Mengisahkan tentang kehidupan pasangan yang berbeda latar belakang,antara keluarga elit dengan seorang gadis dari kalangan keluarga biasa dan sederhana.Kayyisa Virly Putri(Kay) terpaksa menikah secara diam-diam di usianya yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.Awalnya Kay tidak setuju untuk menikah,tapi keadaan ekonomi keluarganya yang pas-pasan dan terlilit banyak hutang.Memaksa Kay harus menyetujui pernikahan secara ikhlas untuk memperbaiki keuangan keluarganya.Namun,pernikahan rahasia yang ia jalani tidaklah mudah.Karena ia harus berjuang menyesuaikan diri dengan kehidupan mewah kelas atas dari keluargabarunya,dan mengharuskannya terus belajar berbagai banyak hal sambil terus berusaha beradaptasi dengan suami yang tidak menyenangkan,yang memiliki hati dingin dan angkuh yang bernama Ben Nathan Hartanto(Ben).Seorang CEO muda ternama sekaligus pewaris tunggal dari keluarga Hartanto.Keduanya saling tak menyukai,tapi tetap menjalankan pernikahan tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliastro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sahabat baru.
Di kelas kursus pastry,Kay berada di area dekorasi bersama teman kursus lainnya.
Kali ini ia bekerja secara individu dan mulai mempraktekan teknik dekorasi yang didemonstrasikan oleh chef profesional yang mengajarnya.
Kay membuat desain 3D figuratif, gambar kedua sahabatnya dan juga kedua orang tuanya.
Wajahnya terlihat sedih mengingat hubungannya dengan dua sahabatnya tidak sedang baik-baik saja.
Dan juga kegelisahan hatinya mengenai sikap Ben.
Kay menghela napas pendek lalu fokus menyelesaikan tugas dekorasinya.
Tanpa sepengetahuan Kay, diam-diam Zidan yang berada di dekat meja Kay terus mengamatinya dengan seksama.
"Sepertinya Kay sedang sedih"gumam Zidan di dalam hati.
Zidan lalu menghampiri Kay dan bertanya,"Apa kau sedang ada masalah Kay?." Zidan tersenyum menunggu jawaban Kay.
Tentu saja Kay kaget melihat Zidan sudah berdiri di dekatnya.
"Apa kau baik-baik saja Kay?"tanya Zidan lagi.
"Iya ,aku baik-baik saja"ucap Kay sambil tersenyum kecil.
Zidan diam memandang penuh keraguan mendengar kata-kata Kay.
"Setelah kelas kita berakhir.Aku akan mentraktirmu makan es krim di kafetaria.Ku mohon jangan menolaknya."Zidan tersenyum kecil memandang wajah Kay.
"Makanan manis bisa membuat mood yang buruk kembali menjadi lebih baik"imbuhnya.
Kay tersenyum tipis merespon kata-kata Zidan.
***
Kay duduk berhadapan dengan Zidan di kafetaria.Tidak jauh dari Kay duduk,ada kedua pengawal dan asisten pribadi Kay yang turut menjaganya.Sekaligus turut menikmati es krim cokelat yang dibelikan oleh Zidan.
Kay menyendok es krim cokelat yang sudah dipesan oleh Zidan untuknya.
"Terima kasih Mas Zidan,"ucap Kay, tersenyum kecil lalu melahap es krim dengan pelan.
Zidan tersenyum,"Kenapa kau selalu mengucapkan terima kasih untuk sesuatu hal yang kecil dan sepele."
Kay melahap habis gumpalan es krim cokelat di dalam mulutnya.
"Terkadang hal kecil dan sepele itu lebih berarti Mas Zidan."
Zidan tersenyum mendengar kata-kata Kay.
Lalu memandang Kay dengan wajah serius.
"Apa kau merasa jauh lebih baik baik Kay?"tanya Zidan lembut dan pelan.
Kay memandang balik ke arah Zidan.
"Sepertinya Mas Zidan seorang cenayang ya?"tanya Kay sambil tersenyum tipis.
"Cenayang?."Zidan mengernyit bingung.
Kay menghela napas pendek lalu melihat sekilas ke wajah Zidan.
"Mas Zidan dapat melihat kesedihan ku meski aku tidak mengatakan apapun." Kay mengaduk-aduk es krim cokelat dengan sendok.
"Padahal kita belum lama saling mengenal,tapi aku merasa Mas Zidan tidak asing buatku."
"Kalau begitu ceritakan padaku.Hal apa yang membuatmu sedih Kay"ucap Zidan tiba-tiba.
Kay mendongak sedikit melihat ke wajah Zidan.
"Aku tidak memaksamu untuk membagi keluh kesahmu Kay.Tapi aku ingin selalu melihatmu tersenyum." Zidan memandang Kay dengan tatapan lembut.
Kay menghela napas panjang lalu menghembuskannya perlahan.
"Aku sedih melihat teman-teman ku marah padaku"ucap Kay tertunduk lesu.
Zidan tersenyum senang mendengar Kay mulai mau mencurahkan isi hati padanya.
"Kalau boleh tahu,kenapa teman-temanmu marah padamu?"tanya Zidan dengan hati-hati.
"Mereka mengetahui pernikahanku dengan Ben.Teman-temanku sangat mengidolakan Ben dan bermimpi menikah dengannya"jawab Kay pelan.
Zidan terkekeh,"Aku tidak tahu jika banyak sekali gadis yang mengidolakan Ben."
Kay mengangkat wajahnya,"Aku juga tidak mengerti,apa yang mereka sukai dari pria aneh itu! Dia sangat menyebalkan dan arogan"ucap Kay ketus.
Zidan mengernyit heran,"Kupikir kau senang menikah dengan Ben?Bukankah seharusnya kau merasa beruntung karena bisa menikah dengan Ben.Pria yang diidolakan oleh banyak sekali gadis."
"Tentu saja tidak, Mas Zidan.Hidup bersama pria menyebalkan itu membuat ku frustasi.Tapi mau bagaimana lagi,aku terpaksa harus menikah dengannya." Kay berkata dengan sedikit marah lalu memelankan volume suaranya.
"Meskipun aku tahu,dia sudah melamar gadis lain untuk menjadi istrinya.Tetap saja takdir memaksaku untuk menerima perjodohan dengannya"kata Kay lirih.
Zidan terdiam sejenak sambil memandangi wajah Kay yang terlihat kesal.
"Bahkan kedua sahabat baikku pun berpikir,jika aku merebut pria impian mereka.Secara tiba-tiba....aku menjadi istri Ben.Istri seorang CEO ternama yang disukai oleh banyak wanita." Kay menghela napas pendek.
"Aku merasa takut jika kedua sahabat ku mengutukku.Apalagi jika pernikahan rahasiaku dan Ben tersebar diketahui banyak orang.Akan ada berapa banyak wanita diluar sana yang akan menyumpahiku.Aku merasa ada batu besar yang berada di pundak ku"ucap Kay.
Zidan mendengarkan kata-kata Kay dengan seksama.Dia sepenuh hati menjadi pendengar yang baik dan memberikan perhatian pada Kay.
Sehingga Kay merasa nyaman bercerita padanya.
"Jika saja Ayahku tidak terlilit banyak hutang dan ekonomi keluargaku tidak sangat begitu buruk.Tentu kedua sahabat ku tidak akan menjauhiku,dan aku tidak perlu terbelenggu bersama suami yang tidak mencintai ku." Kedua mata Kay terlihat berkaca-kaca.Kesedihan terlihat jelas di wajahnya.
Kedua pengawal dan asisten pribadi Kay memandang sedih ke arah Kay.
Begitu pula Zidan yang turut merasakan kesedihan Kay.
"Kay!"panggil Zidan sedikit keras.
"Iya"jawab Kay sambil memandang Zidan.
Zidan tersenyum dan berusaha menghibur kesedihan Kay.
"Bagaimana Ben biasanya memanggil mu?"tanya Zidan."
Kay mengernyit heran.
"Memangnya ada apa Mas Zidan?."
"Tidak jawab saja,aku ingin tahu."
"Dia memanggil ku gadis aneh,gadis jadi-jadian,dan bebek buruk rupa"balas Kay dengan wajah kesal.
"Ben, menganggapku sebagai mainan hidupnya.Mungkin kedua teman ku berpikir dan heran, bagaimana wajah sepertiku mampu memikat seorang Ben yang begitu populer. "Kay mendesah kasar.
"Mereka tidak tahu betapa sulitnya hidup di keluarga Hartanto,dan harus tunduk pada aturan keluarga itu"imbuh Kay lirih.
"Berhentilah mengatakan hal seperti itu Kay.Sejujurnya aku tidak percaya akan omong kosong mengenai penilaian buruk tentang dirimu.
Kau gadis yang menarik dan istimewa,Kay"kata Zidan.
Kay tersenyum malu mendengar kata-kata Zidan.
"Akan sangat mudah untuk menyukaimu Kay.Hal itu karena kau gadis yang natural, has a great personality and awesome behavior.Meskipun sebenarnya kau bukan tipe gadis yang disukai oleh Ben.Tapi kau sangat spesial dari gadis lain"ujar Zidan.
Kay tersenyum tipis merespon kata-kata Zidan.
"Aku senang melihatmu tersenyum Kay,karena kau terlihat semakin cantik.
Tapi jika kau bersedih dan cemberut,aku rasa julukan bebek buruk rupa padamu itu tepat." Zidan terkekeh.
Kay ikut tersenyum bersamaan dengan tawa dari kedua pengawal dan juga sang asisten pribadinya.
"Terkadang aku berpikir,kisah hidupku seperti cerita cinderella.Seorang gadis biasa yang tiba-tiba menjadi seorang putri di keluarga konglomerat.Tapi aku tidak akan menyerah dan diam saja dengan masalah hidupku.Aku akan berjuang." Kay menghela napas sambil memandang Zidan.
"Terima kasih banyak Mas Zidan"imbuh Kay.
"Untuk apa?Aku bahkan tidak membantumu apa -apa Kay."Zidan berusaha mengelak.
"Mas Zidan sangat membantuku dengan mendengarkan semua keluh kesahku.
Terima kasih karena sudah membuatku merasa lebih baik"ucap Kay lembut.
Zidan tersenyum tipis, lalu ia meminta nomor telepon kedua sahabatnya.Dengan alasan, untuk menjelaskan keadaan Kay yang sebenarnya pada kedua sahabatnya.
Awalnya Kay menolak,dan mengatakan dapat menyelesaikan masalah dengan teman-temannya sendiri.Namun Zidan memaksa Kay dan berniat untuk membantunya agar kedua sahabatnya itu percaya.
Kay akhirnya memberikan nomor telepon kedua sahabatnya pada Zidan.
Mereka lalu menghabiskan es krim cokelat yang sudah meleleh.
Zidan tersenyum senang melihat ekspresi wajah Kay yang tidak semurung sebelumnya.
Diam-diam Zidan terus memperhatikan Kay dengan pandangan yang penuh arti.
Tiba-tiba ponsel Kay berbunyi.
Kay pikir Juju atau Bilbil yang menelponnya.
Namun dugaan Kay keliru.
Ben yang justru menelponnya.
Kay terlihat kesal dan dengan malas-malasan ia menjawab telepon dari Ben.
"Kenapa?Apa kau menelponku hanya untuk meledekku?,"ucap Kay dari balik telepon,sambil langsung menutup telepon dari Ben.
Ben memandangi wajah Kay sambil tersenyum kecil.
"Kau gadis yang tangguh dan istimewa seperti kataku sebelumnya.Kurasa hanya kau satu-satunya gadis di dunia ini yang siap menghadapi kepribadian Ben yang unik.Sepertinya kehidupanmu bersama Ben terlihat sangat menarik."
"Menarik apanya Mas Zidan?Dia selalu membuatku kesal"kata Kay dengan wajah masam.
Zidan terkekeh.
"Bukankah Ben meneleponmu tadi?Dia pasti sedang menunggumu Kay.Itu berarti kau harus segera pergi dari sini"kata Zidan dengan pelan.
Kay mendesah pelan dan enggan beranjak dari sana.Karena bertemu Ben akan membuat hatinya menjadi gelisah.
Zidan tersenyum tipis sambil membujuk Kay,"Cepatlah pergi Kay.Bukan berarti aku mengusirmu dari sini.Jujur aku senang dapat mengobrol denganmu.Tapi Ben adalah tipe pria yang sangat mudah sekali marah.Dia paling kesal jika harus menunggu." Zidan menatap wajah Kay lembut.
"Aku tidak ingin kau mendapatkan masalah,Kay." Zidan mengatakan dengan terpaksa sambil menghela napas pendek, karena sebenarnya dia masih ingin menghabiskan waktu yang lebih lama dengan Kay.
Kay mengangguk mengiyakan.
Dengan berat hati,Kay terpaksa pulang kembali menuju kediaman keluarga Hartanto.
Zidan memandangi kepergian Kay dengan wajah lesu.Lalu dia teringat sesuatu hal yang penting.
Dengan cepat,Zidan mengambil ponsel di saku celananya kemudian menghubungi seseorang dengan wajah serius.
***
Kay sudah tiba di kediaman tempat tinggalnya bersama Ben.
Matanya memandang ke sekeliling,tapi tak berhasil menemukan sosok yang berusaha ia cari.
Kay bergegas menuju ke dalam kamarnya.
Hari ini sangat melelahkan baginya.
Ia ingin segera merebahkan tubuhnya di atas ranjang tempat tidur,meskipun hanya sebentar saja.
Karena setelah ini,Kay masih harus mengikuti belajar tambahan lainnya yang sudah disiapkan Mama Ben.
Tapi saat Kay berbalik,ia sangat terkejut.
Karena mendapati Ben sudah menunggunya,sambil berbaring di ranjang tempat tidurnya.
Tentu saja Kay menjadi gugup dan kesal.
"Bagaimana kabar mu Nona Kayyisa Virly Putri?kenapa kau langsung mematikan teleponku?Kau benar-benar buruk dan tidak sopan"ucap Ben sinis.
"Kata-kata buruk dan tidak sopan itu pantas ditujukan padamu!.Sebaiknya kau segera keluar dari kamarku." Kay memalingkan wajahnya.
"Bukankah sudah sekali-kali ku katakan padamu.Jika aku bebas keluar masuk kamarmu.Ini rumahku." Ben menghampiri Kay.
Tapi Kay menjauh.
"Kenapa kau menjauhi suamimu sendiri?,"tanya Ben berusaha meraih tangan Kay.
Kay terus menghindari Ben,hingga ia benar-benar terdesak dan terpojok di dinding.
Ben menatap Kay lekat,saat tak sengaja keduanya saling berpandangan.
Jantung Kay berdegup sangat kencang dan terasa semakin cepat.
"Aku berpikir untuk mengundangmu makan malam.Bagaimana?apa kau mau?."Ben diam sejenak untuk menunggu respon Kay.
Tapi Kay tidak bergeming.Ia teringat bagaimana saat Ben terlihat begitu senang,saat Dea menelponnya.Dan mengingat ekspresi sedih wajah Ben saat termenung di dalam kamarnya.
"Kau bisa mengajak keluarga,saudara atau teman-temanmu.Kau boleh mengundang mereka sebanyak yang kau mau"imbuh Ben.
Namun Kay terlihat marah mendengar kata-kata Ben.
"Apa kau sedang berusaha untuk membodohi aku lagi?Apa kau ingin bermain-main denganku?Apa kau ingin mempermainkan aku sekarang?"pekik Kay kesal.
Ben berusaha mendekatkan dirinya lebih dekat pada Kay.Tapi Kay langsung mendorong tubuh Ben untuk menjauh darinya.
Tentu saja Ben marah dengan perlakuan kasar Kay.Ia langsung membentak Kay dengan kasar.
"IYA! Aku hanya bercanda.Aku hanya mempermainkanmu! Bukankah sudah ku katakan padamu,jika kau hanya sebagai mainanku saja disini! Jadi apa yang ingin kau harapkan dariku!."
Ben diam sejenak mengatur napasnya,sambil memandangi wajah sendu Kay yang sedikit tertunduk lesu.
"Apa kau ingin pulang ke rumahmu?Hmmm,apa aku harus mengabulkanya?Atau sebaiknya aku mengundang kedua orang tuamu saja datang kemari untuk membawamu pulang?,"tanya Ben tajam,berusaha mempermainkan emosi Kay.
Kay mengangkat wajahnya sambil berkata,"Iya…aku ingin pulang ke rumahku.Aku tahu pernikahan ini berat untuk kita berdua."
Namun Ben buru-buru memotong perkataan Kay.Dia tidak ingin mendengar gadis itu meminta untuk mengakhiri pernikahan mereka.
"Baiklah.Akan kulakukan.Tapi aku ingin melihat bagaimana tingkah lakumu dulu.Apakah kau bersikap baik atau tidak padaku.Aku akan mempertimbangkannya dulu,"kata Ben dingin,sambil tersenyum meremehkan.
Kay menjadi sangat marah dan bertambah kesal mendengar kata-kata Ben yang tidak serius.
Dengan cepat,Kay langsung memegang kerah jas Ben.
"Apa katamu?Aku hampir gila merindukan kedua orang tuaku.Aku harus bersabar menghadapi sikap anehmu,yang menganggapku sebagai mainanmu! Dan sekarang kau membodohi dengan mengatakan padaku…aku akan membiarkanmu pulang ke rumah.Kau benar-benar jahat! Kau pria paling kejam dan terburuk di dunia ini!,"pekik Kay,sembari kedua tangannya memukuli Ben dengan kesal,dan merasa dirinya sedang dipermainkan oleh Ben.
Ben menatap Kay dengan tajam,sambil mencoba melepaskan diri dari Kay.
Tidak butuh waktu lama bagi Ben,dengan cepat ia menggenggam tangan Kay yang berusaha memukulnya.Kemudian menarik tubuh Kay masuk ke dalam dekapannya.
Kay terkunci dan tidak bisa bergerak.
Perlahan ia dapat merasakan debar jantung Ben berirama cepat tertangkap dalam indra pendengarannya.
Aroma parfum Ben yang strong menyentuh indra penciumannya.
Perasaan yang hangat dan tenang tiba-tiba Kay rasakan,lalu menyapu pergi perasaan emosional yang sebelumnya bermukim di dadanya.
"Hentikan perdebatan ini Kay.Bukankah setelah ini kau harus mengikuti belajar tambahan.Maka segeralah bergegas,jika tidak ingin mendapat amukan dari ibu mertuamu"bisik Ben dengan tegas.
Kemudian Ben meninggalkan Kay yang terdiam memandangi kepergiannya,tanpa sempat mengatakan satu patah kata apapun pada Ben.