NovelToon NovelToon
Selalu Salah Pilih Suami

Selalu Salah Pilih Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Selingkuh / Cerai / Pelakor
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: YPS

Lizda adalah gadis muda yang polos. Bertemu dengan Daniel saat merantau dan terbuai jerat cinta nya hingga memutuskan untuk menikah. Satu per satu masalah mulai muncul. Masalah yang di anggap sepele justru menjadi bencana besar, hingga dirinya memergoki sang suami berselingkuh dengan wanita lain saat hamil.
Lalu Lizda memutuskan untuk bercerai dan menikah lagi.


Apakah semua permasalahan rumah tangga adalah murni kesalahan sang laki-laki atau justru ada kesalahan perempuan yang tidak di sadari? Konflik rumah tangga dari kebanyakan orang ternyata bukan lah bualan semata.


Terima kasih untuk semua support kalian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15

"Sadar karena tahu hanya aku dan keluarga ku yang mampu menghidupi mu bukan?" tegas Lizda.

"Sumpah sayang, aku itu tadi hanya terbawa emosi. Aku kan baru belajar menjadi seorang suami dan ayah yang baik untuk mu dan Aska. Selama aku meninggalkan rumah tadi aku menyadari bahwa hidup ku sekarang memang sudah tertata baik berkat kamu." ucap Daniel memegang tangan Lizda memohon di hadapan nya.

Lizda tidak menjawab apapun lalu menaruh anak nya di tempat tidur. Daniel merasa Lizda mudah sekali memaafkan dan selalu menerima dirinya apapun keadaan nya.

Di tengah malam Aska menangis, seperti bayi pada umum nya tengah malam pasti akan terbangun. Daniel yang sedang mencuri hati Lizda segera memberikan Aska susu yang sudah di siapkan. ASI yang sudah di masukan ke dalam botol memudahkan banyak ibu di jaman modern.

Lizda melirik saja melihat Daniel rela bangun tengah malam untuk anak nya. Begitu saja hati nya sudah luluh.

*

*

Tiba di hari seluruh pegawai showroom datang ke rumah Lizda. Ada puluhan orang yang mengunjungi rumah Lizda tanpa sepengetahuan nya.

Vonny mendengar riuh dari luar rumah bertanya pada bi Inah dan mempercepat jalan nya menuju kamar Lidya lebih dulu yang hari itu sedang ingin berisitirahat di rumah.

"Sayangku Lidya, itu para pegawai kamu datang kata bi Inah mereka ingin bertemu Lizda dan Daniel untuk mengucapkan selamat atas kelahiran anak nya?!" ucap Vonny yang menerobos masuk ke kamar Lidya.

"Ma!! Ketuk pintu dulu dong jangan asal masuk begini," lontar Lidya.

"Maaf maaf, cepat kamu keluar temui mereka juga,"

"Nanti saja." rengek Lidya mendorong pelan mama nya agar keluar dari kamar.

Daniel dan Lizda menyambut seluruh pegawai di ruang tengah yang sangat besar. Ruang santai ini biasanya di gunakan oleh keluarga ketika berkumpul.

Beberapa pegawai yang datang memang belum perna melihat Lizda, karena selama ini yang mereka tahu hanya Lidya. Banyak pegawai wanita yang berbisik bahwa Lizda tidak kalah cantik dari Lidya, dan betapa beruntung nya Daniel mendapatkan istri cantik serta kaya raya.

Rara yang mendengar lirih ucapan teman-teman nya merasa kesal. Tetapi dengan penuh kepura-puraan dia mendekat ke arah Lizda dengan tersenyum.

"Bu, ini dari saya. Mungkin tidak seberapa tapi semoga bermanfaat." Rara memberikan bingkisan yang berisikan baju bayi dari brand ternama.

"Wah, terima kasih. Seharusnya tidak usah repot-repot, kalian semua datang saja saya sudah senang sekali. Apalagi sebelum nya saya sendiri belum pernah datang ke showroom." jawab Lizda menerima bingkisan itu. Di susul dengan pegawai lain nya yang juga memberikan kado.

Asik bercerita dengan pegawai lainnya, tanpa sengaja Lizda melihat gelagat aneh dari Rara yang terus memandang suami nya. Beberapa kali Lizda menatap Rara tetapi di kagetkan dengan datang nya Lidya ke ruangan itu.

"Bu Lidya," teriak salah satu pegawai. Lidya berjalan sembari menundukan sedikit badan nya.

"Keluarga ini semua nya good looking!" cetus salah satu pegawai yang membuat tertawa semua yang ada di sana. Lidya terlihat cantik walaupun tanpa make-up dan hanya menggunakan kaos dan celana panjang berwarna hitam.

Dia duduk di samping kakak nya, sedangkan Daniel ada di sisi kiri yang bersebrangan dengan Rara. Tatapan Lidya juga sangat tajam ke Rara sehingga membuat Lizda semakin curiga.

"Oooee Oooee..." Aska yang di letakkan di box dekat Lizda menangis.

Lizda izin untuk ke kamar dahulu memberikan minum ke anak nya tetapi langkah nya terhenti dan berbalik.

"'Dek, ikut kakak sebentar," pinta Lizda ke Lidya.

*

*

"Kamu tahu pegawai yang duduk di sisi kanan mu? Kamu mengenal nya dengan baik?" tanpa basa-basi Lizda bertanya.

"Rara?" jawab Lidya memutar bola mata nya.

"Kenapa kamu tidak suka juga dengan nya? Aku merasa ada yang aneh dengan gelagat nya." pekik Lizda sembari menyu-sui anak nya.

Lidya terdiam dia enggan mengatakan gosip yang tersebar di kantor, karena belum ada nya bukti kuat. Sudah ada bukti saja Lizda memilih untuk tetap mempercayai Daniel.

"Kurang suka saja dengan kinerja nya yang tidak sebagus lain nya," jawab Lidya.

"Kamu harus segera ajari aku tentang perusahaan papa itu, secepatnya aku akan memimpin di sana. Kamu bisa kembali mengurus showroom yang sudah papa pilihkan untukmu,"

Karena sudah hampir jam makan siang, Vonny sudah memesankan katering dalam bentuk buffet yang akan di letakkan di ruang terbuka di dalam rumah nya itu. Ruang terbuka dengan ada nya taman di tengah nya hanya terbatas dengan pintu kaca dari ruangan mereka duduk.

Lizda dan Lidya masih berada di dalam kamar.

Rara melihat ada kesempatan dirinya dekat dengan Daniel. Dia memberikan kode ke Daniel untuk berjalan menjauh dari kerumunan banyak orang.

Setelah berada cukup jauh dari kerumunan lainnya Daniel menyeret Rara ke sudut yang jarang orang melewati nya. Daniel mendorong tubuh Rara di tembok penuh gai-rah.

"Aaaahh," des*h Rara.

"Ssst nanti ketahuan, kamu sedari tadi menggoda aku terus bagaimana coba kalau ketahuan," bisik Daniel di telinga Rara yang membuat nya kegelian.

Daniel meremas da-da Rara, tanpa rasa takut Rara juga menikmati sentuhan dari atasan nya itu.

"Bu terima kasih hidangan nya, kami jadi merepotkan!" seru salah satu karyawan yang mengagetkan Daniel dan juga Rara.

Daniel kelimpungan mencari tempat sembunyi dia pikir itu adalah Lizda. Saking ketakutan nya Daniel memilih memutar melewati sisi rumah dan berjalan masuk dari pintu depan.

Lidya melihat Rara keluar dari sudut di pojokan dengan santai.

"Bajing*n!!" batin Lidya.

*

*

Daniel justru bertabrakan dengan Lizda di depan pintu.

"Aduh! Kenapa sih kamu kayak di kejar hantu di siang bolong," cetus Lizda.

"Emmm itu anu, aku habis melihat dari samping sana. Kan jarang orang melewati nya jadi aku memastikan di sana tidak ada apa-apa," jawab Daniel dengan gugup.

"Itu bukan kerjaan kamu, tapi kerjaan nya mas Bejo yang bantu bi Inah membersihkan rumah." ketus Lizda lalu berjalan menuju tempat mereka berkumpul makan.

Tanpa rasa malu Lizda dan Lidya ikut makan bersama pegawai lainnya. Keluarga Marco memang terkenal baik dan tidak sombong kepada siapapun. Kekurangan dari keluarga mereka hanya mulut Vonny yang terkesan ketus dan Lidya yang terlihat garang. Namun sebenarnya hati mereka baik.

Tapi sekarang keluarga Marco memiliki satu kekurangan lagi yaitu memantu nya yang brengsek.

Daniel duduk di samping Lizda merangkul istri nya itu agar terkesan rumah tangga mereka baik-baik saja. Meskipun banyak orang di kantor sudah mendengar desas desus gosip antara Daniel dan Rara.

Tiba-tiba saja Lizda berkata "Saya senang kalian sangat ramah dan menyenangkan, semoga saya bisa cepat bergabung dengan kalian ya di kantor,"

Banyak pegawai yang bertepuk tangan serta menyatakan rasa senang nya karena Lizda terlihat baik.

Tapi tidak pada Rara mata nya membulat sempurna, dia sangat kaget dan tidak terima. Begitu juga dengan Daniel yang melotot kaget memandang Lizda.

"Benar kan sayang?" tegas Lizda ke Daniel yang sedang menatap nya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!