21++
sebagian cerita ada adegan panasnya ya.
harap bijak dalam membaca.
bocil skip aja. jangan maksa 😂😂
caera Anaya. rumah tangganya yang berakhir dengan perceraian karna penghiatan suami dan sahabatnya.
rasa sakit yang membuat hatinya membatu akan rasa cinta. tetapi ia bertemu dengan seorang lelaki dan selalu masuk dalam kehidupannya. membuat ia berfikir untuk memanfaatkan lelaki itu untuk membalas sakit hati pada mantan suaminya.
akankah caera dapat membalas sakit hatinya?
yuk ikuti karya pertama ku ya 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bennuarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 29
terlihat tiga orang pria sedang ngobrol di mansion bagian belakang rumah besar Deva. duduk di sofa sofa minimalis yang empuk, dengan pemandangan taman beraneka macam bunga yang membius. di depan mereka ada kolam kecil yang di isi beberapa ekor ikan koi.
Deva lebih banyak tersenyum senang di bandingkan kedua pria lainnya.
"dia terlihat sangat polos Dev"
kata Richard seraya menyeruput kopi hitamnya.
"karna itu aku memilihnya"
jawab Deva tenang.
"kau serius padanya?"
Deva menoleh menatap Richard, sedikit mengernyitkan alisnya.
"apa maksud mu rich?"
"yaaahh.. kau tahu bukan, Cleo butuh seorang mama. jadi.."
"jangan mengharapkan aku membunuh mu sekarang rich"
dengan geram Deva memotong bicara Richard.
"kau terlalu sensitif bos" Richard tersenyum. "kita akan bersaing"
senyum senang itu hilang dari wajah Deva. terlihat tidak senang dengan ucapan Richard. Jacko hanya duduk tenang memperhatikan kedua pria itu memperebutkan wanita yang masih berstatus istri orang.
"lebih baik kau mengundurkan diri sebagai pengacara yang ku tunjuk untuk mendampinginya"
ujar Deva tegas.
"hahaaaa"
Richard terbahak melihat Deva sangat serius menanggapi omongannya.
"oke oke bos, kau menang"
Richard menyudahi menggoda Deva. "hey kau" Richard menendang kaki Jacko "kapan lagi?"
Jacko menatap Richard dan mengedikkan bahu.
"bos mu sudah punya kesenangan sekarang. sementara kau hanya jadi penyegar ruangan?"
Jacko diam saja. Richard ini terlalu suka mengejek orang. sementara dia sendiri juga masih membujang dan belum mendapat pendamping yang tepat untuk putrinya Cleo.
"kau lihat dulu diri mu rich"
ujar Jacko sarkas.
"haha.. aku soal gampang. pasti ada yang akan bertekuk lutut pada ku"
jawab Richard menyombangkan diri.
"iya ada. pak Tarmin supir mu itu kan?"
Jacko menatap skeptis padanya.
"hahaahaa"
Deva tertawa kencang. sementara Richard menendang marah ke arah Jacko.
ketiga sahabat itu ngobrol dengan santainya. sampai di pintu terlihat seorang pria datang dengan masih menggunakan jas dokternya.
"kalian ngobrol apa sih? kenapa tidak mengajak ku?"
Zaki melipat tangan di dadanya, berdiri di belakang ketiganya.
"oowwhh pak dokter muda kita sudah datang. ayo lah kawan, duduk di sini"
Richard menepuk-nepuk sofa di sampingnya memberi tempat buat Zaki.
"ah aku tidak mau. kau akan mencabuli aku rich"
Zaki menolak. dan beranjak duduk di sofa lain.
"ck.. kau sudah tidak virgin zak. aku tidak berselera"
Richard meninju di udara ke arah Zaki.
"bagaimana perkembangan rumah sakit zak?"
Deva bertanya setelah Zaki duduk dan mencomot cemilan yang ada di meja.
"sejauh ini baik" Zaki bicara sambil sibuk mengunyah.
"hey Jack. aku dengar ibu meminta mu pulang"
Zaki menatap ke arah Jacko.
"aku sudah telpon. aku masih sibuk"
Jawab Jacko.
"aku kira pasti ibu meminta mu menikahi gadis itu"
Jacko memutar bola matanya malas. merasa tidak siap membicarakan itu.
"aku sudah bilang pada Jacko. lebih baik secepatnya menikahi gadis pilihan ibu. gadis itu cantik. dan agresif"
Richard menyahut.
"diamlah kalian"
Jacko nenggeram jengkel.
ketiganya tersenyum tertahan. Jacko paling jengkel jika sudah membicarakan soal gadis yang di jodohkan ibu untuknya. ibu Jacko tinggal di luar kota bersama seorang gadis yang mengurusnya.
gadis itu terlihat sangat menyukai Jacko. tapi Jacko malah jengah dengan sikapnya yang terlihat lebih agresif. yang lebih Jacko kesalkan, ibunya malah menjodohkannya dengan gadis itu. itulah sebabnya Jacko jarang mengunjungi ibu.
Viona, gadis kecil berumur 5 tahun datang dengan membawa boneka Barbie. nyelonong duduk di pangkuan Deva. gadis kecil itu keponakan Deva. anak dari adik bungsu Deva.
Deva ada tiga bersaudara. kakak lelaki yang tertua , memilih menjadi militer dari pada meneruskan perusahaan besar tuan Elliot. dan kini sedang bertugas di Afrika tengah. tetapi anak dan istrinya memilih tinggal di mansion Elliot. sementara adik perempuan Deva yang bungsu sudah menikah juga. dan Viona adalah putri dari adik perempuan Deva, Farah.
Viona menarik-narik kemeja Deva agar pria itu melihat ke arahnya.
"hai girl. ada apa?"
tanya Deva seraya memeluk Viona.
"paman, nenek memanggil mu. katanya paman akan menikah"
viona bicara sambil memegangi boneka Barbienya.
Deva mengernyitkan dahi. bagaimana viona bisa bicara begitu. dia masih terlalu kecil.
"siapa yang mengajari mu?"
"itu kata nenek, paman. bukan aku"
Viona membela diri.
Deva menatap Jacko. dan Jacko malah mengedikkan bahu. menatap Richard dan terakhir menatap Zaki.
inilah biang masalah. pasti dia yang bicara macam-macam pada ibu. mereka bertiga menatap Zaki intens. yang di pandangi pura-pura bodoh. memainkan matanya melirik mereka bertiga bergantian sambil masih menyunyah cemilan.
"apa?"
Zaki menaikkan alisnya.
"kau pembuat masalah zak"
Richard nyeletuk.
"kenapa aku? aku hanya bilang pada bibi kalau Deva sebentar lagi akan menikah"
kata Zaki dengan santai.
"astaga!"
mereka bertiga serempak mengatakan itu. si dokter gila itu dengan santai membuat keonaran. pastilah ibu sudah heboh mendengar berita mengejutkan yang belum pasti itu dari Zaki.
"aku akan membuat perhitungan dengan mu nanti"
Deva mengancam. menatap jengkel pada Zaki, dan beranjak pergi menemui ibu. Zaki hanya cuek saja.
"kenapa kau bilang pada bibi?"
Jacko protes.
"aku pikir memang sudah seharusnya Deva menikah"
"keterlaluan kau"
Richard menyahut.
"kalian tahu?" Zaki mencondongkan tubuhnya. bicara agak berbisik. "paman Nugraha akan membawa pulang Gisel"
"benarkah?"
Richard tampak antusias.
"itu yang aku dengar dari paman Nugraha. Gisel akan menjabat sebagai wakilnya"
"kau dengar Jack?"
Richard menyenggol Jacko di sampingnya.
Jacko hanya mengedikkan bahu. bukannya dia tidak tahu, semua informasi telah sampai padanya. tapi dia masih menyembunyikan yang satu itu dari Deva.
"aku harap kalian bijaksana. jangan beritahu Deva dulu"
Jacko memperingatkan kedua pria itu.
"ck, kalian ini. menikah lah secepatnya. lihat aku. sudah tenang menjalani hidup. dari kalian bertiga, akulah yang telah sempurna"
Zaki membusungkan dadanya.
"iya. pada mu semuanya sempurna. tapi hanya kau yang gila"
kata Richard.
"hehe, aku gila tapi aku laku rich. istri ku cantik. tapi kau? kau tampan dan waras, tapi kau masih membujang"
Zaki terkekeh membalas Richard.
"tolong diam lah kalian berdua"
Jacko menengahi kedua pria yang Saling mengejek itu.
"aha... si jomblo ini lebih parah"
Zaki makin merasa menang. melirik Jacko yang jengah dengan pertengkaran bodoh mereka.
Jacko tidak menggubris Zaki lagi. dia membiarkan Zaki terkekeh kesenangan. sementara Richard jadi tidak berselera meneruskan mengobrol.
"aku mau pulang. cloe pasti menunggu ku"
Richard beranjak pergi.
"ya pergilah. dan jangan lupa cari ibu untuk cloe rich"
Zaki meneriaki Richard.
Richard menoleh ke belakang dan mengacungkan jari tengahnya pada Zaki. Zaki makin terkekeh kencang.
Jacko memutar bola matanya malas. Zaki dan Richard selalu bertengkar masalah sepele. seperti anjing dan kucing bila bertemu. tetapi tetap saling merindukan jika telah lama tidak berjumpa.
kedua pria ini mapan, tampan, dan kaya. tapi itu tidak menjamin mereka bisa bersikap dewasa ketika berdekatan.
Daan sayang bngt aku ga punya Deva hhhh