Follow ig author yuk🙌🏻 @hhnsaaa_
___
Dijodohkan memang tidak enak, maka dari itu Bella memilih jalan nya sendiri, dan untung nya Gevano menerima kenyataan itu dan memilih membantu Bella untuk menikah dengan lelaki pilihan nya.
Saat usai menikahkan Bella dengan lelaki yang di mau nya, Gevano pun mendapat keberuntungan yang begitu berharga dan sangat bernilai. Andina Putri.
Wanita 22 tahun, yang menjadi pelampiasan lelaki pilihan Bella, memilih untuk pasrah dan menerima takdir nya yang ditinggal pergi.
Tetapi tak berselang lama, datang bak pangeran berkuda, Gevano melamar nya.
Akankah mereka hidup bahagia? Sanggup kah Gevano dengan tingkah laku Andin yang begitu di luar kepala?
___
Cerita ini berdasarkan khayalan author semata jadi jangan baca deskripsi, cukup baca tiap bab dan jangan lupa tinggalin jejak berupa like & komen.
Mohon pengertiannya ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanisanisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Jasline membawa Andin ke tempat tujuan mereka pertama kali, pakaian dalam yang begitu leluasa tergantung di tiap celah.
Tak hanya pakaian dalam, kain tipis dengan warna-warna menantang pun terbentang jelas.
"Kamu pilih aja mau yang gimana, urusan bayar biar Mama yang bayarin" ucap Jasline lalu berlalu, dia juga ingin membeli bikini yang cocok untuk bersantai di pantai saat liburan nanti.
Andin terdiam menatap semua kain-kain yang tergantung membuat pipi nya merona membayangkan diri nya memakai salah satu kain tipis itu.
"Udah dapet belum?" tanya Jasline menghampiri Andin yang masih melihat-lihat.
"Belum Ma.." jawab Andin, dia tak tau yang cocok untuk nya pakai yang seperti apa.
Jasline menepuk jidat nya pelan. "Kalau gitu biar Mama yang pilihin" ucap Jasline akhirnya.
Andin terus mengikuti kemanapun Jasline pergi. Jasline tidak mau asal pilih kain tipis, ia mencari yang nyaman di kulit dan pas di tubuh Andin.
Untung nya tubuh Andin ideal yang begitu memikat hati lawan jenis, jadi tak susah untuk Jasline menemukan kain tipis yang bagus.
"Saya pilih ini, apa masih ada stock barang nya?" tanya Jasline pada pelayanan yang datang menghampiri.
"Ada tersisa satu lusin, Nyonya. Apa mau saya ambilkan?" Jasline mengangguk pelan.
Kemudian Jasline berbalik menatap Andin memeriksa tubuh Andin yang akan dia belikan bikini selain kain tipis yang disebut lingerie.
"Kenapa Ma?" tanya Andin ikut menatap tubuh nya sendiri dengan bingung.
"Kamu suka warna apa?" Jasline tak menjawab pertanyaan Andin, melainkan bertanya balik.
Andin mengusap tengkuk nya perlahan. "Ungu pastel Ma" Jasline manggut-manggut dan kembali berjelajah di bagian bikini.
"Nyonya" panggil pelayan membuat Jasline menoleh ke belakang.
"Ini satu lusin lingerie nya Nyonya" ucap pelayan itu memberikan salah satu set lingerie berwarna ungu pastel.
Andin pun ikut melihat, bahkan nampak tersenyum melihat warna nya yang begitu ia sukai.
"Kamu suka?" tanya Jasline kepada Andin. Andin mengangguk antusias.
"Kalau yang lain warna nya gimana?" tanya Jasline.
"Warna yang lain hampir sama Nyoba, sama-sama warna pastel yang cocok di tubuh siapapun yang memakai nya" Pelayan itu segera mendorong satu gantungan berisi lingerie dengan merk terkenal.
"Warna nya bagus-bagus. Saya beli semua aja" puji Jasline dengan yakin untuk memborong satu lusin lingerie untuk Andin pakai.
Pelayan itu tersenyum dan segera berbalik untuk membungkus lingerie bersama dengan bikini yang lain yang Jasline beli juga.
...----------------...
Andin dan Jasline sudah kembali ke rumah utama, kedua nya banyak memborong pakaian bermerek yang harga nya sudah pasti fantastis.
"Kemana aja kamu Line? 3 jam kamu pergi dari rumah" Grandma langsung memberi tatapan tajam pada Jasline, dan seperti tak menganggap Andin ada.
"Ke mall, Mom. I just want to hang out with my daughter-in-law" jawab Jasline melirik Andin yang ada di samping nya.
Grandma melirik sinis ke arah Andin. "Apa dia yang menghasut mu untuk berbelanja sampai sebanyak itu? Kamu tidak pernah memborong barang di mall selama ini" ketus Grandma, ia kesal melihat paperbag yang di tenteng kedua nya sangat banyak.
"Nggak Mom, sama sekali nggak. Aku yang mengajak Andin untuk berbelanja" jawab Jasline, ia tidak membela Andin tapi memang itu kebenaran nya.
Grandma menghela nafas dan memutar bola mata jengah, bagi nya ini semua salah Andin, Andin akan selalu di mata nya selama diri nya belum tersentuh karena perlakuan Andin.
...----------------...
3 hari sudah terlewat, Andin masih sering terlihat takut dengan Grandma yang benar-benar arogan pada nya.
Apa yang harus Andin lakukan sekarang agar bisa dekat dengan Grandma?
Drrtt drrrtt
Andin tersadar dari lamunan nya dan menatap layar hp nya yang berkedip-kedip.
Segera Andin membuka hp nya untuk membaca pesan yang di kirim oleh Gevano.
Belum sempat Andin membaca pesan itu, Gevano sudah menelepon nya. Andin terkekeh. Dan langsung mengangkat telepon itu.
"Lewat semenit aja langsung di telepon nih ya" cetus Andin mendapat tawa kecil dari Gevano.
"Aku pulang lebih lambat, mau nitip sesuatu?"
Andin berpikir dan menggeleng sebagai jawaban walau Gevano tak melihat.
"Nggak ada, nitip pesan aja kamu hati-hati pulang nya nanti"
Gevano terkekeh dan mengiyakan dengan segera ucapan Andin.
"Aku lanjut ya, ada rapat habis ini"
Andin menyahuti dengan kata-kata penyemangat dan menyudahi telepon nya bersama Gevano.
"Masih ada waktu buat ku ngecek masih apa belum" gumam Andin segera bangkit menuju kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, Andin kembali dengan senyum sumringah. Kini dia sudah siap untuk di gagahi oleh Gevano.
"Ah nggak sabar nyobain baju yang di beliin Mama" gumam Andin sembari membayangkan dirinya memakai lingerie yang masih bisa dia sebut sebagai baju.
Entah bagaimana reaksi Andin setelah nanti ia mencoba lingerie itu, apakah dia akan tetap menyebut nya baju? Atau yang lain.
Andin segera keluar dari kamar untuk makan malam serta menemui Jasline.
Dia harus berterimakasih pada Jasline yang mengajarkan nya bagaimana melayani serta melakukan nya agar Gevano betah dan selalu ingin terus.
Di luar kepala memang, tapi Andin ingin menjadi istri yang baik dan penurut.
Di tambah Jasline juga berharap baik putra dan menantu nya tidak mengalami kesulitan selama pernikahan nya agar terhindar dari masalah seperti masa lalu nya.
Jasline akan menjaga keharmonisan putra tersayang nya yang masih tidak terlalu akrab dengan nya.