Anyelir adalah salah satu nama apartemen mewah yang terletak di sudut kota metropolitan. Suatu hari terjadi pembunuhan pada seorang wanita muda yang tinggal di apartemen anyelir 01. Pembunuhnya hanya meninggalkan setangkai bunga anyelir putih di atas tubuh bersimbah darah itu.
Lisa Amelia Sitarus harus pergi kesana untuk menyelidiki tragedi yang terjadi karena sudah terlanjur terikat kontrak dengan wanita misterius yang ia ditemui di alun-alun kota. Tapi, pada kenyataan nya ia harus terjebak dalam permainan kematian yang diciptakan oleh sang dalang. Ia juga berkerjasama dengan pewaris kerajaan bisnis The farrow grup, Rafan syahdan Farrow.
Apa yang terjadi di apartemen tersebut? Dan permainan apakah yang harus mereka selesaikan? Yuk, ikutin kisahnya disini.
*
Cerita ini murni ide dari author mohon jangan melakukan plagiat. Yuk! sama-sama menghargai dalam berkarya.
follow juga ig aku : @aca_0325
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Lisa pov
Namaku Lisa Amelia Sitarus, biasa dipanggil lisa. Seminggu lalu tempat kerjaku mengalami kebangkrutan sehingga mau tak mau aku harus berhenti kerja. Menjadi pengangguran itu tidak enak sama sekali, apalagi untuk orang kalangan menengah kebawah sepertiku. Bagiku, mencari uang sudah seperti mempertahankan nyawa. Dalam minggu ini sudah kutulis surat lamaran kerja sebanyak sepuluh kali. Sialnya, sampai sekarang belum ada panggilan kerja atau hanya sekedar untuk wawancara.
Pekerjaan tidak ada. Ibuku yang seorang pemabuk dan tukang judi setiap hari kerjaannya minta uang. Ditambah lagi aku memiliki dua adik yang masih membutuhkan banyak uang, dari mana aku bisa mendapatkan uang untuk mereka sekarang. Uh, benar-benar menyebalkan dan membuat stress.
Biar ku jelaskan secara singkat tentang keluargaku. Aku terlahir sebagai anak sulung dari keluarga yang cukup berantakan. Ayahku kaya, dia pemilik beberapa bar di Indonesia. Hanya saja, dia suka main perempuan. Dia, pria brengsek itu sudah menikah sebanyak sepuluh kali. Istrinya yang sekarang kudengar adalah selebgram yang cukup terkenal. Dia tidak peduli pada keluarganya sama sekali. Setelah ibu melahirkan kami bertiga, ayah menceraikan ibu dan tidak memberi kami nafkah.
Cukup tentang ayahku, sekarang kita beralih pada ibuku. Oh, dia bukanlah ibu yang baik sama sekali. Jika ayah adalah tukang selingkuh dan hobi mengganti istri, maka ibu adalah seorang wanita pemabuk dan tukang judi. Entah sejak kapan, aku tidak terlalu mengingat. Yang jelas sejak aku lulus SD, dia sudah melakukan pekerjaan itu. Dia tidak pernah mengurus kami, membiarkan aku dan kedua adikku kelaparan.
Memiliki kedua orang tua yang sibuk dengan dunianya masing-masing membuatku harus menjadi pelindung dan tulang punggung untuk kedua adikku. Aku bekerja untuk membiayai hidup dan sekolah mereka.
Adikku yang pertama bernama Vanya, dia sekarang sedang kuliah di UGM dengan jurusan manajemen. Vanya harus operasi ginjal beberapa hari lagi dan aku tidak punya tabungan untuk biaya operasi nya. Sedangkan adikku yang kedua bernama Jerry, dia duduk dikelas tiga SMA.
Selain mencari uang untuk kedua adikku, ibuku juga sering merampas dan mencuri uangku. Jika sudah kalah berjudi, dia akan datang kerumah kontrakan sederhana kami. Aku sebenarnya sudah muak, namun melihat bagaimana Jerry sangat mendambakan kehadiran seorang ibu membuatku tak berkutik. Berkali-kali aku menerimanya bahkan ketika setiap kali datang hanya untuk meminta uang. Dia akan memperlakukan Jerry sangat baik, melalui cara itu dia memerasku.
Aku tidak sanggup melukai Jerry sehingga memilih bungkam akan kelakuan ibu.
Vanya yang tengah berjuang dengan penyakitnya dan Jerry yang membutuhkan uang untuk membayar spp sekolah membuatku pusing. Sebab itulah kemarin aku keluar tengah malam, hanya sekedar berjalan-jalan, menenangkan pikiranku yang sedang kacau. Saat itulah aku bertemu seorang wanita paruh baya misterius. Dia datang dengan sebuah mobil mercedes-benz, wanita itu memperkenalkan diri sebagai nyonya meisy.
Sebab itulah sekarang aku berada disini, sebuah apartemen mewah paling bergengsi di ibu kota. Penghuninya tentu bukan dari kalangan bawah sepertiku, mereka orang-orang kelas atas. Artis, pengusaha, politikus dan Seniman terkenal tinggal disini. Ada juga beberapa penjabat yang tinggal untuk beberapa waktu bersama gundiknya.
Aku menatap bangunan lima puluh tingkat yang menjulang tinggi didepanku. Sebuah plang dengan huruf akrilik hilang timbul terpasang di gerbang, ANYELIR. Sebuah nama yang cukup ganjil untuk apartemen kelas atas, desainnya juga terlihat klasik namun berkesan. Aku mendongak, menatap lekat pada balkon dilantai dua puluh tujuh, seorang pria memakai kacamata hitam dan kaos hitam sedang duduk disana. Dia terlihat seperti orang yang sangat menikmati hidup. Ah, sudahlah. Sebaiknya aku secepatnya masuk. Mulai hari ini aku akan tinggal di apartemen anyelir 29, tepat nya di lantai 29.
Lisa pov's end
...°°°...
Rafan syahdan Farrow adalah putera kedua dari pasangan konglomerat Adam Farrow dan Annisa Farrow. Terlahir dari keluarga terpandang dan kaya raya ternyata tidak menjamin hidupnya aman dan tentram.
Satu bulan lalu ia mendapatkan teror selama lima hari berturut-turut, sebuah kotak merah dikirim ke balkon kamarnya. Penjagaan di mansion keluarga Farrow sangat ketat, kalau kotak tersebut bisa sampai ke balkon kamarnya tanpa di ketahui oleh satpam tentulah pengirimnya bukan orang sembarangan.
Hari pertama Rafan mendapatkan satu pena dan sebuah buku kosong, awalnya ia mengira itu ulah salah satu temannya. Namun, hari berikutnya ia kembali mendapatkan kotak merah lagi, kali ini sebuah lukisan dengan banyak bercak merah berada dalam kotak itu. Lukisan sebuah bangunan menjulang tinggi,
ANYELIR.
Plang besar yang tertulis di gerbang masuk membuat ribuan tanda tanya dikepala Rafan. Bangunan itu milik Adrian dinata, adik bungsu dari ibunya. Tapi, kenapa lukisan itu dikirim padanya? Bercak merah itu apa maksudnya? Tak ada yang bisa memberi jawaban, lukisan beserta kotak itu diletakkan begitu saja disudut kamar.
Hari ketiga, sebuah kotak merah datang lagi. Kali ini sebuah buku bersampul biru kusam yang ada didalamnya, buku yang berisi denah apartemen Anyelir hanya membuat Rafan tambah kebingungan.
Hari ke empat kotak merah berisi selembar kertas kembali ada di balkon kamarnya.
Go, apart 27!
Siapapun pengirimnya, orang itu ingin Rafan datang ke apartemen Anyelir dan menempati lantai 27. Meski, agak frustasi dengan kotak-kotak yang terus berdatangan, Rafan memilih mengabaikan nya dan memfokuskan diri di pekerjaan. Saat ini ia menjabat sebagai CEO Farrow grup, perusahaan elektronik terbesar di ASEAN.
Saat itu tengah malam, Rafan baru pulang dari kantor. Baru saja menghidupkan lampu, sebuah kotak merah yang diletakkan diatas ranjang membuat pria itu terlonjak kaget. Mata tajam nya memandang sekeliling, lalu memeriksa seluruh penjuru ruangan. Semuanya aman, pintu balkon dan jendela masih terkunci lantas bagaimana bisa kotak itu masuk kedalam kamarnya?
Sambil menahan amarah Rafan merobek kasar kotak tersebut,
Besok seseorang akan mati!!!
Rafan melemparkan kasar kotak itu ke sudut ruangan. Ia pergi kekamar mandi untuk berendam, setelah itu memilih tidur tanpa memikirkan kotak aneh itu.
Hanya saja saat terbangun di pagi hari, ia mendapatkan berita mengejutkan. Aruna cahyani meninggal dibunuh ditempat tinggalnya, dalam apartemen Anyelir 01. Rafan duduk terhenyak di sofa yang ada diruang kerja nya, sekarang ia mulai memikirkan dengan serius kotak-kotak yang ia terima.
Jika saja ia menuruti keinginan orang itu untuk datang ke apartemen Anyelir akankah Aruna masih hidup?
Karena tidak ingin mendapatkan kotak aneh lagi, Rafan memutuskan untuk pindah sementara ke apartemen Anyelir. Satu hari setelah kematian Aruna ia resmi menempati apartemen Anyelir 27.
Hari ini Rafan sedang menikmati cuti selama dua hari, matahari bersinar terik diatas langit metropolitan. Rafan duduk santai di balkon kamar, menikmati siang hari dengan segelas kopi americano, minuman yang cocok untuk orang yang sedang malas tidur.
Netra hitamnya menatap kebawah, ia tanpa sengaja melihat seorang wanita muda baru saja memasuki gerbang Anyelir, tangannya menenteng beberapa kresek hitam, sepertinya dia baru pulang dari berbelanja. Alis Rafan tak bisa tidak terangkat saat menyadari wanita itu jauh dari kata mewah. Orang miskin bukan lah orang yang menarik untuk dilihat, Rafan menarik pandangan nya dan memilih menatap jalanan yang sedang ramai.
...***...
Tolong vote, komen dan subscribe ya😄
ig : aca_0325
Terimakasih