WARNING BUKAN UNTUK BOCIL ❤️❤️
YANG DIBAWAH UMUR
MOHON UNTUK JANGAN BACA NOVEL INI!!
KARENA INI NOVEL KHUSUS UNTUK KAUM IYA-IYA 😝
TERIMA KASIH!! SELAMAT MEMBACA!!
ANNABELLA TASYA KUSUMA pegawai di salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang terletak di Jakarta ini sudah mengabdi di perusahaannya selama hampir 4 tahun.
Pekerjaannya lancar dan mengasyikan. Dia sangat mencintai pekerjaannya. Dia orang yang mudah bergaul, itu yang membuat dia sangat akrab dengan rekan-rekan di devisinya, yaitu devisi keuangan.
Tapi semua itu berubah, ketenangan di usik. Dia merasa diawasi, dikekang, dan diperlakukan tidak adil oleh CEO baru di perusahaannya.
Mampukah Tasya bertahan, atau Tasya memilih untuk keluar dari perusahaan nya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssyptr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 32 - PERTUNANGAN
YUK SEBELUM BACA PASTIKAN SUDAH
LIKE
COMMENT
VOTE
DAN JANGAN LUPA BERIKAN BINTANG l
LIMA.
SUPAYA AUTHOR-NYA BERSEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD.
TERIMA KASIH CINTA-CINTAKU.
---------------------------------------------
"Kamu itu gimana sih, kok pilih tempat duduk pisah gini. Kan kakak maunya duduk sama kamu." gerutu Tasya kesal.
Lula mengerutkan dahinya bingung, "Kakak apaan sih, akhir-akhir ini sensitif banget." batin Tasya.
Lula menghela nafas sebentar lalu menatap kakaknya malas. "Kak udahlah terima aja, sekarang udah mau masuk liburan, jadi ya banyak yang berlibur. Dan aku cuma bisa dapet tempat duduk ini."
"Tapi kan...." ucapan Tasya terpotong ketika ada seseorang yang menepuk pundaknya.
"Kamu yang di Bank itu kan ?" tanya seorang pria dengan senyum sumringah.
"LAH??!? PAK POLISI ?!?" teriak Tasya.
---------------------------------------------
Ballroom hotel terbesar di Jakarta disulap sedemikian rupa dengan sangat mewahnya. Bunga yang bertabur dimana-mana menambah kesan mewah acara ini.
Sean mengambil kedua tangan Vanda lalu menggenggam dengan kedua tangannya erat. Kedua mata mereka saling bertemu, membuat Vanda kian melebarkan senyumnya dan debaran jantung yang menggila.
"Vanda Roseane Suherman, aku disini ditempat ini ingin kau menjadi pendampingku yang setia menemaniku disaat sakit-sehat, kaya ataupun miskin. Maukah kau selalu mendampingi ku ?" tanya Sean didepan ratusan tamu undangan.
Vanda tersenyum lebar lalu menoleh kepada kedua orang tuanya yang menitihkan air mata. "Iya Sean, aku mau mendampingi mu." dengan air mata bahagia yang mengalir dikedua matanya.
Sean menatap datar Vanda lalu menghela nafas kasar dengan cepat Sean menarik tangan kiri Vanda yang sempat dia menghempaskan lalu memakaikan cincin pertunangan mereka ke jari manis Vanda.
Semua tamu bertemu tangan saat Sean memasangkan cincin ke jari Vanda. Ibu Sean memeluk Vanda erat lalu bergantian dengan Ayah Sean, sedangkan Sean memeluk kedua orang tua Vanda dengan wajah datarnya.
"Selamat ya untuk kalian berdua." ujar Yoseph, ayah Vanda dengan senyum mengembang.
"Ternyata kita berdua jadi besan ya. Hahahaha." Albert tertawa disusul oleh mereka semua kecuali Sean yang terlihat enggan dengan acara ini.
"Sial, acara yang membosankan. Aku butuh pelampiasan segera." gumam Sean.
Para tamu maju untuk memberi selamat kepada Vanda dan Sean, tak luput juga banyak dari mereka yang membahas mengenai bisnis.
Hal itu sontak membuat Sean menjadi geram sendiri. Ia mengendurkan dasinya lalu melirik ibunya yang sedang berbincang-bincang dengan para tamu.
Ia berjalan mendekati ibunya lalu membisikkan sesuatu padanya. "Mom aku harus kembali ke kantor, ada laporan mendadak yang harus aku tandatangani."
Rinda melirik malas pada Sean lalu menghembuskan nafas lelah. "Sayang, ini kah hari pertunangan mu. Tak bisa kah kau libur sehari saja." pintanya.
Sean menggelengkan kepalanya sebagi jawaban. "Ini penting mom." katanya berbohong.
Tentu saja Sean berbohong, saat ini Sean sudah sangat merasa bosan berada di situasi ini.
Ibunya melangkah menuju Albert, ayah angkat Sean lalu ia mengangguk kecil. Setelah itu ibunya kembali lagi pada Sean. "Pergilah sayang, tapi minta ijinlah pada calon mertua mu terlebih dahulu."
Sean mengangguk malas lalu berjalan mencari calon mertuanya itu. "Nah ini calon menantu ku." kata Yoseph, ayah Vanda.
"Sean ini CEO muda pertama di Indonesia yang menduduki posisi CEO saat umur 21 tahun. Ia juga pria muda terkaya nomer 1 di Indonesia." lanjut Yoseph yang menyombongkan Sean pada rekan-rekan bisnisnya.
Tak mau kalah Yolanda, ibu Vanda juga ikut menyombongkan calon menantunya itu. "Iya loh jeng, Sean itu sekarang juga orang terkaya nomer 12 di Dunia. Di D-U-N-I-A loh jeng. Aku juga kaget loh baru tau fakta itu." sahut Yolanda.
"Wah, beruntung sekali kamu Vanda bisa menjadi istri Sean. Harus dijaga betul-betul itu, takutnya bisa diambil orang."
"Wah gak nyangka ya ternyata Sean itu CEO muda."
"Iri banget sama keluarga Yoseph, harusnya aku lebih dulu jodohin Sean sama anak aku."
"Hah?? sumpah ini ya. Vanda beruntung banget dapetin Sean."
"Wow, harusnya Sean jadi menantu aku aja."
Itu adalah bisik-bisikkan para tamu undangan yang mendengar ucapan Yoseph. "Vanda kamu beruntung banget loh bisa dapati Sean."
Vanda tersenyum malu-malu lalu menatap Sean dengan tatapan kagum. "Iya Tante, tapi gimana ya ? Pasti banyak yang mau ngambil Sean dari aku."
Semua tamu undangan tertawa mendengar guyonan Vanda. "Nah mangkanya kamu harus jaga betul-betul si Sean." sahut tamu lainnya.
Vanda menganggukkan kepala antusias. "Harap dimaklumi ya, Vanda sedang jatuh cinta." sahut Yoseph sambil tertawa.
Sean yang merasa jengah dengan situasi ini langsung membisikkan sesuatu pada Yoseph. "Dad, aku harus tandatangani dokumen penting. Ini Urgent." kata Sean berbohong.
Yoseph memberikan tatapan kecewa pada Sean. Lalu kembali melirik para tamu undangan. "Baru aja diomongin, sekarang Sean harus kembali ke kantor." kata Yoseph yang membuat Vanda cemberut.
"Loh emang kenapa Sean ?" tanya Yolanda.
Sean menggaruk tengkuknya yang tak gatal lalu melihat kearah ibu Vanda. "Aku harus mendatangi dokumen penting mom."
Setelah berdebat kecil, Sean akhirnya diijinkan untuk meninggalkan acara oleh calon mertuanya.
"Akhirnya aku terbebas dari penjara itu." batin Sean bersorak senang.
---------------------------------------------
Sean melajukan mobilnya ke HAWAVE CLUB. Setelah memarkirkan mobilnya, Sean masuk untuk menemui teman-temannya yang terlebih dahulu datang ke club.
"Nah ini nih yang katanya lagi tunangan." sahut Aldo, teman Sean.
"Hahaha, kenapa kesini Lo bro? udah bosen sama tunangan Lo?" kata David.
"Bisa diem gak sih Lo berdua? kepala gue serasa mau pecah." jawab Sean lalu duduk di ruangan VIP club.
Lalu teman Sean menertawai nasib Sean yang dijodohkan dengan 'nenek lampir.'
"Oh ya, Lo masih sama cewek cantik itu bro?" tanya David.
Sean mengerutkan dahinya bingung lalu menengguk habis minuman yang ia pesan. "Yang mana? jal*ng gue itu ?" tanya Sean
David mengangguk kecil, "Kenapa sih Lo jadiin dia budak Lo ? emang dia ad salah apa sama Lo ?" tanya Aldo.
David kembali menganggukkan kepalanya lalu melirik Sean singkat sembari meminum minumannya. "Mending Lo kasih itu buat gue."
Sean menghela nafas panjang lalu kembali meminum wine yang ia pesan. "Nanti kalo gue udah bosan gue kasih ke Lo berdua."
David bersorak senang lalu menatap Sean. "Oke, tepatin janji lo!" ucap David lalu Sean mengangguk kecil.
"Lo belum jawab pertanyaan gue, emang dia ada salah apa sama Lo ?" tanya Aldo lagi.
"Jadi gini....."
---------------------------------------------
BERSAMBUNG
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN ❤️
KALO SUKA BOLEH YA SEKALIAN DI VOTE
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA
SEMOGA SUKA YA SAMA CERITA INI.
DUKUNG CERITA INI DENGAN CARA VOTE+KOMEN+LIKE.
sean benar2 kejam, kasian Tasya🥺