Nabila tidak pernah membayangkan jika harus di hadapkan dengan situasi rumit seperti ini, dirinya harus terjebak dengan pernikahan semu bersama dengan seorang pria yang bernama Revan Alvaro.
Di usia pernikahan yang ketiga tahun ini dirinya harus berpisah karena Revan sudah ada wanita lain yang sejak dulu singgah di hatinya.
Nabila pun berusaha menerima semua keputusan Revan, dan tanpa dirinya tahu ternyata Allah sudah menitipkan janin di balik perceraiannya itu. Apakah Nabila bisa menemukan kebahagiaannya setelah ini?? temukan jawabannya hanya di manga toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21 pengakuan Nabila
Abi begitu sigap menuju ke dapur, tangan kokohnya menyentuh peralatan dapur yang sejatinya dirinya tidak pernah menyentuh sama sekali, karena ini permintaan ratu hatinya maka dari itu dia rela melakukan apapun yang menjadi keinginan tuan putri.
Selesai membuat teh cinta untuk sang istri Abi segera membawanya ke kamar mungkin istrinya begitu mendamba sosok lelaki yang seperti ini, yang selalu siaga di saat istrinya membutuhkan bantuannya, sesampainya di kamar, sang istri pun menyambutnya dengan senyuman yang begitu hangat.
"Abang terima kasih sudah mau repot-repot membuatkan ku teh hangat," ucap Nabila.
"Tak mengapa Sayang ini hanya perihal teh," sahut Abi singkat.
"Tapi sebenarnya aku sungkan menyuruh suami seperti itu, rasanya kaya, gimana gitu, cuma aku tidak tahu mengapa, tiba-tiba saja aku menginginkan teh buatanmu padahal aku tahu sendiri kamu belum pernah melakukan itu sebelumnya," tutur Nabila.
"Iya, sekarangkan laki-laki di depanmu ini sudah menjadi suami dan juga ayah, jadi dalam kondisi apapun harus sigap, tidak boleh acuh tak acuh," jelas Abi yang sedikit membuat hati Nabila tersentuh.
Kali ini Nabila ingat dengan ucapan Abi yang tidak ingin melihatnya mengeluarkan air mata, maka dari itu dia berusaha sekuat mungkin agar supaya air matanya tidak keluar.
Beberapa menit kemudian dokter yang di panggil pun telah tiba, Nabila sudah siap untuk di periksa Karana badannya terasa berat dan perutnya pun terasa agak sedikit mual, apa dirinya kecapean dan telat makan, ah mungkin itu juga menjadi faktor utama.
"Ibu Nabila Anda kapan telat kedatangan tamu bulanan?" tanya seorang dokter laki-laki tersebut.
"Eeemb mungkin sekitaran 1 bulan lebih Dok," sahut Nabila.
"Selamat hasil dari tes urine anda positif hamil, dan usia kandungannya mungkin memasuki hitungan Minggu ke 6, untuk pemeriksaan lebih lengkap silahkan datang ke rumah sakit saja" ucap Dokter tersebut.
Seketika Abi di buat menangis dengan apa yang dokter sampaikan, dia tidak menyangka kalau keinginan istrinya itu disebabkan oleh anak yang ada di dalam kandungan istrinya, begitu pula dengan Nabila dia tidak pernah menyangka akan di berikan lagi kepercayaan secepat ini, baru saja usai pernikahannya memasuki angka ke sembilan, tapi Allah sudah memberinya kepercayaan secepat ini.
"Ya, Allah terima kasih atas kepercayaan yang kau beri," ucap Abi sambil mendekap tubuh istrinya serta memberikan kecupan kepada kening istrinya.
Dokter pun mulai berpamitan dan meninggalkan tempat setelah kepergian dokter tersebut Abi sudah tidak bisa menahan tangis harunya, di ciumi seluruh perut Nabila sebagai seorang suami Abi baru kali ini merasakan kebahagiaan yang sulit untuk di artikan.
"Sayang ini ayah, baik-baik ya, di dalam perut ibu, jangan rewel kasihan nanti ibu," ucap Abi sambil mencium kembali perut rata istrinya.
Tiba-tiba Abi melihat perubahan di raut istrinya yang tadi menangis terharu sekarang berubah menjadi gelisah. Sejenak Abi menatap iris cokelat itu, di tatapnya dalam-dalam kira-kira apa yang sedang dia khawatirkan.
"Sayang kenapa tiba-tiba murung?" tanya Abi dengan penuh kelembutan.
"Eeemb ... Sekarang aku sedang mengandung darah dagingmu apa kamu masih menyayangi si kembar ketika nanti kamu mempunyai anak sendiri?" tanya Nabila dengan hati-hati.
"Sayang kamu bicara apa! Aku tidak akan pernah membeda-bedakan anak kita bukankah sedari awal aku sudah bilang sepenuhnya kepadamu, nih dengar ucapan ku, aku memang bukanlah ayah yang membuatnya ada di dunia ini, tapi aku berjanji akan ada untuk mereka sampai menutup usia, sampai di sini kamu paham kan maksud hatiku," ucap Abi sambil mengusap air mata yang mengalir di pipi istrinya.
"Aku tidak tahu harus berbicara apalagi kamu laki-laki hebat yang di kirim tuhan untuk ku," tukas Nabila.
"Sayang sebenarnya apa yang terjadi di dalam rumah tanggamu terdahulu sehingga kamu begitu rapuh, dan ketakutan jika mengingat sesuatu tentang hal rumah tangga, apalagi itu menyangkut anak?" tanya Abi yang merasa kalau di rumah tangga istrinya terdahulu tidak baik-baik saja.
Nabila hanya diam seribu bahasa, dia memang tidak pernah menceritakan perihal rumah tangganya kepada Abi karena bagi Nabila hal seperti itu tidak pantas untuk di ceritakan biarkan Revan menjadi masa lalu di dalam hidupnya meskipun itu pahit, tapi kembali lagi saat ini Nabila sudah mempunyai suami yang insyaallah sangat baik dan menyayangi dirinya apa adanya, seharusnya Nabila bisa lebih terbuka lagi, agar suaminya tidak bertanya-tanya mengenai sifatnya yang kadang berubah menjadi gelisah tak menentu.
"Ya sudah Sayang, kalau memang kamu tidak mau bercerita aku tidak memaksa, hanya satu pintaku jangan pernah berpikiran seperti itu lagi dan ingat jangan terlalu stres karena itu akan berpengaruh untuk kandunganmu," tukas Abi sambil melangkah untuk memberi ruang kepada Nabila agar bisa tenang kembali, tapi ketika Abi hendak melangkah keluar tiba-tiba saja tangan lembut itu mencekalnya.
"Abang ... tunggu!" cegah Nabila.
"Ada apa Sayang, sudah tenangkan dulu pikiranmu," titah Abi.
"Abang di sini serasa sesak," adu Nabila sambil menunjuk dadanya.
"Menangislah keluarkan semua unek-unek yang ada di dalam hatimu," ucap Abi sambil membawa istrinya di dalam dekapannya, saat ini dada bidang itu yang menjadi sandaran hati Nabila.
"Abang maaf kalau sebenarnya aku tidak pernah jujur tentang keadaan rumah tanggaku terdahulu bersama mantan suamiku, aku hanya ingin bercerita sepenggal tentang rumah tanggaku terdahulu agar supaya aku merasa lega tidak menyimpan ini sendirian," tutur Nabila.
"Cerita saja, bukan kah saat ini kamu istriku apapun yang akan menjadi keluh kesahmu pasti akan menjadi keluh kesahku juga," ucap Abi.
"A-ku dengan mantan suami menikah atas dasar perjodohan, dan di pernikahan itu yang mencintai hanya sebelah pihak saja, yaitu aku. Aku sudah mencoba untuk berbesar hati menerima belenggu yang ada di dalamnya, dengan mengandalkan kata sabar, sabar siapa tahu manusia bisa berubah, sabar dalam pernikahan itu pasti ada ujiannya awalnya memang sebagian pasangan ada yang tidak saling mencinta tapi lama-lama jadi cinta juga. Kata-kata itu yang selalu menjadi andalan saya, hingga usia rumah tanggaku memasuki tahun ketiga bahkan lebih, dia masih bersikap dingin tidak pernah menganggap keberadaan ku," terang Nabila mencoba untuk tegar.
"Maaf kalau dia selalu bersikap dingin dan tidak pernah menganggap keberadaan mu, terus kenapa bisa ada si kembar?" tanya Abi.
"Si kembar ... Heeemb." Helaan nafas panjang Nabila.
"Si kembar ada karena Obat perangsang yang tidak sengaja tercampur di dalam minuman mantan suamiku, mungkin kalau tidak ada obat perangsang itu, tidak akan pernah ada si kembar," ucap Nabila sendu.
"Jadi kalau tidak ada obat perangsang kamu tidak pernah tersentuh gitu?" tanya Abi.
"Iya, mau bilang aneh tapi ini kenyataannya," Sahut Nabila.
'Makanya dirimu masih seperti gadis Nabila,' gumam Abi dalam hati.
"Kenapa diam Bang?" tanya Nabila membuyarkan lamunan Abi.
"Enggak ada Sayang, begini Sayang aku tidak tahu bagaimana masa lalu mu, aku baru tahu dan mendengarnya sekarang dari mulut mu sendiri, dengan pengakuanmu barusan hatiku tergugah untuk tetap menjaga mu lebih baik lagi, ingat baik-baik tidak akan ada penderitaan lagi baik itu secara batin ataupun fisik, tidak akan Sayang. Kamu terlalu berharga untuk di sia-siakan, apalagi anak-anak, mereka adalah anak-anak yang baik, aku tahu bagaimana mereka menahan rindu terhadap ayah kandungnya, semoga kelak anak-anak kita akan menjadi orang-orang yang sukses, dan aku berjanji dengan keridhaan hatimu, biarkan mereka di kenal sebagai anakku, karena aku ayahnya biarkan mereka hidup bahagia sampai saatnya nanti mereka mengerti," terang Abi dengan penuh ketegasan.
Zahra yg dibisik aku yg kaget dan mukaku merah padam krna nahan malu 😍😍😍
mau kabur atau diusir bisa lah duduk teras bntr nunggu hjn reda br pesan grab yg sllu online. klo dia jln pake mantel ujan msh ok lah..
yahh namanya alur dibuat dramatis tp kdg tak logis..ngikut aja dan jg crta bagus n rapi
TAMAT