remaja cantik namun sederhana yang mencintai seorang murid baru yang sangat tampan. dirinya mencintai dalam diam, karena dirinya yang sadar diri. walaupun begitu, ternyata pria itu merasakan kalau gadis cantik itu menyukainya , dan malang untuk si gadis.karena cintanya tetap tidak terbalaskan. dan semakin tragis buat si gadis, setelah pria itu tahu kalau wanita yang punya rasa padanya itu ternyata adik dari musuhnya .bahkan seakan-akan nasib buruk itu selalu berpihak pada gadis itu. karena pada akhirnya pria itu malah menjadi saudara tirinya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vatic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mulai perhatian.
Yelse memang anak dari pemilik sekolahan ternama itu. namun tidak ada seorangpun yang tahu. sejak ibunya tiada, hidup yelse dan kakaknya berubah sangat drastis .
Kepergian ibunya waktu itu ketika dirinya masih sangat kecil. dirinya masih berumur tiga tahun, sedang kakaknya berumur delapan tahun.
Kakaknya pergi dari rumah ketika baru masuk sekolah menengah pertama. namun yelse tetap harus tinggal di rumah itu. karena menurut sang kakak hanya di rumah itu yelse bisa tetap makan dan hidup. Sedangkan kakaknya terpaksa bekerja untuk membiayai sekolah adiknya itu.
Kedua kakak beradik itu masih sering bertemu, yaitu di markas kakaknya yang sekarang menjadi ketua gengster di wilayahnya. walau hanya seminggu sekali. namun saat itu tiba adalah momen paling di tunggu oleh seorang yelse.
Walau dirinya tidak bisa mengadu untuk segala yang di alaminya. namun dirinya tetap semangat dan ceria ketika bertemu dengan sang kakak.
Yelse tidak berani mengadu karena dirinya yang tidak Ingin kakanya sedih jika tahu yang sebenarnya.dan terpaksa yelse harus sabar dengan semua yang di terimanya.
Setelah sampai kantin yelse sudah tidak kebagian makanan apapun, hanya sebuah roti tawar yang masih tersisa. seperti biasa , yelse hanya mengambil roti itu dan langsung melangkah pergi.
Nathan melihat yelse yang tampak sangat lesu ketika dirinya berjalan pergi. namun Nathan tetap fokus makan hanya matanya saja yang mengarah pada gadis itu.
Dan setelah masuk ke kelasnya. Nathan sangat kaget melihat keadaan yang sangat jelas itu. dia berhenti sejenak untuk melihat tas dan buku yang berserakan. bahkan bangku yelse yang tampak terlempar. Nathan tahu benda itu adalah milik gadis di sampingnya.
Setelah itu tatapan Nathan beralih pada Berly yang sudah duduk di samping tempat duduknya. bahkan Berly tampak tersenyum genit ke arahnya. namun Nathan melihatnya tanpa ekspresi.
Dan sebelum Nathan kembali berjalan , Tiba-tiba yelse masuk, dan diapun sempat berhenti sejenak tepat di samping belakang Nathan. namun itu hanya untuk beberapa saat saja.
Setelah itu tanpa berucap, yelse langsung berjalan maju memunguti buku dan tasnya. kemudian dia mengambil bangkunya, lalu di bawanya ke pojokan paling belakang. tanpa berucap atau marah yelse langsung duduk dengan tenangnya.
Sewaktu yelse jongkok untuk memunguti barangnya. tanpa sengaja tadi Nathan melihat luka lebam di atas lutut gadis itu. karena memang seragam yang di pakai adalah rok pisket yang sangat mini.
" Hai Nathan cepat duduk! " kata Berly memanggil Nathan yang masih diam dan berdiri melihat yelse, untuk segera duduk di bangkunya. yaitu di sebelahnya saat ini.
Nathan yang seperti tersadar langsung berjalan ke bangkunya , setelah itu dia duduk. Berly sangat senang karena dia bisa duduk di samping pria yang sangat tampan di kelasnya. bahkan mungkin tertampan di sekolah itu.
" Kalau kamu mau sesuatu jangan sungkan bilang padaku ya? " kata Berly sok akrab. " sekarang kenalkan namaku Berly! " kata berly sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat dengan Nathan . namun Nathan hanya merlihatnya sinis.
" Hmm! " jawab Nathan dengan gumaman.
Pelajaran kembali di mulai. namun mata Nathan terus mencuri pandang dari yelse. yelse terlihat sangat fokus dengan pelajaran yang di terangkan oleh guru . walau dengan tangan yang selalu dia gerakkan di bagian bahunya. seperti seorang yang sedang merasakan pegal atau sakit.
Mata Nathan memang terlihat sangat tenang. namun kedalamannya tidak ada yang tahu. dia sedikit terkaget ketika tanpa sengaja yelse menyingkap baju lengan pendeknya. dan dia melihat memar di sana. seperti yang tadi dilihatnya di bagian atas lututnya sewaktu dirinya jongkok.
" Nathan nanti pulang sekolah kita sama-sama ya!" ajak Berly yang memulai aksi pendekatannya.
" Tidak,,! aku sudah ada janji! " jawab Nathan tegas tanpa melihat ke Berly.
Kringggg,,,
bel pulang sekolah berbunyi, dengan cepat yelse menjinjing tasnya dan langsung berlari pergi.
Semua teman di kelas tidak ada yang mempedulikan kepergian yelse yang sangat tergesa itu. karena mereka sudah terbiasa dengan itu. namun tidak dengan Nathan yang sedikit terkaget dengan kepergian yelse yang begitu cepat.
Yelse harus segera pergi ke tempat kerjanya yang tidak jauh dari rumahnya itu. semua teman kerja yelse tahu kalau yelse tinggal di hunian mewah di tempat itu. akan tetapi tidak dengan teman sekolahnya. karena mereka tahunya yelse adalah anak orang miskin.
Padahal itu adalah rumahnya sendiri. rumah yang di bangun oleh kakek dari mamanya. namun karena mamanya yang sudah tiada membuat rumah itu seketika berubah menjadi neraka.
Sebenarnya yelse sangat penasaran dengan cerita hidupnya sendiri. bagaimana ayahnya bisa setega itu dengan dirinya dan kakaknya. padahal di dokumen kelahirannya. dia adalah anak sah dari ayahnya itu.
Di rumah yelse tidak ubahnya seperti seorang anak pembantu. bahkan dia hanya di berikan kamar yang sangat sempit seperti para pelayan yang tinggal di sana.
Selain itu, yelse juga di berikan pekerjaan rumah seperti menyapu dan mencuci piring. dia juga harus membersihkan kamar dan merawat kebutuhannya sendiri. seperti mencuci baju dan menyetrikanya.
Bahkan ayahnya tidak pernah memberikan uang jajan padanya. kebutuhan sekolah selain beasiswanya , dia harus memikirkan itu sendiri.
" Sudahlah,, kamu istirahat saja, biar saya yang akan menyapu nanti! " kata pelayan baik hati di sana. seorang pelayan yang selalu membela dan memberikan kasih sayang padanya.
" Tidak usah bik,, biar aku saja. aku tidak mau kamu dalam masalah nanti! " jawab yelse yang tidak ingin membuat orang baik itu dalam masalah karenanya.
" Baiklah,, kalau begitu aku pergi dulu! " kata pelayan itu.
Tengah malam Yelse masih mencuci piring-piring kotor itu. padahal matanya sudah sangat berat. di tambah lagi badannya yang terasa sangat sakit karena ulah Berly dan teman-temannya di kelas tadi.
Di tengah malam badan yelse tiba-tiba menggigil hebat. tubuhnya demam. dengan tertatih dirinya mengambil obat di kotak obat. dia mengambil obat penurun panas. setelah itu dirinya bisa tidur dengan nyenyak.
Di sekolah yelse kembali datang sangat mepet dengan jam pelajaran seperti biasanya. Namun yang terlihat aneh adalah langkahnya yang terlihat berat dan lesu.
Dan setelah dirinya duduk di bangkunya. tidak lama pelajaran pun di mulai. yelse tampak sangat fokus dengan pelajaran itu. walau matanya terlihat sangat sayu.
Nathan menyadari kalau wajah yelse sangat pucat. bahkan dirinya juga melihat keringat yang sangat basah membasahi dahi gadis itu.
Lama mengamati yelse. membuat Nathan menyadari kalau yelse sangatlah cantik. gadis tanpa riasan itu sangatlah cantik. walau dalam keadaan pucat pun dia masih terlihat sangat cantik.
Waktu istirahat tiba semua siswa di kelasnya makan siang. namun yelse malah tidur sambil berbantalkan lengannya. dan Nathan melihat itu.
" Ayo Nathan kita keluar! " ajak Berly pada Nathan. bahkan Berly dengan lancangnya menggandeng tangan pemuda itu.
Nathan yang merasa tidak suka langsung menatap tajam pada Berly. dan setelah Berly menyadari tatapan mengerikan dari Nathan. dirinya pun merasa sedikit menciut , apalagi Nathan juga melihat ke tangan Berly yang memegang tangannya. membuat Berly yang paham langsung melepaskannya.