Kisah ini tidak lengkap. Bahkan setelah kematian, kita takkan mengatakan {selamat tinggal}.
__________________***________________
Ini adalah kisah cinta terlarang, dimana hanya ada air mata yang selalu menemani. Perjuangan yang begitu besar hingga pengorbanan dan nyawa menjadi taruhan.
“Apa salahnya jika mencintai? Apa salahnya jika kami ingin menikah? Sudah sekian lama kami dipisahkan, dan takdir mempertemukan ku kembali dengannya. Tepat dibawah menara Eiffel! Tapi lagi-lagi takdir memisahkan kami lagi, saat aku mengandung anaknya. Dan perpisahan ini berlanjut lagi sampai 14 Tahun! Hingga usia anak kami 13 Tahun, dan aku selalu menunggunya di bawah menara Eiffel.
Tapi tetap saja, dia belum kembali tanpa kabar.”
~Cassea Laura Chadwick~
________________________________
Apakah dia sudah memiliki keluarga sendiri? Apakah dia melupakan ku?
Mungkinkah, Tuhan sudah mengambilnya dariku?
_________________________________
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MERCI : BAB 24
PRIA PENDIAM??
Aku berharap agar hujan sedikit lebih lama membasahi jalan, hingga rinduku sampai mengalir lewat genangan air hujan.
~ Four ~
🖤🖤🖤
-‘Jika Elan ada disini! Pasti dia juga akan memberikan perhatian yang sama seperti Zach!’ Batin Cassea.
Perasaan yang begitu hangat menyelimuti Cassea saat ini, sementara Zach masih sibuk meniup memberikan kehangatan di kedua tangan Cassea. Senyuman terukir di wajah Cassea, ketika matanya mulai menatap ke arah wajah Zach.
“Kau manis sekali!” kata-kata itu terucap secara langsung dari mulut Cassea tanpa sadar, hingga membuat Zach terhenti dan beralih ke arah Cassea.
“Apa?” tanya Zach seolah tidak mendengar apapun yang diucap Cassea tadi.
Cassea tersadar dan mulai menarik tangannya dari dekapan tangan kekar Zach. Entah kenapa Cassea malu sendiri melihat wajah Zach, dia menggaruk-garuk lehernya untuk menyembunyikan kebohongan tadi.
“Em.. maksudku, es krim tadi. Ya, es krimnya sangat manis sampai sekarang! Hehe!” jawab Cassea tersenyum.
Zach menahan senyumannya karena sejujurnya dia telah mendengar ucapan Cassea tadi. Cassea melihat ke arah jendela, hujan begitu deras sekali. Mau tidak mau Cassea harus segera pulang, kalau tidak pertengkaran dengan sang ayah akan mulai lagi.
Zach mulai melajukan mobilnya meski hujan masih turun lebat, di dalam mobil Zach dan Cassea mendengarkan musik klasik, hingga bernyanyi bersama.
Zach yang dikenal sebagai pria pendiam, kini menjadi pria yang sangat ceria, saat bersama Cassea tingkahnya hampir sama dengan wanita itu. Layaknya sengatan listrik yang mengalir.
.
.
.
Sampai di rumah, hujan sudah sedikit mulai mereda, Cassea turun dari mobil. Seperti biasa juga Zach mengantarnya sedikit jauh dari rumah Cassea.
“Thank you!” ucap Cassea.
“You're welcome!” balas Zach tersenyum.
“And... I like that song!” ucap Cassea menunjuk ke arah musik yang tadi mereka nikmati bersama, juga sesekali menyanyi bersama.
♪ I'm Still Standing – Elton John
Zach tersenyum lebar, dan mengeraskan sedikit suaranya. Karena lama berbincang, kini Cassea berpisah dengan Zach dan mulai berjalan masuk ke dalam rumah mewahnya. Dimana ada ketiga orang yang tengah ada di dalam rumah.
Di dalam rumah. Benar saja, Cassea melihat ada ibu tirinya, Khey dan juga ayahnya yang sibuk membaca koran di kursi singgahnya.
“Cassea! Sayang, kau sudah pulang. Bagaimana lukamu? Apa masih sakit?” tanya Emma. Ibu tirinya.
Cassea menyingkirkan tangan Emma yang awalnya memegang kedua pundaknya dengan wajah khawatir.
“Memang apa masalahmu? Lagipula aku sembuh itu tidak penting. Karena lukaku tidak akan bisa hilang.” Jawab Cassea.
“Sudah Ayah bilang, bicara dengan sopan kepada ibumu.” Sentak ayahnya yang langsung menyambar seperti petir. Cassea menoleh ke arah ayahnya, mungkin sebentar lagi pertengkaran akan kembali dimulai.
“Kenapa harus begitu? Bukankah benar 'kan, ayah bahkan tidak menjengukku meski ayah tahu kalau aku juga sama terlukanya di sana. Ayah tidak menolongku tepat di hari ulang tahun ku.” Emosi Cassea mulai meninggi.
“Memang benar, jika seorang anak ditemani oleh ibunya yang lain, maka dia akan mendapat kasih sayang dari ayahnya. Tapi aku sendiri, aku tidak tahu ibuku ada dimana?” lanjut Cassea menahan air matanya lalu lari keluar pintu, padahal ia baru saja sampai.
Ayah Cassea hanya terdiam mendengar keluhan anaknya tentang ibunya lagi. Sementara Khey bosan dengan dramatis yang selalu ada di rumahnya. Karena pertengkaran itu, membuat Cassea tidak jadi masuk kedalam rumah Chadwick dan dia tidak akan bosan jika harus mengungkit masalah ibunya karena dia ingin jawaban.
***
Dermaga sungai Seine – Paris.
Malam hari begitu menyegarkan, ditambah aroma hujan bercampur tanah yang membuat khas layaknya perdesaan. Cassea yang saat ini tengah sibuk meminum sebotol minuman keras, dengan perasaan antara kacau dan tenang saat melihat sungai di depannya saat ini.
Dari belakang seorang pria baru saja datang dan berdiri di samping Cassea sambil melihat ke arah sungai.
“Apa yang kau lakukan disini dengan meminum itu?” tanya Zach. Pria yang akan menemani Cassea lagi. Sungguh dunia begitu sempit. Baru saja mereka berpisah, dan kini mereka kembali bertemu lagi.
“Menenangkan diri, apalagi?” jawab Cassea yang kini pipi dan hidungnya memerah. Karena udara segar, nafas Cassea begitu banyak mengeluarkan uap, begitu juga saat Zach bicara.
“Hffuu... Kau tidak akan bisa tenang, malah akan sakit jika terus meminumnya.” Ucap Zach.
Tanpa meminta izin, Zach langsung mengambil botol yang di pegang oleh Cassea. Melihat kalau Zach menghentikan aktivitas biasanya, Cassea menjadi marah.
Wanita dengan mantel merah itu berusaha meraih kembali botol minumannya, namun Zach masih tidak memberikannya. Sampai Cassea marah mendorongnya hingga mundur satu langkah.
“Memang siapa kau? Kau bukan Sepupuku ataupun kakakku. Kau bahkan bukan teman ataupun sahabatku? Apa masalahmu, katakan padaku, siapa kau yang berani menghentikan ku?” sentak Cassea yang sedari tadi mendorong Zach dan memukul dada bidang pria berbadan kekar itu, karena hilang kendali akan sakit dihatinya.
Dengan gerakan cepat Zach menggenggam pergelangan tangan Cassea hingga tidak bisa terlepas.
Dengan dalam, Zach menatap mata Cassea, sedangkan Cassea mulai teringat oleh Elan setiap kali dia melihat mata lumpur milik Zach.
“ya.. Aku bukan siapa-siapa mu, tapi aku bisa menjadi sayap mu, aku bisa menolong mu.” Sentak balik Zach yang membuat Cassea terdiam seperti anak kecil. -‘Apa yang aku katakan?’ batin Zach sadar akan ucapannya sendiri.
Tidak lama setelah mengatakan itu, Zach meminum minuman itu sampai habis, lalu membuangnya ke tanah, hingga botol itu pecah menjadi serpihan kecil.
Mendengar pecahan itu, Cassea terkejut menutup telinganya sampai tidak bisa mendengar apapun. Cassea terkejut saat melihat Zach meminum minuman keras, padahal dia sempat menolak minuman yang diberikan Cassea. Cassea keheranan saat dirinya mulai melihat dan mendengar tawa gila yang keluar dari Zach.
Saat ini Zach tertunduk sambil tertawa terbahak-bahak seperti orang gila. “Ada apa dengannya?” tanya heran Cassea.
Zach masih tertawa terbahak-bahak, seolah-olah ada yang lucu, padahal suasana sangat serius saat itu. Sementara Cassea masih kebingungan dengan tingkah Zach. Tidak lama Cassea menyadari bahwa Zach tengah mabuk karena meminum alkoholnya sampai habis.
“Hahaha.. kau, kau sangat lucu sekali. Kenapa dirimu tidak menangis saja, dari pada meminum-minuman keras. Haha..!” ucap Zach tertawa lepas.
Cassea masih tidak mengerti, namun dia juga ikut menahan tawa melihat tingkah Zach saat mabuk.
“Lihat aku. Kau akan menjadi sepertiku kalau terlalu banyak minum!!” lanjut Zach lagi.
Dimalam yang tenang dan dingin, Cassea yang ingin meratapi nasib, kini menjadi diam mendengar ocehan dari Zach. Zach tidak memberi kesempatan Cassea untuk bicara satu kata pun.
“Kau tidak lelah terus mengoceh seperti itu, hah?” tanya balik Cassea.
Pertanyaan Cassea tidak di jawab melainkan di tertawa, kan oleh Zach. Dan kini wanita itu hanya bisa pasrah mendengar pria tampan dan pendiam itu mengoceh tidak karuan.
Sampai tiba-tiba, Zach hampir terjatuh, dengan cepat Cassea memegangi tubuh besar Zach. Cassea menaruh tangan kanan Zach dipundaknya dan berjalan sampai ke mobil Zach parkir.
“Hahh.. kini aku tahu, itu sebabnya dia tidak suka minum, cih! Dasar.” Gumam Cassea tertawa kecil memandang wajah Zach yang hampir dekat dengannya.
“Kini aku tahu sifat mu yang jelek saat tidak sadarkan diri! Guru sangat lucu dan manis saat seperti ini!!” ujar Cassea.
Zach yang masih menutup matanya, hanya tertawa mendengar ucapan Cassea.
sedang ayah cassea tdk setuju & akan kah cassea mampu utk memperjuangkan cinta nya kpd zach 😀😍🫢🤭
cassea anak mafia..
Ellan sahabat kecilnya cassea..
apakah zach itu ellan ???
zach sprtu nya peduli dng kehidupan cassea ..
ada hubungan apa dng lowray ayah cassea?
zach & caseea