S1 dan S2
Levita Mutiara yang dikenal sebagai dokter ajaib dari abad 21 mampu menyembuhkan segala macam penyakit. Dengan tangan ajaibnya dia mampu menarik orang dari kematiannya.
Karena kecelakaan mobil yang menimpanya, dia bertransmigrasi ke tubuh seorang cucu perdana mentri yang diasingkan karena bodoh dan dianggap sampah, bernama Bai Xingxing.
Apakah Levita mampu menjalani kehidupannya sebagai Bai Xingxing dan membalaskan dendamnya pada orang-orang yang telah menindasnya selama ini?
Di sisi lain, karena bakatnya dalam pengobatan, membuat banyak orang kagum padanya hingga berhasil mencuri perhatian Kaisar Iblis!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lady_ma97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5 : Diet
Hutan yang menjadi tempat tinggal Bai Xingxing saat ini bernama Hutan Jinzhi, yang berarti larangan. Semakin dalam memasuki area hutan, semakin banyak bahayanya. Tidak ada desa di sekitar hutan itu, rumor yang mengatakan bahwa hutan itu terkutuk, membuat banyak orang tidak berani bermukim di sekitar Hutan Jinzhi. Desa terdekat berjarak sekitar 5 km dari hutan.
Bai Xingxing yang menjadi satu-satunya penghuni di dekat hutan itu terlihat sibuk berlari mengelilingi gubuknya dengan keringat yang sudah bercucuran di area wajah dan lehernya. Gadis itu tidak berlari dengan tangan kosong. Kedua kakinya yang gemuk dan pendek diikat dengan seutas tali yang mengikat batu seberat 10 kg. Bahkan di masing-masing tangannya memegang kendi air sebagai pemberat. Gadis itu benar-benar bekerja keras demi mengembalikan tubuh kurusnya.
"Hahh.. hahh... aku harus cepat kurus. Aku tidak tahan dengan tubuhku yang seperti ikan buntal!" Dengan nafas yang ngos-ngosan, Bai Xinxing membangkitkan semangat untuk dirinya sendiri.
Saat Bai Xingxing sibuk denga kegiatan 'mari mengelilingi gubuk', Xu Luo yang diperintahkan oleh Nyonya Lu untuk menyusul dan menemani Bai Xingxing terlihat berlari mendekati gubuk tua itu.
Nyonya Lu yang berhati jahat, dengan tidak berperikemanusiaan tidak membiarkan kereta kuda mengantar Xu Luo menemui Bai Xingxing. Gadis pelayan itu harus berjalan dari Kediaman Bai menuju ke hutan Jinzhi.
Xu Luo menatap gubuk tua yang menjadi tempat tinggal majikannya. Melihat betapa buruk kondisi gubuk itu, Xu Luo sungguh ingin menangis rasanya. Bahkan kandang babi di kediaman Bai jauh lebih bagus dari pada gubuk tua itu.
Bai Xingxing yang sedang sibuk berlari dan mengatur nafasnya agar tidak overheat, tidak menyadari bahwa pelayan pribadinya tengah berdiri tidak jauh dari gubuknya.
Xu Luo yang melihat majikannya berlari mengelilingi gubuk tanpa henti meneteskan air matanya. Dia sungguh merasa sedih melihat majikan yang begitu dipedulikannya harus menderita dan mengalami kondisi seburuk ini.
Dengan langkah pelan, dia mulai mendekat dengan air mata terus mengalir tanpa henti.
"Nona.. Nona muda. Hikss...hikss.." Isak tangisnya mulai terdengar begitu dia menghampiri Bai Xingxing.
Bai Xingxing yang mendengar suara seseorang menghentikan langkah kakinya. Dia menaruh kendi air ditangannya dan mulai mengatur nafas dengan tangan bertumpu pada lututnya. Dia mendongak dan menatap seorang gadis yang berlari ke arahnya dengan wajah penuh air mata dan isak tangis yang lirih.
Tiba-tiba ingatan dikepalanya kembali muncul. Dia merasa asing sekaligus akrab saat melihat gadis yang menangis itu.
'Bukankah dia gadis pelayan pemilik asli tubuh ini?'
Bai Xingxing mulai menatap gadis muda yang berdiri di depannya dengan pandangan menelisik. Bukankah gadis ini berada di penjara? Kenapa tiba-tiba muncul di sini?
"Xu Luo?"
"Nona muda.. Hikss.."
'Ada apa dengan pelayan ini? Baru saja datang sudah menangis.'
Bai Xingxing yang merasa penasaran akhirnya bertanya, "Ada apa denganmu? Kenapa kau menangis? Dan juga, bukankah seharusnya kau ada di penjara?"
"Pelayan ini dibebaskan oleh Nyonya Luo Nona. Pelayan ini juga diminta untuk menemani Nona Muda selama Nona berada di sini."
Xu Luo dengan postur tegak menjawab dengan sopan. Namun, warna pucat di wajahnya cukup menunjukkan bahwa pelayan itu mengalami dehidrasi parah.
Bai Xingxing yang menyadari hal itu segera menarik tangan pelayan itu untuk duduk dan memberinya kendi yang berisi air.
"Minumlah dulu. Aku takut kau pingsan jika aku telat memberimu air."
Xu Luo yang sejak dua hari lalu belum makan dan minum apa pun segera menerimanya tanpa ragu. Dia meneguk air di dalam kendi itu dengan cepat. Hingga air keluar dari hidungnya karena tersedak.
"Terimakasih Nona."
Dengan suara tenang Bai Xingxing bertanya, "Jadi, kau akan menemaniku di sini?"
"Benar Nona. Pelayan ini akan melayani Nona kembali. Mohon jangan usir pelayan ini Nona." Xu Luo dengan suara cemas memohon pada Bai Xingxing.
"Baiklah. Lagi pula aku memang membutuhkan orang untuk membantuku." Ucapnya santai.
Xu Luo yang sejak tadi penasaran dengan apa yang di lakukan majikannya dengan hati-hati bertanya, "Nona, apa yang Nona lakukan tadi? Kenapa Nona berlari mengelilingi gubuk ini?"
"Lalu, kenapa Nona mengikat kaki Nona dengan batu?"
Bai Xingxing yang melihat tatapan penasaran di mata gadis pelayan itu tersenyum tipis. "Aku sedang berolahraga. Aku menjalani diet. Batu di kakiku berfungsi sebagai pemberat untuk membantuku berolahraga."
Xu Luo membelalakkan matanya terkejut. Dia tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Dia pernah memberi saran pada majikannya untuk melakukan diet agar tubuhnya sehat dan bugar, tapi majikannya justru berteriak marah padanya. Majikannya bilang dia telah menghinanya karena gemuk. Xu Luo akhirnya merasa bersalah dan tidak berani mengungkit masalah diet lagi pada majikannya.
Dengan hati-hati, gadis pelayan itu bertanya. "Nona.. diet?
Bai Xingxing menjawab acuh tak acuh, "Aku merasa lelah dengan tubuhku yang berat. Jadi aku rasa aku perlu diet."
Xu Luo merasa lega sekaligus senang. Majikannya akhirnya berpikir rasional. Dia selalu khawatir jika tubuh gemuk itu akan mengganggu kesehatan majikannya. Dia akhirnya bisa melepaskan kekhawatirannya.
"Bagaimana keadaan di rumah?" Bai Xingxing tiba-tiba menanyakan tentang Kediaman Bai.
Xu Luo dengan sopan menjawab, "Semua baik-baik saja Nona. Hanya saja, Nyonya Lu semakin berkuasa. Apalagi saat ini Tuan Tua sedang sibuk dan tidak ada di kediaman."
Bai Xingxing menyeringai dingin. "Kotoran yang tidak segera dibersihkan akan membuat tempat itu menjadi bau dan menjijikkan."
Xu Luo menatap majikannya bingung, "Apa Nona?"
"Bukan apa-apa. Kediaman Bai terlalu kotor, jadi perlu dilakukan pembersihan." Jawabnya asal.
Xu Luo hanya mengangguk. Dia sebenarnya merasa ada yang aneh dengan majikannya. Dia merasakan aura yang berbeda. Aura yang mendominasi dan kuat. Dia juga tidak lagi merasakan ketidaksukaan majikannya padanya.
Bai Xingxing berkata, "Karena kau sudah di sini. Aku tidak perlu repot lagi dengan banyak hal."
"Pelayan ini siap melayani Nona."
Xu Luo menundukkan kepalanya sopan. Dia akan melayani majikannya lagi setelah beberapa bulan berada di penjara.
...----------------...
Istana Iblis. Provinsi Iblis.
Di ruangan pribadi yang didominasi warna emas, seorang pria yang memakai topeng berwarna perak diseparuh wajahnya sedang duduk di tengah ruangan. Sosok itu sangat tampan dengan alis tebal berwarna hitam, hidung tinggi, dan rambut berwarna putih. Sempurna adalah kata yang tepat untuk sosok itu. Semua yang ada pada sosok itu sangat indah. Kecuali, bekas luka di mata kanannya yang ditutupi topeng.
Di belakang pria itu, seorang tabib terlihat sedang menusukkan jarum akupuntur di punggung pria itu.
Beberapa saat kemudian, pria bertopeng itu terbatuk dan mengeluarkan seteguk darah dari mulutnya. Tabib yang sedang mengawasi segera mencabut semua jarum yang ada di punggung pria itu.
Tabib berkata berbicara dengan sopan, "Tuan, racun api yang ada di tubuh Tuan harus segera diobati. Racun itu sudah menyebar ke seluruh tubuh."
"Aku tahu."
"Kalau begitu saya akan pergi."
Tabib itu segera membereskan peralatan medisnya dan pergi.
Sosok beramput putih itu melepaskan topeng yang ada diwajahnya. Topeng itu menutupi bagian kanan wajahnya. Terlihat luka bakar yang menyebar di area mata kanannya. Luka itu akibat dari racun api. Itu tidak akan bisa hilang selama racun api di dalam tubuhnya tidak dihilangkan. Dan sejauh ini belum ada obat yang bisa menghilangkan racun api.
Racun api yang ada di tubuh sosok berambut putih itu memang tidak akan membunuhnya. Namun, racun itu akan menyiksanya. Siksaan yang bahkan lebih buruk dari kematian. Setiap hari tepat pukul 12 malam, racun api itu akan bereaksi. Seperti namanya, racun itu akan membuat tubuhnya terasa panas dan membuat semua organ di dalam tubuhnya seperti terbakar api. Semua rasa sakit itu harus dia tanggung setiap hari, selama 2 jam penuh.
Sosok berambut putih itu harus melakukan akupuntur setiap hari untuk mengurangi rasa sakit. Meskipun itu tidak banyak membantu.
"Li Chen."
Suara dingin dan tegas menggema di ruangan sunyi itu.
Bayang hitam melesat cepat dan tiba-tiba seorang pria berpakaian serba hitam muncul di hadapan sosok berambut putih itu.
"Tuanku.."
"Cari lebih banyak informasi tentang racun api."
"Baik Tuanku."
Dengan cepat pria yang berpakaian serba hitam itu pergi dan menyisakan bayangan hitam sekilas.
.
.
.