NovelToon NovelToon
Bisikan Arwah Penasaran

Bisikan Arwah Penasaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Rumahhantu / Desas-desus Villa / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: Leona Night

Caroline Blythe Berasal dari keluarga Broken Home dengan ibu yang harus masuk panti rehabilitasi alkohol. Hidup sebatang kara tidak punya kerjaan dan nyaris Homeless.

Suatu ketika mendapat surat wasiat dari pengacara kakeknya bahwa beliau meninggalkan warisan rumah dan tanah yg luas di pedesaan. Caroline pindah ke rumah itu dan mendapatkan bisikan bisikan misterius yang menyeramkan.

Pada akhirnya bisikan itu mengantarkan dirinya pada Rahasia kelam sang kakek semasa hidup yang mengakibatkan serentetan peristiwa menyeramkan yang dialaminya di sana. Mampukah Caroline bertahan hidup di Rumah tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hantu yang Pengertian

Caroline’s POV

Kehidupan di Raven wood menjadi lebih menyenangkan bagiku, semenjak aku bersahabat dengan para hantu yang ada di rumah tua kakek. Aku merasa tidak takut lagi, aku merasa ada yang menjaga dan menemani. Terutama karena mereka tidak pernah muncul dalam wujud yang menakutkan.

Dari mereka pulalah aku mengetahui, bahwa kemunculan mereka dalam wujudan yang menakutkan terjadi jika mereka dalam posisi merasa terancam, seperti saat interaksi pertama dengan manusia, atau saat interaksi dengan entitas gaib lainnya. Jika mereka sudah mengenal manusia yang ada di lingkungan mereka tinggal, biasanya mereka jauh lebih welcome dan tidak perlu membentuk benteng pertahanan sehingga tidak perlu menunjukkan wajah atau penampakan yang menakutkan.

Hari hari bersama mereka menjadi begitu menyenangkan. Aku ada yang menemani berbicara di saat sore pulang kerja, rumahku juga jadi lebih bersih karena ada mereka. Mereka membantuku semampu mereka seperti masak, membersihkan rumah dan menjagaku di malam hari. Aku juga tidur dengan lebih berkualitas karena mereka ada dan menjagaku. Bahkan hampir tiap malam Linda tidur disebelahku, sementara simon menjaga pintu pagar rumah agar tidak dimasuki maling atau orang jahat dan Charles mengawasi kami.

Khusus dengan Charles hubunganku pun makin berkembang. Susah bagiku dan Charles untuk tidak saling jatuh hati. Dia adalah hantu yang paling penyayang dan penuh perhatian. Dia selalu mendengar dengan seksama keluh kesahku, memberikan saran yang sangat dewasa bahkan menghiburku. Memang secara usia, charles meninggal dalam usia yang sangat dewasa, yaitu 35 tahun. Sementara simon dan linda bisa dibilang masih sangat muda dan labil. Lebih lebih simon dia mengalami trauma yang sangat kuat sebelum meninggal, sehingga susah baginya untuk menjadi hantu pengayom.

Seperti hari itu, aku pulang kerja dengan perasaan sedih dan yah sedikit kecewa. Aku bingung resah, tentang nasibku dan kehidupanku di Raven wood.

“Mengapa kau terlihat murung Caroline?” tanya Charles

“Aku, merasa sedih Charles. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Aku bekerja sebagai buruh di toko roti kecil, dengan gaji yang hanya cukup untuk bayar listrik dan biaya hidup. Bahkan untuk membeli sepeda saja aku tidak mampu. Sampai kapan aku begini? Aku merasa hidupku akan berakhir menderita hingga tua,”

Charles menghela nafas panjang dan berkata,” Jangan sedih Caroline, kau bisa mulai menabung, menyisihkan sebagian kecil uang mu untuk beli sepeda. Aku yakin perlahan namun pasti kau bisa membelinya. Sepeda tidak perlu baru atau mewah, asal bisa kau gunakan bukankah lebih dari cukup?”

“Kau benar Charles, namun aku masih saja khawatir, bagaimana jika ….’

“Stop, jangan memelihara kecemasan dan kekhawatiran. Hiduplah untuk hari ini saja dan sudahi semua keresahan dan kekhawatiran yang tidak perlu untuk hidup ini.”

“Bagaimana caranya?”

“Miliki rencana kegiatan harian dan target yang jelas. Misal beli sepeda dalam 6 bulan kedepan. Maka tentukan kamu harus nabung berapa, kamu harus masak apa supaya irit dan seterusnya. Buatlah sebuah progress yang jelas untuk target nyata. Itu akan lebih bermanfaat daripada khawatir hal yang tidak perlu,”

“Aku merasa kau benar juga Charles. Tapi hatiku masih saja cemas,”

“Dengar Caroline. Ingat lah kembali saat pertama kau masuk rumah ini. Bukankah kau sendiri bercerita bahwa tidak ada bayangan sedikitpun kau akan punya rumah? Sebelum ini kau tinggal merana di apartemen dimana kau tidak bisa membayar sewanya dan kau akan di usir? Tiba tiba datang pengacara kakekmu berbicara soal Warisan rumah ini? Dan tau tau kau punya rumah dan tinggal didalamnya bersama aku dan kawan kawanku?”

“Kau benar charles,”

“Nah itulah yang aku maksudkan. Hidup bisa membawa apa saja padamu. Hal yang menyedihkan hingga hal yang menggembirakan. Kau tidak pernah tau. Tetapi bahwa kau harus tetap hidup layak dan normal itulah yang kau tahu dan yang bisa kau kerjakan. Maka lakukan saja itu dan berusahalah yang terbaik,”

Charles menghapus air mataku dan memandangku dengan penuh kasih. Meskipun dia hantu, namun saat berbicara dengannya aku sering lupa jika di hantu. Dalam bayanganku dia adalah sosok yang baik, dewasa dan penuh pengertian. Dia selalu memberiku petunjuk dan ketenangan. Bahkan seringkali aku merindukan berbicara dengan Charles dibanding dengan manusia biasa.

Aku meletakkan kepalaku pada dada Charles yang terasa dingin membeku, dan dia memelukku mesra. Kadang tanpa sadar aku tertidur di dadanya dan ketika pagi aku terbangun sudah ada di tempat tidur. Hampir tiap malam dia menggendongku ke tempat tidur.

Satu hal yang aku sukai dari hantu hantu ini. Mereka tidak egois. Mereka seperti memahami kesedihanku. Jika aku berbicara dengan Charles, Simon dan Linda tidak pernah intervensi dan mengganggu. Mereka menyingkir entah kemana. Demikian juga jika aku asyik bercengkrama dengan Linda maka biasanya Charles hanya memandang kami dari kejauhan. Mereka tidak pernah berebut untuk berbicara denganku. Mereka juga tidak pernah memaksaku melakukan ini dan itu untuk kepentingan mereka.

Malam itu pun demikian, Linda dan Simon menyingkir entah kemana. Sementara aku dan Charles berbicara di ruang tamu. Charles mengelus rambutku seperti seorang ayah sedang menina bobokkan anak perempuannya. Sambil bersenandung kecil dia memberi kedamaian luar biasa yang laki laki manapun tidak pernah berikan. Charles sungguh lelaki sempurna di mataku. Pantas jika dulu nenek jatuh hati padanya.

Setelah beberapa lama dia mengelus kepalaku, aku mendongak melihatnya, dan dia pun mencium bibirku mesra. Aku biarkan diriku larut dalam ciuman Charles yang penuh kasih. Bibirnya yang dingin melumat bibirku. Lalu tiba tiba Charles menarik diri.

“Mengapa Charles ?” tanyaku

“Aku sudah berjanji pada diriku untuk tidak lagi mengambil energimu. Aku takut jika aku tidak bisa menahan diri, lalu bercinta denganmu, maka kau akan mengalami kehilangan energi yang cukup besar,”

Aku mengerjapkan mataku dan menghela nafas,” Ya Charles, aku paham. Tapi ijinkan malam ini aku tidur di dadamu. Aku merasa damai jika bersamamu,”

Charles lalu meraihku dan membiarkan kau tidur pada dadanya yang bidang. Walau aku tidak mendengar detak jantungnya, aku tidak merasakan hangat tubuhnya. Namun rasa lelahku mampu membuatku tertidur lelap di dada bidangnya. Dan badannya yang atletis yang memelukku membuatku merasa nyaman untuk terbang ke alam mimpi. Aku pun terlelap hingga pagi menjelang.

*****

Pagi hari itu aku sedang bercengkrama dengan Charles di kursi santai teras. Aku menyiapkan teh panas untukku sendiri dan sedikit biskuit yang aku dapat dari pemberian nenek Luisa. Ditengah asyik bercengkrama tiba tiba Charles memudar dan aku tidak dapat melihatnya.

Baru saja aku hendak memanggil namanya, tiba tiba aku mendengar seseorang memanggil namaku.

“Caroline,”

Spontan aku menoleh ke arah pintu gerbang masuk, di sana aku melihat Harry berdiri dengan wajah datar.

“Oh Kau Harry, masuklah,” jawabku

Harry masuk dengan wajah tegang dan tanpa bersuara. Dia memandang sekeliling seperti mencari sesuatu.

“Mana dia?” tanya Harry

“Dia siapa?”

“Charles. Bukankah kau kembali ke sini karena hantu sialan itu?”

“Jangan pernah menghina Charles seperti itu jika kau tidak tahu apa apa.” ujarku dengan nada tinggi.

“Aku sudah menyiapkan Losmen untuk kau tinggali. Kau bisa bekerja di toko roti milik willy dan pulang ke Losmen tanpa perlu ke rumah terkutuk ini. Bukankah Melisa saat mediumship sudah berkata, bahwa rumah ini terkutuk?”

“Lebih baik aku tinggal di rumah terkutuk ini dari pada aku menerima penghinaan bertubi tubi dari ibumu,”

“Apa maksudmu?”

“Tanyakan pada ibu mu Harry. Tanyakan padanya, apakah uang yang dia ambil dari Losmen Ny Jenkins cukup memuaskan hatinya? Apakah kata kata kasar dan penghinaannya padaku cukup membuatnya senang?

Harry terdiam lalu berkata,” Apakah ibuku ke sini dan menyerangmu?”

“Stop Harry, aku tidak ingin lagi berada diantara kau dan ibumu. Aku sudah merasa muak dan lelah. Aku tidak ingin menjadikanmu anak durhaka pada orang tuamu hanya karena mencintai gadis melarat dengan ibu alkoholik sepertiku,” teriakku dengan air mata yang mulai mengalir.

Harry berusaha menenangkan ku dengan menyentuh bahuku, tapi spontan aku menepisnya.

“Jauhi aku Harry, pergilah kau. Aku tidak ingin kau menginjakkan kakimu lagi ke sini,”

“Melisa bilang kau asyik dengan kehidupanmu di Rumah tua ini. Kau hidup bersahabat dengan para Lost Soul itu. Kau bisa gila Caroline.” ujar Harry dengan wajah khawatir tanpa memperdulikan omonganku.

“Gila karena tinggal dan bersahabat dengan para hantu jauh lebih baik daripada gila karena ulah ibumu dan kamu,” balasku

“Tidak Caroline, Kau harus kembali hidup normal sayang, jangan biarkan dirimu larut di rumah ini. Rumah ini akan mengkonsumsi jiwamu. Kau akan menjadi Lost soul juga seperti mereka,”

Dengan mata melotot dan banjir air mata, aku memandang Harry lekat lekat dan berkata,” Itu ukan urusan mu. Jika memang itu harus terjadi, maka terjadilah,”

Harry kembali menyentuh pundakku, kali ini dia berhasil. Sambil mengguncang pundakku dengan mata melotot juga dia berkata, “Sadarkah kau Caroline, kau bisa gila, kau bisa kehilangan kewarasanmu dan kehilangan nyawamu di sini,”

“Auh Harry sakit,lepaskan,” teriakku.

Tiba tiba entah dari mana asalnya, Pintu masuk rumah yang ada di belakangku terbuka lebar dengan sendirinya. Dan terdengar suara nyaring dari dalam rumah, Suara Charles dengan nada marah.

“Keluar kau Harry!”

Spontan Harry terlontar dan seketika setelah suara itu, pintu rumah kembali tertutup dengan kerasa dengan meninggalkan suara Berdentam yang amat sangat Kuat. BRAAAAK

Spontan Charles lari meninggalkan ku sendirian. Sambil sekali menoleh ke arahku dengan wajah pucat, kemudian dia berpaling dan keluar dari halaman rumah kakek dengan berlari ketakutan.

Tak berapa lama aku rasakan sentuhan lembut Charles di pundakku dan berkata, “Tenanglah Caroline dia sudah pergi,”

Tak berapa lama di kiri kananku juga muncul Linda dan Simon. Mereka bertiga seperti paham aku dalam bahaya atau ancaman. Mereka muncul untuk menghiburku dan membuatku merasa aman dan nyaman. Mereka sungguh teman sejatiku.

****

1
Cellicia gisella
ceritanya bagus dan seru
een sena
Caroline lebih baik berteman dng hantu klw bisa membuatmu nyaman ya👍🏻
een sena
saya suka cerita nya Thor bikin penasaran tolong jangan lama2 lanjutannya👍🏻👍🏻♥️♥️♥️
Leona Night: Jangan lupa bintangnya kakak/Heart//Pray/
Leona Night: Terimakasih...saya usahakan update tiap hari. support terus yaaa/Heart/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!