Gara-gara salah masuk ke dalam kamarnya, pria yang berstatus sebagai kakak iparnya itu kini menjadi suami Ara. Hanya dalam satu malam status Ara berubah menjadi istri kedua dari seorang Dewa Arbeto. Menjadi istri kedua dari pria yang sangat membencinya, hanya karena Ara orang miskin yang tak jelas asal usulnya.
Dapatkah Ara bertahan menjadi istri kedua yang tidak diinginkan? Lalu bagaimana jika kakak angkatnya itu tahu jika ia adalah istri kedua dari suaminya.
Dan apa sebenarnya yang terjadi di masa lalu Dewa, sampai membuat pria itu membenci orang miskin. Sebuah kebencian yang tenyata ada kaitannya dengan cinta pertama Dewa.
Semua jawabannya akan kalian temukan di kisah Ara dan Dewa, yuk baca🤭
Jangan lupa follow akun dibawah ini
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Setelah menyadari kebodohan yang dilakukannya. Ryu kembali menatap pada Ara saat mengingat tentang keberadaan wanita itu di mansion utama.
Jika Vivian tentu saja wajar berada di mansion mereka, karena status wanita itu sudah sah sebagai istri Dewa alias kakak iparnya. Tapi Ara. Meskipun wanita itu anak angkat keluarga Wisnu yang berarti adik angkat Vivian. Tapi tetap saja Ara tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam mansion utama, karena bukan bagian dari anggota keluarga besar Arbeto.
"Oh ya Ara, bagaimana bisa kau masuk ke mansion ini?" tanya Ryu dengan serius.
"Pertanyaanmu itu aneh sekali. Tentu saja aku masuk lewat pintu depan."
Ryu yang sejak tadi serius untuk mendengar jawaban Ara, langung tertawa sembari menggelengkan kepalanya. Sungguh ia bingung, apakah pertanyaannya yang salah ataukah Ara yang terlalu bodoh hingga menjawab pertanyaan itu dengan polosnya.
"Maksudku bagaimana bisa sepagi ini kau ada di sini?" tanyanya dengan lebih detail, agar Ara bisa menangkap pertanyaannya dengan baik.
"Oh..."
Ara hanya menganggukan kepala lalu kembali menyantap sarapannya, tanpa menjawab pertanyaan Ryu.
"Jadi?"
"Jadi apa?" Ara balik bertanya dengan bingung.
Membuat Ryu harus menghela napasnya dengan kasar karena merasa gemas pada wanita yang duduk di sampingnya itu. Ingin sekali Ryu mencium bibir Ara, agar wanita itu sadar belum menjawab pertanyaannya.
"Bagaimana bisa kau ada di sini? Apa kau di suruh Vivian datang kemari atau...?"
"Karena aku tinggal di sini."
"Apa?" pekik Ryu dengan terkejut dan tak percaya.
Bagaimana bisa wanita yang tidak memiliki hubungan dengan keluarga Arbeto bisa tinggal di mansion utama. Dan bagaimana bisa Dewa mengijinkannya? Padahal kakaknya itu orang yang paling tegas, dan tak pernah melanggar setiap peraturan yang berlaku.
"Kenapa kau terkejut?" tanya Ara dengan bingung.
Ryu hanya menggelengkan kepalanya tanpa menjawab pertanyaan Ara. Meskipun di otaknya kini penuh dengan tanda tanya, tapi ia tidak akan bertanya lagi pada wanita itu. Karena Ryu akan bertanya langsung pada Dewa saat mereka bertemu nanti.
"Eh, kau mau kemana?" Ryu menatap Ara yang beranjak dari duduknya.
"Aku sudah selesai sarapan, jadi waktunya untuk membersikan semuanya." Karena biasanya Ara akan membantu pelayan untuk membersihkan bekas makan keluarga Wisnu.
"Letakkan kembali!" Ryu menahan tangan Ara yang hendak mengambil piring yang ada di atas meja. "Ada pelayan yang akan melakukannya."
"Tapi biasanya aku..." Ara terdiam saat Ryu mengisyaratkan dirinya untuk mematuhi pria itu. "Apakah tidak apa-apa?"
Ryu menganggukkan kepalanya. "Oh ya, apa hari ini kau sibuk?"
Ara yang ditanya hanya diam sembari berpikir. Ia sebenarnya tidak tahu kegiatannya hari ini apa saja, karena Vivian belum menyuruhnya untuk mengerjakan apa pun. Padahal biasanya kakak angkatnya itu sejak pagi sudah menyuruh ini dan itu. Tapi hari ini Ara hanya baru mengerjakan satu pekerjaan, yaitu menyiapkan sarapan pagi untuk Vivian.
"Memangnya kenapa?" tanya Ara dengan penasaran.
"Kalau kau tidak sibuk aku ingin mengajakmu keluar. Maksudku kita jalan-jalan, dan aku akan mentraktirmu belanja. Bagaimana?" ajak Ryu dengan penuh semangat.
Ia bahkan sampai melupakan tujuannya datang ke mansion utama untuk mengambil berkas penting yang ada di ruang kerja Dad Boy. Bahkan Ryu sampai lupa satu jam lagi ada rapat yang harus dihadirinya.
"Jalan-jalan, belanja?" gumam Ara dengan kedua mata yang berbinar dengan penuh semangat.
Sejak dulu Ara ingin sekali pergi jalan-jalan juga berbelanja, karena selama ini ia tidak pernah diajak pergi oleh siapa pun. Terlebih keluarga Wisnu selalu melarangnya keluar jika tidak dengan Vivian.
ntar Ara mati rasa baru tau