NovelToon NovelToon
Jebakan Cinta Pawang Sapi

Jebakan Cinta Pawang Sapi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Slice of Life
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

Fakultas peternakan x Fakultas Hukum

Nyambung nggak jelas ngak Nyambung bangetkan, bau sapi sama tumpukan undang-undang, jelas tidak memiliki kesamaan sama sekali. Tapi bagaimana jika terjalin asmara di dalam perbedaan besar itu, seperti Calista Almaira dan Evan Galenio.

Si pawang sapi dan Arjuna hukum yang menjalin hubungan dengan dasar rasa tanggung jawab karena Evan adalah pelaku tabrak lari kucing kesayangan Calista.
Kamu sudah melakukan tindak kejahatan dan masih bertanya kenapa?" Calista sedikit memiringkan kepala menatap Evan dengan tidak percaya, laki-laki yang memakai kaos putih itu pun semakin bingung.

"Nggak usah ngomong macen-macem cuma buat narik perhatian gue, basi tau nggak!" Hardik Evan emosi.

"Buat apa narik perhatian pembunuhan kayak kamu!"

Beneran kamu bakal ngelakuin apapun?" Tanya Calista yang gamang dan ragu dengan ucapan Evan.

Evan mengangguk pasti.

"Hidupin joni lagi bisa?"

"Jangan gila Lu, gue bukan Tuhan!" sarkas Evan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Najis

Setelah memastikan kondisi Calista stabil dan dokter mengizinkannya pulang, Evan segera mengantar Calista ke mobilnya. Calista terlihat masih lemas, bahkan nyaris tertidur saat ia membantunya masuk ke kursi penumpang.

Di dalam mobil, suasana hening. Evan sempat melirik Calista yang duduk dengan kepala bersandar pada kaca jendela. wajah gadis itu terlihat pucat, sesekali merintih tanpa sadar.

"Ca, kasih tau alamat kos Lu," pinta Evan pelan.

Namun, tidak ada jawaban. Ketika ia menoleh, Calista sudah terlelap, napasnya teratur dan wajahnya tampak jauh lebih tenang dibanding sebelumnya. Mungkin efek obat mulai bekerja sampai membuatnya tertidur. Evan menghela napas, tangannya menggenggam setir sambil berpikir keras.

"Ya Tuhan, gue nggak tau alamat kosnya..." gumamnya. selama ini Evan hanya mengantar jemput Calista di tempat pengisian bahan bakar, gadis itu juga tidak pernah mau di antar sampai ke kos.

Mata Evan kembali tertuju pada Calista yang tertidur dengan posisi yang sedikit tidak nyaman, Evan memijit kepalanya yang sedang berpikir keras. Setelah beberapa detik mempertimbangkan, ia akhirnya memutuskan sesuatu.

"Ya udah, sementara ke apartemen gue aja. Setidaknya lo bisa istirahat lebih nyaman di sana," kata Evan pada dirinya sendiri, meskipun Calista tidak bisa mendengarnya.

Evan mendengus kecil membayangkan reaksi Calista jika gadis itu tahu mereka akan pulang ke apartemen EVan. Pastinya gadis itu akan bawel sekali, mungkin menolak mungkin malah bersemangat Evan tidak bisa menebak, tapi yang pasti gadis itu akan bawel sekali mengutarakan pendapatnya. Tapi sekarang, si bawel malah membisu. Evan merasa ada sesuatu yang kurang tanpa bawelnya Calista. Evan tersenyum kecil lalu menyentuh kening gadis itu, masih terasa hangat walau tidak sepanas tadi.

"Cepet sembuh bawel," lirih Evan.

Ia pun kembali fokus ke jalanan, membelokan arah mobilnya berlawanan dengan tempat dimana ia biasa mengantar jemput Calista. Setelah setengah jam berkendara mereka pun sampai di apartemen, Evan memarkir mobilnya dengan hati-hati. Ia berjalan ke sisi penumpang, membuka pintu, dan mendapati Calista masih tertidur pulas.

"Caca..." Evan memanggil pelan. Tidak ada reaksi.

Evan mengusap wajahnya dengan tangan, calista masih tidur dengan pulasnya.

"Gue bangunin nggak, ya? Tapi kalau gue bangunin, dia pasti bakal ngeluh dan maksa pulang sendiri. Ribet."

Setelah beberapa detik berdiri canggung, ia akhirnya menghela napas panjang.

"Oke, Evan. Lu angkat aja dia. Anggap ini bonus cardio," ucap Evan meyakinkan dirinya.

Dengan hati-hati, Evan mengangkat tubuh Calista dalam gendongannya. Gadis itu tetap terlelap, kepalanya bersandar di dada Evan. Langkah Evan sedikit kikuk saat memasuki apartemen, tapi ia memastikan setiap gerakan tetap lembut agar tidak membangunkan Calista. Tanpa sadar seulas senyum terbit dibibir Evan, jadi begini rasanya mengendong tubuh mungil bawel ini.

Langkah Evan terhenti, dia sadar sesuatu.

'Jadi si Erzan juga gendong Caca kayak gini? Bangsat!' monolog Evan dalam hatinya.

Di apartemennya, Evan langsung membaringkan Calista di sofa yang empuk, kemudian mengambil selimut dari kamarnya untuk menutupi tubuhnya.

Ia duduk di kursi seberang sofa, matanya tidak lepas dari Calista yang tampak jauh lebih tenang sekarang. Napas Evan perlahan mengikuti irama tenang dari gadis itu.

"Gue nggak tau apa yang Lu pikirin, Ca. Keras kepala banget sampai peringatan tubuh Lu pun Lu cuekin. Gue yakin sebelum Lu tumbang, Lu pasti udah ngerasain sakit dari lama kan," gumam Evan sambil menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.

Sesaat, ia terdiam, memandangi wajah Calista yang tidur dengan ekspresi damai. Tiba-tiba, sudut bibir Evan terangkat membentuk senyum kecil.

"Tapi... gue lega Lu di sini, sama gue," bisiknya lirih, hampir tidak terdengar.

Tanpa sadar, Evan terus menjaga gadis bawel itu. Ia memastikan selimut Calista tidak bergeser dan gadis itu tetap nyaman. Meski gengsinya selalu tinggi, saat ini ia tidak bisa memungkiri satu hal—ia benar-benar peduli pada Calista, lebih dari yang pernah ia rasakan.

Suara ponsel Calista tiba-tiba memenuhi kesunyian apartemen Evan. Pria itu yang tengah duduk di kursi seberang sembari memangku laptopnya, langsung menoleh ke arah sofa. Calista masih tertidur lelap, tidak terpengaruh oleh dering ponselnya di dalam tas. Evan mendesah sebal, suara telepon itu bisa menganggu istirahat Calista.

"Aduh, siapa sih nelpon malem-malem gini? ganggu banget," gumamnya.

Ponsel Calista terus berdering nyaring tanpa henti. Evan pun memindahkan laptop dari pahanya dengan gerak ragu Evan akhirnya meraih tas Calista dan mencari ponselnya.

"Bibi," gumam Evan membaca nama penelpon yang masuk.

"Kayaknya penting," pikirnya. Dengan sedikit ragu, Evan menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan itu.

"Halo?" sapanya pelan.

Namun, sebelum Evan sempat memperkenalkan diri, suara perempuan dari seberang langsung terdengar tajam.

"Calista! Dimana kamu?! Udah jam segini belum pulang juga! Kamu tuh anak perempuan nggak tau diri, ya! Mau jadi apa kamu keluyuran malem-malem kayak jalang?! Apa nggak cukup bikin malu keluarga ini, hah?!"

Evan tertegun. Napasnya tercekat mendengar kata-kata kasar itu. Ia melirik Calista yang masih tertidur, wajahnya tampak damai, sama sekali tidak tahu badai yang sedang datang dari teleponnya.

"Bibi, maaf—" Evan mencoba menjelaskan, tapi suara di seberang terus memotongnya.

"Kamu mau ngejawab apa lagi, hah?! Kalau kamu masih terus-terusan kayak gini, mending nggak usah pulang sekalian! Denger ya, Calista, daripada balik bawa malu, lebih baik kamu jadi jalang sekalian!"

Evan mengepalkan tangannya, mencoba tetap tenang meskipun darahnya mulai mendidih.

"Maaf, ini bukan Calista. Saya Evan. Calista pingsan tadi siang, sekarang dia lagi istirahat di apartemen saya."

Telepon di seberang terdiam sejenak.

"Evan?" Nada suara perempuan itu berubah.

"Jadi... dia di tempat cowok sekarang? Ya Tuhan! Calista benar-benar mempermalukan keluarga ini!"

"Bibi, dengar dulu. Calista pingsan karena demam tinggi, saya cuma bantu dia biar—"

"Tunggu." Suara bibi Calista memotong Evan dengan nada dingin.

"Kamu cowok yang beli jasa dia, ya? Kalau iya, dengerin ini baik-baik. Jangan kasih dia pulang! Anak itu udah nggak punya harga diri. Biar dia sekalian jadi jalang, nggak usah balik lagi ke sini! Saya tidak mau tempat saya jadi kotor karena dia!"

Evan tercekat, rahangnya mengeras.

"Tolong jaga ucapan Anda!" Nada suaranya meninggi.

"Calista tidak seperti itu dan saya nggak bakal biarin Anda ngomong sembarangan soal dia!" imbuh Evan dengan menahan marah.

"Halah, kalau kamu mau ambil saja dia, nggak usah banyak omong. Ambil sekalian barang-barang dia di sini. bikin najis tempat saya!"

"Baik. Share lokasi Anda, saya akan mengambil semua milik Calista!"

Klik. Telepon langsung diputus tanpa tanggapan.

Evan memandang ponsel di tangannya, masih gemetar karena marah. Ia menoleh ke arah Calista yang tetap tertidur di sofa. Wajah gadis itu terlihat damai, kontras dengan isi pembicaraan yang baru saja ia dengar.

"Lu..." Evan berbisik pelan, menelan ludah seolah menahan emosi yang meluap.

"Jadi ini yang selalu Elu sembunyikan Ca, apa ini alasan yang buat lu nggak mau gue anterin pulang sampai kos?" gumam Evan sambil mendesah panjang.

"Gue nggak ngerti gimana Lu tahan sama orang kayak gitu."

Ia menaruh ponsel Calista di meja, mematikannya agar tidak ada lagi panggilan yang mengganggu. Evan mendekati sofa, menarik selimut Calista agar lebih nyaman.

1
Lilis Ika Supriatna
Dasar anak manja,,,, terlalu di ratukan sama org tuanya makanya km gk bisa apa² tp cukup puas sih akhirnya km bisa ngerasain apa yg anak fapet kerjakan setiap harinya
Torabika Torabika
Krn Caca pny alasan Van mknya gk mau di anterin
Lilis Ika Supriatna
Oalah pantas saja si Gaby sikapnya arogan bgt,,,, ternyata dia itu anak salah satu dosen di universitas nolite toh,,,, tp sukurin kau Gaby dpt hukuman buat bersihin kandang sapi di fakultas fapet Selma satu bulan... semoga saja km bisa menjalankan hukuman ini dgn baik ya
Lilis Ika Supriatna
Saran buat anak fapet,,,, mnding klian sklian aja bawa kotoran sapi trus lempar ke mukanya si Gabby biar mulut sama mukanya bau kotoran sapi,,, mkin lama pertikaian antara fakultas fapet dn hukum mkin memanas aja ini mah
Lilis Ika Supriatna
Seding bgt kasian Calista 🥺 knpa dia punya bibi sejahat itu sih 😕
lalu paman nya Calista mna knpa gk ada yg belain Calista
kasian km cal Malang sekali nasib km udah mah kurang tidur blum LG harus kuliah semoga km sehat selalu ya cal
Lilis Ika Supriatna: Ralat sedih mlh typo 🙈😩
total 1 replies
Lilis Ika Supriatna
Perlahan tapi pasti rasa itu lama kelamaan pasti ada dn mungkin saja saat ini rasa itu sudah ada cuma Evan msh menampik rasa itu dgn dalih tanggung jawab yg lama² akan berubh jadi cinta ☺️
D'kurnia Sharma
iya juga ya siapa tuh cewek yg udah bikin sial harinya Evan dan ngaku sebagai pacarnya juga
💝💝pemuja Rahasia💖💖
secar g langsung sadar g sadar kaian udhbsaling sayang. idh puya rasa buat ngelidungi pasangan masing2
Jihan Khanaya
cewek mah di ajak ke mini market pasti beli nya kebutuhan dia eh Calista nya malah beli pakan kucing.
Jihan Khanaya
di jamin nanti setelah habis perjanjian Evan GK akan mau putus. Caca tuh cewe idaman ya Van sederhana, mandiri, ceria walaupun aslinya gk dan yang paling penting sangat peduli sama hewan
kieky
wkwkwk, puas banget liat si gab" bersihin kandang sapi, lagian y gab, sapi punya o**k koq, yg g punya pikiran, mknya mau makan rumput🤣🤣
Lestari Arsyila
walah pantes pamannya gk pernah kelihatan ternyata beda tempat..kasihan si calista capek2 mlh dikira jual diri mana sampai diguyur air kotor
Lestari Arsyila
kok aku ikutan sedih sijanin gak bisa diselametin..geby sih cuma suruh dengerin kalau ada suara erangan segera lapor aja gk bisa mlh ditinggal tidur kuping disumpel pula
Jasmine
Yahh padahal tinggal selangkah lagi Evan tau tempat tinggalnya Caca ih, dasar si bapak tua itu ganggu misi Evan aja dehh
kan jadinya kehilangan jejaknya Caca
Risty Hamzah
Udah mulai terbiasa dan menikmati pacaran Sementara nya nanti begitu putus pasti evan akan ngerasa hampa dan kehilangan
Jasmine
Kenapa ga di ikutin sih Evan, kasian lho Calista keknya hidupnya berat dan butuh teman cerita kaya kamu . Salut sih sama Calista bisa mendem sakitnya didepan orang
Risty Hamzah
Ehh Ternyata bawel nya caca hanya untuk sang pacar yaitu evan cayank klo sama boby kalem banget pake bilang suaranya mahal
💝💝pemuja Rahasia💖💖
untung ephan datengbtepat waktu. kapok g digituin gaby
Jasmine
Ciyee yg khawatir ciee yg kepikiran ayang mbeb nya 🤣🤭
fix sih Evan sama Calista gaakan cuma hubungan sementara 2bulan tapi lanjooot terus wkwk
Rysa
akhirnya evan tau klo caca punya bibi yang jahat, dan kehidupan caca yang gak baik baik aja, ayo buruan share lok lokasi tempat tinggal caca biar evan ambil barang" caca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!