AREA DEWASA+
"Sudah ku bilang, kalau memang jodoh ku pasti tidak akan kemana!" ucap Marvel sambil memandang wanita yang selama ini menghilang entah kemana.
Sejak sekolah menengah atas, Kiran tidak pernah menduga jika ia akan di sukai oleh seorang pria yang terpaut usia dua belas tahun darinya.
Kiran sangat risih, gadis ini tidak suka dengan tatapan Marvel yang suka melihat dirinya dengan penuh nafsu.
Marvel, seorang pria tampan yang harus rela pernikahannya kandas di saat usia pernikahannya baru berjalan satu hari. Bukan tanpa alasan, semua itu di karenakan mantan istri Marvel tiba-tiba menggugat cerai dan lebih memilih pergi bersama laki-laki lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21
Hasan hanya bisa merenung di kamar. Sedangkan Sika dan Desi tertawa pelan karena sudah berhasil menyingkirkan Kiran dari rumah ini. Rencana mereka selanjutnya adalah membujuk Hasan untuk membalik nama rumah ini atas nama Sika.
Sedangkan Kiran, ia hanya bisa meratap. Duduk memeluk tas besar miliknya sambil menahan dinginnya angin malam.
Semalam tidur sambil duduk, di subuh hari Kiran terbangun dengan wajah dan mata sembab. Gadis ini bergegas beranjak pergi, mencari kendaraan yang akan membawanya pergi ke luar kota. Entah kota mana, sekarang Kiran hanya ingin menghilang dari semua orang yang ia kenal.
Sepanjang perjalanan ia hanya diam, menertawakan nasib dirinya dari dalam hati.
"Ouh shiiit,...aku sebatang kara sekarang!" lirih gadis ini.
Cukup jauh perjalanan menggunakan bus, butuh waktu seharian untuk tiba di kota M. Kiran mulai bingung saat turun dari bus, sebelumnya ia tidak pernah pergi ke luar kota.
Kiran mencari tukang ojek, meminta pada abang tukang ojek untuk membantunya mencarikan kontrakan yang murah. Cukup lama mencari, akhirnya Kiran mendapatkan kontrakan yang cocok dengan kantongnya. Untung saja ia memiliki tabungan yang lumayan, jadi Kiran tidak usah pusing memikirkan uang sampai ia bisa mendapatkan pekerjaan.
Setelah membayar ojek dan memberi sedikit bonus tambahan, Kiran bergegas masuk lalu merebahkan diri di atas tempat tidur yang hanya muat satu orang saja.
Pikirannya melayang, kembali mengingat bagaimana sang ayah tanpa berperasaan sudah memukul dirinya dengan sangat kejam.
Sementara itu, Marvel merasa kecewa karena tak mendapati Kiran di toko kue. Bukankah mereka sudah janjian ingin menjenguk Dona di rumah sakit, tapi kenapa hari ini Kiran tidak ada kabarnya.
"Berikan aku nomor ponsel Kiran yang aktif. Aku akan menghubunginya sendiri," pinta Marvel pada Fani.
"Nomornya yang sekarang juga tidak aktif mas. Tidak biasanya Kiran seperti ini. Jika tidak masuk bekerja, dia selalu menghubungi ku."
"Apa dia mencoba menghindari ku?"
"Aku juga tidak tahu mas, besok kalau Kiran masuk kerja, akan aku sampaikan deh."
Marvel hanya mengiyakan, pria ini kemudian pergi dengan perasaan kecewa.
Satu hari, dua dan tiga hari sudah Kiran tidak ada kabar. Selama tiga hari ini Marvel selalu datang ke toko kue untuk mencari Kiran.
"Coba temui Gama aja mas, dia kan teman dekat Kiran. Aku juga sudah berusaha menghubungi Kiran tapi tetap saja ponselnya mati."
"Apa Kiran sakit ya...?"
Marvel sangat khawatir pada Kiran.
"Ya sudah, aku akan pergi menemui Gama. Terimakasih atas waktunya," ucap Marvel pada Fani. Pria ini langsung pergi ke rumah Gama, untuk saja Marvel masih ingat alamat rumah Gama karena ia pernah satu kali mengantar Gama pulang saat kecelakaan dulu.
Setibanya di rumah Gama, Marvel langsung mengetuk pintu. Tak berapa lama, Gama keluar dengan wajah yang sedikit kaget.
"Om, ada apa ya?" tanya Gama.
"Di mana Kiran?" tanya Marvel langsung pada intinya, "kenapa dia menghilang sudah tiga hari ini?"
Gama terdiam sejenak, ia kembali merasa kecewa pada Kiran.
"Duduk dulu om," ujar Gama yang mempersilahkan Marvel duduk di kursi teras.
Melihat dari raut wajah Gama, Marvel semakin penasaran. Pria ini bergegas duduk dan kembali menatap wajah Gama yang sangat aneh.
"Cepat katakan, apa yang sudah terjadi pada Kiran?" Marvel bertanya kembali.
Gama menarik nafas panjang, mau tidak mau ia menceritakan apa yang sudah terjadi pada Kiran. Marvel terkejut mendengarnya, ia sama sekali tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi pada Kiran.
"Meskipun aku orang baru yang kenal dengan Kiran, tapi aku sama sekali tidak percaya jika dia melakukan hal keji seperti itu," ucap Marvel dengan tegas.
"Tapi kenyataan memang begitu om, aku melihat sendiri dengan mata kepala ku!" Gama berusaha menyakinkan Marvel.
"Semua itu tidak mungkin, meskipun Kiran gila akan uang, dia tidak akan sudi menjual tubuhnya. Kenapa kalian hanya memandang apa yang kalian lihat, kenapa tidak mencoba mencari kebenaran terlebih dahulu sebelum menghakiminya?"
Gama terdiam, malam itu Kiran sudah berusaha menjelaskan tapi ia tidak mau mendengarnya.
Gama kembali menceritakan apa yang di jelaskan Kiran pada malam itu. Jika mendengar hal ini, Marvel sangat yakin jika Kiran hanya korban.
"Aku akan membuktikan jika Kiran tidak bersalah," kata Marvel, "kalian yang sudah menghakimi tanpa mencari tahu kebenarannya akan pasti akan menyesal nanti," ucap Marvel kemudian pergi dari rumah Gama dengan perasaan marah.
Marvel marah, ia tidak terima saat Gama mengatakan jika Hasan sudah menghajar Kiran pada malam itu. Marvel kembali ke kantor, memanggil Jeff untuk memberinya pekerjaan tambahan.
"Pekerjaan apa ya bos?" tanya Jeff.
"Periksa semua cctv yang ada di jalan seputaran rumah Kiran. Cari tahu juga tentang club rumah kupu-kupu yang ada di alamat ini," titah Marvel pada Jeff.
Di lihat dari raut wajah Marvel, Jeff tidak ingin bertanya lebih jauh lagi. Ia yakin jika Kiran sekarang sedang berada dalam masalah yang membuat Marvel harus turun tangan sejauh ini.
Sementara itu, Kiran yang sudah mendapatkan pekerjaan di sebuah cafe dengan gaji yang lumayan untuk menyambung hidup, besok ia sudah bisa mulai masuk bekerja.
"Ibu, Kiran sudah besar bu. Kiran sudah bisa mandiri sekarang," ucap Kiran tanpa terasa air mata gadis ini kembali mengalir.
Hatinya masih sakit saat mengingat ucapan ayahnya yang mengatakan jika Kiran bukan anaknya lagi.
"Suatu saat, aku bisa membuktikan pada mereka jika aku tidak bersalah. Biarkanlah mereka bersenang-senang sekarang," ucap Kiran yang untuk saat ini pasrah menerima keadaan.
Hanya foto ibunya yang di bawa sebagai kenangan. Kiran sudah sangat membenci sang ayah yang selama ini sudah tega memperlakukan dirinya layaknya orang asing.
Jeff, menjelang sore pria ini sudah kembali ke kantor dengan membawa hasil dari penyelidikannya. Jeff sendiri sangat terkejut dengan apa yang sudah di alami Kiran.
"Bagaimana Jeff?" tanya Marvel tak sabaran.
"Sangat mengejutkan bos!" ujar Jeff membuat kedua alis Marvel berkerut.
Jeff kemudian meminjam laptop Marvel untuk menunjukkan hasil rekaman yang ia bawa. Rahang Marvel mengeras, kedua tangannya mengepal. Ternyata semuanya benar, apa yang di jelaskan Kiran pada Gama semuanya kebenaran.
"Temukan orang yang sudah menculik Kiran. Bawa ke hadapan ku besok!" titah Marvel pada Jeff.
"Baik bos!"
"Kiran mengatakan pada Gama dengan kekeh jika ibu dan saudara tirinya lah yang sudah menjebaknya. Tapi, tidak ada yang percaya pada Kiran."
"Kalau hati dan pikiran sudah terhasut, tidak akan ada yang percaya meskipun kita sudah berusaha keras menjelaskan. Kasihan Kiran."
Marvel hanya bisa menahan emosinya sebelum ia bisa memegang semua bukti kebenaran. Demi Kiran, Marvel akan melakukan apa saja untuk gadis yang saat ini keberadaannya saja tidak di ketahui.
hhhh ayah macam apa itu, kok lah sama kyk ayah q..
😓
gitu lihat sinopsis nya sama kyk aq sama suami yg jarak umur 12th..
langsung penasaran sama ceritanya 🤭..
tp bagus juga loh, unik malah orang bisa jd hafal..