabat.

Mereka berempat bercanda-canda, sampai Manda tidak kuat menahan tawanya. Setelah beberapa menit, makanan pesanan Manda akhirnya datang juga. Manda yang sudah lapar, langsung memakan makanannya dengan lahap. Makan selesai, Manda yang belum Mandi. Segera bangkit ke kamar Mandi.

Manda sudah rapih dan wangi, walau malam ini suaminya tidak akan pulang, karena harus menemani istri kedua suaminya. Manda kembali main ponsel, memang sudah malam tetapi untuk tidur Manda juga belum mengantuk.

Zatta

Manda, aku mau tanya sesuatu tapi aku harap kamu jangan marah ya.

AmandaSF

Tanya aja, Zat. Aku enggak akan marah kok.

Shena

Tanya apa sih, Zatt? Kok aku malah jadi ikutan kepo gini sih.

Sheira

Sama nih, aku jadi ikutan kepo banget.

Zatta

Aku tanya di grup ini aja ya, Man. Maaf kalau pertanyaan aku privasi banget bagi kamu, tapi aku enggak akan maksa kamu harus jawab. Boleh jawab, boleh enggak bebas.

AmandaSF

Iya, enggak papa. Tanya aja, Zat.

Zatta

Manda, aku tau kamu emang baik banget sama siapapun. Kamu juga sejak dulu aku tau, bahwa kamu sayang banget sama Kak Kiara. Tapi aku kok kurang yakin, hanya itu alasan kamu rela berbagi suami sama Kak Kiara. Jujur ya, aku enggak akan sanggup sih kalau jadi kamu apapun alasannya. Agak enggak masuk akal alasan kamu tuh soalnya. Menginginkan kesembuhan Kiara, tetapi kamu menyekiti diri sendiri. Enggak nemu aku ada orang seperti itu, selain kamu. Boleh aku tau, alasan kamu yang sebenarnya apa, seperti yang tadi aku bilang. Kamu bebas boleh jawab atau enggak. Aku hanya berusaha mengutarakan pertanyaan yang ada di kepalaku.

Manda menghela nafas panjang, memang benar yang Zatta katakan. Mungkin memang sekarang waktunya ia bercerita pada sahabatnya, agar tidak ia sendiri yang tau alasannya. Manda juga sangat percaya pada sahabatnya.

AmandaSF

Oke, aku akan cerita semuanya sama kalian. Aku harap kalian tidak meceritakannya pada siapapun, yang sebenarnya itu alasan aku melakulan semua ini aku berhutang nyawa sama Kak Kiara. Saat kecil, aku mau ke tabrak motor saat bermain dengan Kak Kiara. Kak Kiara menyelamatkan aku, Kak Kiara menarikku ke dekatnya. Kami berdua selamat, tetapi aku hampir saja tertimpa batu besar yang menggelinding ke arah kami, Kak Kiara mendorongku agak jauh. Sedangkan Kak Kiaralah yang malah tertimba batu di tubuhnya, sedangkan aku hanya tanganku. Aku kesakitan, aku menangis sampai pingsan. Sadar-sadar kita berdua ada di rumah sakit, tetapi kondisi Kak Kiara sangat parah kata Daddy. Semua orang taunya, aku kan Kak Kiara kecelakaan saat bermain. Tidak tahu kalau Kak Kiara yang menyelamatkanku, kejadian itu memang sudah sangat lama. Bahkan aku yakin Kak Kiara sendiri sudah melupakan peristiwa itu, awalnya aku sedikit lupa. Namun, beberapa minggu ini kejadian ada di mimpiku. Lalu kabar sakitnya Kak Kiara yang sangat parah, membuatku berfikir untuk membalas budi pada Kak Kiara. Dengan membuat Kak Kiara bahagia, ternyata kebahagiaan Kak Kiara adalah Mas Digo. Aku mencintanya, keputusan yang sangat sulit harus aku ambil. Aku memaksa Mas Digo menikah dengan Kak Kiara, Mas Digo menolak sampai akhirnya Mas Digo membuat syarat yang mau tidak mau harus aku penuhi. Sebenarnya ya aku tidak mau berbagi, hanya ingin Mas Digo menjadi suamiku seorang. Andai saja pria yang Kak Kiara cintai bukan Mas Digo, aku pasti juga akan membuat pria itu menikah dengan Kak Kiara bagaimanapun caranya.