Rizki Bayu Saputra adalah seorang anak yang di besarkan oleh kakeknya yang merupakan pensiunan angkatan bersenjata.
Sebelum Kakeknya wafat dia telah menitipkan amanat bahwa dia harus mencari sebuah kebenaran di salah satu kota besar di negara tersebut.
apakah Rizki mampu menyelesaikan amanat mendiang kakeknya?
serta mendapatkan kebenaran tentang semuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Frans Teguh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dojo Telapak Suci
“kau tidak perlu mencemaskan hal itu, sekarang lebih baik kau ikut denganku dan makan bersama!” ajak Rizki kepada Tyson.
Tyson merasa bahwa Rizki sedikit aneh.
Karena jika menyebutkan nama dojo Karate Kai semua orang yang berada di Kota Nozel ini akan sangat takut dan menghormatinya.
Namun Rizki malah seperti tidak menghiraukannya.
Bahkan seperti tidak perduli dengan siapa yang ada di balik dojo Karate Kai.
“apakah dia mempunyai orang yang sangat kuat yang mendukungnya?!” tanya Tyson dalam hatinya.
Rizki yang menyadari bahwa Tyson sedang bingung dengan semuanya hanya tersenyum.
“apa yang sedang kau pikirkan, silahkan saja tanyakan!” ujar Rizki yang mengejutkan Tyson.
Tyson yang mendapat pertanyaan itu seketika terkejut.
“bagaimana kau bisa tahu bahwa aku sedang memikirkan mu?!” tanya Tyson dengan cepat.
“sudahlah nanti kau akan terbiasa dengan semuanya!” ujar Rizki dengan pelan dan berjalan menuju rumahnya.
Saat tiba di depan rumah, Tyson pun kembali berbicara.
“entah kenapa aku merasa dari awal kita bertemu, banyak rahasia yang ada pada dalam dirimu!" ujar Tyson dengan tenang.
"emm apa boleh aku mengetahuinya?!” tanya Tyson yang sedikit ragu.
“kenapa kau berpikir seperti itu kepada ku teman?!” tanya Rizki yang sedang membuka pintu rumahnya.
"bukan kah wajar, aku baru satu kali bertemu dengan mu!" jawab Tyson dengan ragu.
"jadi aku masih belum terlalu mengenal mu yang tiba tiba meminta ku untuk menjadi teman mu!" tambah Tyson dengan jelas.
Rizki tidak menghiraukan itu namun menyuruh Tyson agar masuk kedalam.
"lalu apa yang paling membuat mu, tertarik untuk menjadi temanku?!" tanya Rizki langsung.
“kau berpenampilan culun namun sebenarnya kamu punya kemampuan beladiri yang cukup baik!" ujar Tyson menjelaskan.
"hanya satu pertanyaan yang paling mengganjal, apa kau sedang menyamar karena mencari sesuatu atau seseorang?!” tanya Tyson dengan jelas.
Rizki yang mendengar hal itu pun tertawa dan menepuk pundak Tyson.
“aku tidak salah memilihmu sebagai teman ku!” ujar Rizki yang membenarkan pertanyaan Tyson.
“namun belum saatnya kau mengetahuinya!" ucap Rizki dengan menuangkan air kepada Tyson.
"saat ini aku hanya ingin mengumpulkan lima orang teman baik untuk membantuku menyelesaikan masalahku!” tambah Rizki kepada Tyson.
“kenapa harus lima orang?!” tanya Tyson dengan cepat.
“karena masalah ku ini tidak sederhana kelihatannya saja, aku membutuhkan orang kuat!” jawab Rizki kepada Tyson.
"saat ini aku sedang memberikan porsi latihan kepada dua orang teman kita!" ucap Rizki dengan santai.
“sebenarnya kau bisa saja ikut latihan dan membuatmu lebih kuat lagi berkali kali lipat!” ujar Rizki yang hendak masuk kedalam kamar.
“tapi lupakan saja dulu, apa kau ingin menginap disini?!” tanya Rizki kepada Tyson.
***
Master Lao sedang duduk dengan santai dan meminum tehnya, tiba tiba masuk salah satu tetua Xing.
“maaf mengganggu anda master!” ucap tetua Xing dengan hormat.
“tidak apa, aku tahu pasti telah terjadi sesuatu yang sangat penting!” jawab Master Lao dengan bijak.
“terimakasih atas pengertiannya, aku hanya ingin menyampaikan bahwa kita kedatangan Master Wei dari Dojo Karate Kai!” ujar tetua Xing.
Master Lao yang sedang santai, setelah mengetahui bahwa yang datang adalah sahabat lamanya Master Wei.
Membuat Master Lao pun menjadi sedikit bersemangat dan segera berdiri.
“baiklah mari kita sambut mereka!” ajak Master Lao kepada tetua Xing.
Master Wei sudah menunggu Master Lao di aula tamu yang berada di lantai dua gedung Dojo Telapak Suci ini.
“selamat malam Master Wei dan tetua Harbert!” sambut tetua Xing dengan ramah.
“selamat malam tetua Xing, bagaimana kabarmu?!” tanya tetua Harbert.
“seperti biasa, kabar baik selalu bersama dengan kami!” jawab Master Lao yang tiba.
Master Wei yang melihat kedatangan Master Lao seketika langsung berdiri dan berjalan menghampiri.
Namun tiba tiba Master Wei melancarkan serangan yang langsung di tahan oleh Master Lao.
Tetua Harbert dan tetua Xing terkejut dengan serangan yang dilancarkan oleh Master Wei kepada Master Lao.
“apa maksudnya ini Harbert, apa kalian bermaksud menyerang kami?!” tanya tetua Xing dengan marah.
“tenang tetua Xing bukan kah kami kesini hanya berdua, tidak mungkin jika kami menyerang kalian!” ucap tetua Harbert mencoba menenangkan tetua Xing.
Tiba tiba Master Lao dan Master Wei menghentikan serangan mereka masing masing.
“selamat datang Master Wei di dojo ku yang sederhana ini!” ujar Master Lao dengan tersenyum.
“terimakasih atas sambutan mu, tidak aku sangka sekarang kau begitu hebat!” ucap Master Wei yang ikut tersenyum.
Tetua Xing yang sempat salah paham dengan Master Wei menjadi sedikit malu karena telah emosi terhadap tetua Harbert.
“maafkan aku tetua Harbert karena telah terbawa emosi!” ujar tetua Xing malu.
"tidak apa apa, aku memaklumi karena kau baru pulang setelah pergi ke timur!" ujar tetua Harbert dengan bijak.
“ada apa kau jauh jauh kemari, apa ada yang bisa aku bantu?!” tanya Master Lao langsung.
“sepertinya kau sudah mengetahuinya!” ujar Master Wei tenang.
“apa kau mempunyai murid yang menjadi mahasiswa di Universitas Nozel?!” tanya Master Wei langsung.
“sepertinya ada beberapa, memang kenapa?!” tanya Master Lao heran.
“apa boleh aku bertemu dengan mereka?!” ujar Master Wei dengan tegas.
“kenapa kau sangat ingin bertemu dengan mereka?!” tanya Master Lao dengan heran.
“aku akan menceritakannya kepada mu semuanya!" ucap Master Wei dengan tenang.
"tapi kau harus berjanji, nanti setelah aku selesai bercerita, kau harus mengijinkan aku bertemu dengan mereka!” ujar Master Wei pelan.
“baiklah aku akan mengijinkanmu setelah kau bercerita!” jawab Master Lao dengan cepat.
“kemarin murid terbaik ku, Joe Steward dan Shawn Luke telah diserang oleh ahli beladiri!” ujar Master Wei pelan.
"bagaimana bisa, apa meraka membuat masalah dan menyinggung ahli beladiri itu?!" tanya Master Lao yang penasaran.
"aku tidak tahu bagaimana kejadiannya, tapi yang aku tahu orang itu telah menantangku, karena telah melukai muridku!" ujar Master Wei yang marah.
"apa Joe dan Shawn terluka?!" tanya Master Lao pelan.
“kaki dan tangan mereka dipatahkan dan dibiarkan begitu saja!" jawab Master Wei yang masih emosi.
"aku merasa sangat terhina karena itu semua, orang orang itu sama saja dengan menantang dojo ku secara terang terangan!” tambah Master Wei dengan emosi.
tdi bagi tugasnya masing-masing 30 org, berarti total ny 120 tambah pemimpin jadi 124 orang lah
jadi lanjut baca saja, Kalo ceritanya sudah sudah tidak menarik baru.... Permisi Selamat tinggal...