Aira gadis cantik nan manis namun sayang dengan sifat dinginnya, yang berjuang hidup seorang diri di ibu kota, setelah di usir oleh keluarganya dan bertemu dengan Brian ceo dingin yang tak tersentuh apakah akan tumbuh cinta di antara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Hari ini Aira berangkat ke kampus, seperti biasa dia akan berangkat bersama Aleta, Pagi pagi sekali Aleta sudah berada di kosan Aira, merecoki Aira yang sedang membuat sarapan dan bekal untuk mereka berdua nanti di kampus, memanglah Aira dan Aleta jarang jajan di kampus, karena lebih menyukai masakan rumahan,
"Ai ini mau bikin apa Ai?''
"Sarapan bikin nasi goreng sea food aja ya?!'
"Buat bekal, kita bikin Udang asam manis aja, ok?!"
"Aaassiiiaaapppp Bossku...Apa pun masakannya,yang penting Aira yang masak, aku tetap suka!" ucap Aleta,
"Kalau aku kasih racun, tetap suka!" tanya Aira jahil,
"Ih....Ai mah ngadi ngadi, ngak sayang sama Leta!" kesel Aleta, yang sudah mengerucutkan bibirnya, "masak anak kesayangan Momy Lita mau di racun?!" Ambeknya,
Aira tertawa melihat bibir monyong Aleta,
"iya aku racunin kamu pake racun cinta!" ucap Aira, "makanya kamu doyan sama masakan aku!" ucap Aira mengerlingkan matanya,
"Ih...Aira ngadi ngadi, masak aku yang di kasih racun cinta! abang Bi noh? racunin pake racun cinta?!" ucap Aleta dengan polosnya,
Ya Aleta panggilan kesayangan Aleta kepada Brian adalah abang Bi,
Mendengar nama Brian di sebut muka Aira langsung memerah dan jantungnya langsung berdegup kencang, dia teringat tingkah Brian kamaren, memeluk mencium kuping dan lehernya,
Aira baru kali ini di cium oleh laki laki, apa lagi di tempat sensitifnya, klau di peluk oleh laki-laki sudah biasa buat Aira, ya itu pelukan sayang orang orang terdekatnya, seperti, Bu rt, Pak rt, Ali, Tommy, dan keluarga Aleta lainnya, bahkan pelukan dari keluarganya saja Aira lupa kapan terakhir kali keluarganya pernah memeluknya, jangankan memeluk bertanya keadaannya saja tidak,
"Ai, kenapa pipimu merah, apa kamu kepanasan?!" ucap Aleta polos,
Maklum Aleta dan Aira sama sama polos belom mengenal namanya jatuh cinta, apa lagi soal c*uman mana ngerti mereka, beda hal sekarang Aira merasakan di c*um sama laki laki,
"Ah i-ya, aku sedikit kepanasan!" Aira terbata,
"Ya ampun Ai, aku kipasin ya?" dengan polosnya Aleta,
"Ngak usah, biarin aja sebentar lagi selesai kok!" ucap Aira salah tingkah,
"Huff...Leta klau loe tau apa yang gue rasa sekarang, pasti loe akan mengetawain gue!" dumel Aira "ini tuh, bukan kepanasan gara gara masak, tapi kepanasan gara gara abang loe yang m*sum itu!" sungut Aira, yang hanya berani berucap dalam hari,
"yok, ke kamar ini udah selesai!" ucap Aira, yang sudah selesai membuat sarapan dan bekal makan siang untuk mereka berdua,
Aleta hanya mengikuti di belakang Aira,
"Ai, kamu pindah ya, ke apartemen aku?!" rayu Aleta, yang tak bosan mengajak pindah Aira dari sana, bukan karena dia jijik di kosan Aira, cuma terlalu sempit saja, mau masak harus jalan keluar dulu, dia merasa kasihan sama Aira,
"Di sini tuh, enak loh Leta, aku bisa bersosialisasi dengan orang orang, klau di apartemen kan hidup masing masing!" tolak Aira halus, Aira tidak pernah mau memanfaatkan persahabatannya, walau aleta memberikan dengan ikhlas,
Dia sangat tau, sebenarnya sahabatnya itu, sedikit risih dengan kosan yang sempit untuk mereka tempati berdua, Aira memang sudah merencanakan pindah ke kontrakan yang agak besar yang ada kamarnya, jadi saat ada tamu bisa nyaman, dan juga ada dapurnya, dia tau Aleta juga ingin belajar masak dengannya,
Aira menunggu kontrakan yang di seberang jalan, masih punya Bu Tuti, kontrakanya baru di bangun Aira sudah minta sama Bu Tuti,
"Yuk berangkat!" ucap Aira, dia melihat wajah cemberut Aleta, Aira terkekeh melihatnya,
"jangan manyun gitu, jelek lho!"
Aleta mendengus kesal,
hadeeechhh