Tring
" Melalui pesan ini aku talak kamu. Mulai hari ini kita bukan lagi suami istri."
Dunia wanita 35 tahun itu seakan runtuh. Dia baru saja selesai melakukan operasi sulit pagi ini. Dan pesan yang berisi talak dari suaminya membuat wanita itu terhuyung.
" Kenapa, kenapa kamu ngelakuin ini ke aku."
Dia tentu bingung, selama 3 tahun menjalin pernikahan mereka terlihat baik-baik saja. Tidak pernah sekalipun berseteru.
Jadi, apa penyebab pesan talak itu sampai terjadi?
Apakah pernikahan wanita itu akan benar-benar hancur? Atau dia akan berusaha untuk mempertahankannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25
" Akhirnya sampai juga. Sidang mediasinya besok," ucap Neha dengan perasaan lega.
" Katakan nggak perlu dan langsung minta putusan cerai saja. Berikan semua bukti ini dan langsung minta putusan cerai aja Mbak. Kak Ran pasti bisa ngelakuin itu." Nayaka memberi usul.
Neha mengangguk setuju. Rasanya percuma saja diadakan mediasi kalau toh akhirnya dia juga tidak ingin kembali. Dan mereka mempercayakan kasus ini kepada Kieran, pengacara yang termasuk dalam kategori pengacara handal dan disegani bahkan oleh para seniornya.
Kieran atau yang kerap dipanggil Ran sudah dihubungi dari saat kejadian itu. Tentu saja dengan senang hati Ran akan membantu. Dia pun ikut geram saat tahu Neha diselingkuhi oleh Dimitri. Ia berjanji kepada Neha akan melakukan yang terbaik dan mendapatkan putusan cerai lebih cepat.
" Kamu nggak perlu dateng, serahin semua ke aku. Aku jamin ini bakalan selesai tanpa ba hi bu. Semua beres dalam sekejap mata. Dateng pas sidang putusan aja." Begitulah ucapan Ran kepada Neha dan keluarganya. Neha pun bisa bernafas lega bahwa dia tidak bertemu dengan Dimitri meskipun itu hanya di pengadilan.
Meski masih memiliki rasa sedih, tapi dadanya terasa lega. Dia lega karena sebentar lagi akan berpisah dengan pria yang sudah menyakiti hatinya terlalu dalam. Selingkuh adalah hal yang tidak pernah bisa ia maafkan.
Jika diingat lagi, rasanya sangat tidak mungkin Dimitri bisa melakukan pengkhianatan terhadap pernikahan mereka. Tapi ternyata itu jelas adanya, bahkan bukti yang dilihat nyata. Wanita itu hamil, itu merupakan bukti kuat.
Mungkin jika hanya sekedar bertukar pesan, bertemu dan jalan bersama, Neha masih bisa menerima. Tapi wanita itu hamil, maka berarti itu sudah melibatkan hubungan badan. neha jelas tidak bisa terima.
Ingin menangis pun agaknya percuma. Lagi pula menangisi pria semacam Dimitri sama saja membuang tenaga. Ingatan tentang kebersamaan mereka yang indah lambat laun kabur dan hancur berkeping karena perbuatan Dimitri.
" Mbak, are you oke? Masih sedih?" tanya Nayaka ketika melihat ekspresi wajah sendu dari sang kakak.
" Mbak nggak apa-apa Ka. Sedih itu wajar kok. Mbak sama dia kan bukannya pacaran, dan juga bukan baru sebulan dua bulan menikah. 3 tahun Ka, haah rasanya kayak mimpi aja tiba-tiba Mbak ngerasain kayak gini," jawab Neha dengan senyuman kecut.
Nayaka meraih tangan sang kakak lalu menggenggamnya erat. Meskipun tampak kuat, Neha tetaplah seorang istri yang telah disakiti hatinya oleh sang suami. Dan rasa sakit itu pasti akan meninggalkan bekas yang entah sampai kapan bisa dihilangkan.
Tapi Nayaka juga tidak mau kakak perempuannya itu terus larut dalam kesedihan. Terlebih pria itu sama sekali tidak pantas mendapatkan perlakuan seperti ini dari Neha.
" Mbak, aku yakin akan ada pelangi yang indah bagi Mbak setelah hujan badai yang lebat ini."
" Makasih Ka, kamu adik Mbak paling hebat."
" Ohooo pastilah, kan adik Mbak juga cuma aku."
Tawa lepas dari dua orang adik kakak itu. Neha teringat saat mereka masih kecil dulu, ketika dirinya dan Nayaka bermain tanpa pernah berpikir hal berat semacam ini.
Neha menyadari bahwa menjadi dewasa bukanlah hal yang mudah. Namun tentu saja dia harus melewati fase ini. Fase dimana dia merasakan sakit. Dan dengan sakit itu dia harus bergerak, bangkit, berdiri dan menyembuhkan rasa sakitnya itu.
" Oh iya Mbak, Neel apa bener jadi belajar lagi ke LN?" Nayaka mencoba mengalihkan pembicaraan. Rasanya sungguh malas membicarakan Dimitri.
" Aah iya Mbak lupa nanya lagi ke dia lagi. Udah beberapa hari yang lalu, Mbak jadi lupa buat tanya. Emangnya dia nggak cerita sama kamu juga?"
Nayaka menggelengkan kepalanya. Nayaka sama sekali tidak membahas tentang rencana kepergiannya itu. Meskipun sebenarnya Nayaka berharap Neel tidak pergi. Karena Nayaka berpikir siapa tahu kekosongan hati Neha bisa diisi oleh Neel.
Tapi disisi lain, Nayaka juga tidak mau menahan Neel dan memberinya harapan palsu. Belum tentu Neha bisa tahu perasaan Neel, karena selama ini Neha sama sekali tidak bisa menyadari bahwa perlakuan Neel lebih dari sekedar teman. Perlakuan Neel terhadap Neha jelas lebih istimewa.
" Tapi kalau Neel beneran mau pergi gimana Mbak?" Nayaka mencoba mencari tahu reaksi kakak perempuannya.
" Ya bagus dong, dia beneran upgrade ilmunya. Dan itu menjadikan Neel semakin lebih baik lagi untuk kedepannya. Nanti pas dia balik dari LN dia sudah jadi dokter yanh hebat."
Plak
Nayaka menepuk keningnya sendiri dengan tangan. Rupanya benar-benar Neha tidak bisa melihat Neel dari sisi yang lain. Padahal kelihatan sekali dimatanya bahwa Neel amat sangat mencintai kakak perempuannya itu.
Mungkin karena Neha adalah wanita yang bersuami. Jadi dia mengacuhkan semua perhatian dari pria lain. Itu sebenarnya merupakan hal yang bagus. Namun tidak peka juga menjadi sebuah nilai minus.
Apakah aku perlu memberitahu Mbak Neha?
Neel bertanya pada dirinya sendiri. Ia lalu menggelengkan kepalanya untuk mengusir ide bodoh yang muncul. Itu sepenuhnya urusan Neel, dia tidak ingin dan tidak boleh ikut campur karena belum tentu Neel berkenan.
Tring
Sebuah pesan masuk ke ponsel Neel. Rupanya itu dari Neel. Nayaka senang karena temannya itu mengajaknya bertemu karena memang ada yang ingin ia tanyakan.
" Wuih panjang umur nih anak. Mbak, aku keluar dulu ya. Neel nge-chat ngajak ketemuan."
" Oke, hati-hati."
Tap tap tap
Nayaka bergegas untuk pergi menemui Neel. Di dalam chat yang diterima oleh Nayaka, Neel berkata ada sesuatu yang penting yang ingin disampaikan. Dan Nayaka antusias serta sangat penasaran dengan apa yang akan Neel bicarakan, karena saatnya sungguh pas.
Dia ingin bertanya dan Neel ada yang ingin disampaikan.
" Kali anak itu nggak jadi pergi, kan bagus kalau gitu."
Itulah harapan Nayaka. Tapi apapun nanti jawaban dari pertanyaannya soal kepergian Neel, ia akan dengan senang hati mendukung sang teman.
TBC