Eldric Hugo
Seorang pria penderita myshopobia. Dalam ketakutan akan hidup sebatang kara sebagai jomblo karatan.
Tanpa sengaja ia meniduri seorang pria yang berkerja di club, dan tubuhnya tidak menunjukkan reaksi alergi.
Karina seorang gadis yang memilih untuk menyamar menjadi laki-laki, setelah dia kabur dari orang yang hendak membelinya. Karina di jual oleh ibu yang mengasuhnya selama ini.
Akankan El mengetahui siapa sebenarnya sosok yang bersamanya. Keppoin yuk
Ada dua kisah di sini semua punya porsinya masing-masing.
Happy reading 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lancang
Pagi yang cerah di mansion Eldric. Seperti biasanya Karina akan bertransformasi menjadi Rizky sebelum memulai paginya. Ia melilitkan Kain panjang yang akan memadatkan buah d*danya, sesak memang. Namun, Karina harus melakukannya. Setelah selesai melilitkan kain panjang itu dengan baik dan menempel sempurna di tubuhnya. Karina memakai kaos dalam rangkap dua, lalu ia memakai kemeja lengan panjang dengan aksen kotak.
Setelah semua lengkap, Karina segera melangkah keluar dari kamarnya. Ia harus segera menyiapkan kebutuhan Eldric. Sudah seminggu Karina berada di mansion, Berto sudah mengajarkan pada Karina tiap detail perkerjaannya. Karina pun sudah mulai terbiasa, meskipun ada hal hal yang ia belum sepenuhnya mengerti.
Setelah sampai di depan kamar Eldric Karina langsung membuka pintu kamar tersebut. Ia cukup lega melihat Eldric masih tertidur pulas di atas ranjangnya. Itu berarti Ia belum terlambat. Karina segera pergi ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat. Kemudian ia pun melangkah keluar dari kamar mandi untuk melakukan hal yang paling ekstrim dalam perkerjaannya. Membangunkan Eldric.
Karina menarik nafasnya dalam sebelum melangkahkan kakinya mendekati ranjang. Dengan perlahan kaki Karina mengayun, langkahnya terhenti tepat di samping ranjang king size milik Eldric.
Eldric tidur terlentang dengan satu tangannya di atas dada. Karina dia sejenak mengamati wajah yang begitu tampan dan sempurna. Karina tidak bisa menebak umur pria itu. Namun, yang jelas ia jauh di atasnya.
"Tuan," lirih Karina dengan sedikit mencondongkan tubuhnya kearah Eldric.
Eldric masih bergeming, seperti pria itu tidak mendengar suara kecilnya.
"Tuan Eldric!" sebutnya lagi.
"Ish ... nggak bangun bangun, nanti kalau telat aku juga yang di marahi," gerutu Karina.
"Untung ganteng, kalau nggak udah aku sirap pake air seember biar cepet melek," gerutunya lagi.
Diam-diam Eldric tersenyum dalam hatinya. Dia sengaja pura-pura tidur.
"Tuan Eldric, tolong bangunlah. Matahari sudah sangat tinggi. Buka mata Anda, Tuan Jangan kalah sama ayam yang sejak subuh tadi sudah berkokok."
Karina mendengus kesal, karena Eldric tidak kunjung membuka matanya. Karina semakin merunduk tubuhnya, dengan usilnya Karina noel hidung mancung Eldric dan menusuk pipinya.
Greep
Tangan Eldric tiba-tiba memegang pergelangan tangan kecil Karina. Karina terkejut ia lalu menarik tangannya. Namun, dengan erat Eldric menggenggamnya.
"Tuan, tolong lepaskan," ucap Karina sambil meringis karena Eldric mencengangkannya dengan kuat.
Wajah Karina sudah merah padam. Malu bercampur takut. Bagaimana kalau Eldric mendengar semua ocehannya tadi.
Eldric melepaskan pergelangan Karina yang sudah memerah, gadis itu refleks mengusap pergelangan tangannya yang terasa panas. Eldric menyibakkan selimutnya dengan kasar.
Karina mundur beberapa langkah saat Eldric mulai turun dari ranjangnya.
"Sudah berani ya. Kau mau menyiramku dengan air. Kenapa tidak melakukannya?" Eldric menatap tajam pada Karina.Ia berkata dengan pelan tapi penuh dengan penekanan.
Karina menundukkan kepalanya, ia berusaha agar tidak melihat melihat mata Eldric yang menatapnya. Tatapannya itu begitu menakutkan bagi Karina.
"Kenapa diam? kau banyak bicara saat aku tidur. Kenapa mulutmu rapat sekali saat aku sudah bangun." Eldric maju selangkah mendekati Karina.
"Emh ... itu, saya hanya bercanda," kilahnya. Namun, masih menundukkan kepalanya.
"Apa kau bicara dengan lantai?"
Karina seketika mendongakkan kepalanya. Kedua mata mereka bertemu, saling mengunci untuk sesaat. Saling menyelami dalamnya jendela hati. Karina segera memalingkan wajahnya, wajannya sudah memanas. Jantungnya sudah mulai senam pagi tanpa aba-aba.
"Ehem," Eldric berdehem keras untuk menetralisir jantung miliknya yang sudah joging.
Astaga, memalukan. Bagaimana jantungku bisa bereaksi seperti ini, melihatnya. Sadar El dia laki-laki. Kau masih waras kan El! Eldric bermonolog dengan dirinya sendiri.
Tuan Eldric kenapa menatapku seperti itu. Apa dia tidak sadar kalau jantungku bisa copot. Sadar Karina kau dalam mode Rizky. Apa memang benar Tuan menyimpang? tatapannya tadi begitu dalam seperti ... ah tidak mungkin. Tapi bagaimana kalau dia benar ada rasa dengan Rizky? Bagaimana kalau Tuan tahu kalau aku seorang wanita? Gadis itu tengelam dalam pikirannya sendiri.
"Aku akan menemui klien penting hari ini," ujar Eldric, dengan langkah lebar ia menjauh dari Karina.
"Iy-iya Tuan," jawab Karina dengan tergagap.
Karina pun segera membereskan tempat tidur Eldric. Menganti sprei dan sarung bantal milik tuannya. Bukan hanya baju, Eldric juga mengganti sarung untuk alas tidurnya setiap harinya. Setelah selesai Karina bergegas keluar dari kamar Eldric untuk mengambil baju ganti Tuannya.
Eldric cukup lama beranda dalam kamar mandi. Sehingga Karina bisa dengan leluasa untuk mengerjakan tugas paginya. Karina meletakkan baju yang ia bawa dari ruangan khusus.
Gadis itu berdiri di sebelah ranjang. Menanti sang Tuan menyelesaikan ritual mandinya. Setelah cukup lama akhirnya Eldric keluar dari kamar mandi. Karina menghembuskan nafas lega.
"Akhirnya selesai juga, kakiku sampai kesemutan menunggunya keluar. Mandi ala apa sih lama banget, kayak perawan aja," gumam Karina lirih. Namun, masih terdengar oleh Eldric.
"Kau suka sekali bergumam seperti tawon, apa kau keturunan mereka," sindir Eldric. Tangan kekarnya terulur untuk mengambil baju yang siapkan Karina.
Tidak buruk, batin Eldric saat melihat baju yang di siapkan Karina.
"Kenapa kau terus mengerucutkan bibirmu, apa kau sekarang jadi bebek?"
Diam kau dasar raksasa jelek. Mulut, mulutnya aku. Terserah aku mau ngapain. Mata Karina melirik sinis kearah Eldric yang sedang memakai kemejanya.
"Aaaaaaaa." Karina menjerit, seketika ia berjongkok sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
"Kenapa kau terus menjerit, ini bukan pertama kalinya!" sentak Eldric.
"Tetap saja, bisakah Tuan memberikan aba-aba terlebih dahulu. Saya bisa jantungan kali terus seperti ini setiap hari!" keluh Karina.
"Bukannya kau juga punya. Kenapa harus kaget!"
Aku tidak punya. Punyaku lain! teriak Karina dalam hatinya.
"Aku sudah selesai, kau bisa membuka matanya!"
Karina mengintip dari celah jemarinya untuk memastikan Eldric sudah tertutup tapi dengan celana panjangnya.
"Cepat berdiri dan lakukan tugasmu."
"Iy -iya." Karina pun membangkitkan tubuhnya.
Ia meraih dasi yang masih tergeletak di atas ranjang. Kemudian ia melangkah ke hadapan Eldric. Dengan menjinjit Karina mengalungkan dasi itu di kerah kemeja Eldric.
"Kenapa kau selalu berteriak? padahal kita sama-sama pria. Lagi pula aku tidak sepenuhnya polos," kali ini Eldric bicara dengan datar.
Mau polos mau nggak polos tetap saja aku kaget Tuan. Siapa suruh kau melepaskan handukmu begitu saja di hadapanku. Kau pikir aku cewek apaan.
"Em ... maaf saya hanya terkejut Tuan," jawab Karina yang berusaha menahan kesalnya.
"Kau sudah seminggu berkerja di sini dan kau masih merasa kaget, hemh ... dasar bodoh." Eldric mendorong kening Karina dengan telunjuknya.
Karina memanyunkan bibirnya, dengan tangannya yang menggosok keningnya. Tidak sakit, hanya refleks saja. Karina segera menyelesaikan simpul dasi Eldric dengan rapi. Kemudian ia memakaikan jas ditubuh kekar majikannya.
"Siapkan sarapan, aku kan segera turun."
"Baik Tuan," jawab Karina.
Gadis itu pun mulai melangkah menuju pintu.Namun langkanya terhenti saat Eldric memangilnya.
"Rizky!"
"Iya Tuan." Karina langsung membalikkan badannya.
"Bersihkan dirimu dengan baik malam ini!"
Karina menautkan kedua alisnya. Apa selama ini dia tidak cukup bersih? Mandi tiga kali sehari pake sabun, sampo wangi gosok gigi. Apa itu belum cukup membuatnya menjadi bersih? lalu seperti apa devinisi bersih menurut Eldric. Apa Karina harus mandi menggunakan cairan desinfektan?
"Ada apa Tuan?"
"Jangan banyak bertanya. Bersihkan saja dirimu, dan bersiap menanti hukumanmu makam ini," ucap Eldric dengan senyum manisnya yang terlihat sangat menakutkan.
"Hukuman? apa salah saya Tuan? kenapa saya dihukum?" keluhnya pada Eldric.
"Tidak salah. Hem ... dengan lancangnya kau menyentuhku tanpa izin. Berniat menyiramkan seember air untuk membangunkanku, apa menurutmu itu bukan kesalahan?"
Karina meneguk ludahnya.
Hais ...kenapa aku begitu bodoh!?