Seasion 1 (tamat)
Queen adalah gadis cantik dan sopan dilahirkan dalam keluarga yang sangat berkecukupan baik dari materi maupun kasih sayang. Hingga keadaan terbalik ketika bundanya meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya dan ayahnya menikah lagi dengan seorang janda beranak satu yang seumuran dengan Queen.
Queen akhirnya dijebak oleh saudara tirinya dengan dicekoki minuman keras, beruntung Queen bisa melarikan diri walaupun dengan susah payah, hingga akhirnya Queen berhasil bersembunyi disebuah kamar. Disinilah kemalangan Queen berawal.
Karya ini update setiap hari ya. Jangan lupa mampir dan tentu dukungannya othor harapkan 🤗
Seasion 2
Triple telah berumur 18 tahun dan sudah mulai memiliki kehidupan masing-masing dan mengejar impian mereka.
Steven yang melanjutkan studinya kemudian kembali ke tanah air bersama sang istri.
Bagaimana kisah selanjutnya ??? Ikuti terus updatenya setiap hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 25
...happy reading all...
"Tumben kamu ngurusin saudara jauhku. Ada urusan apa kamu dengan mereka tiba-tiba bertanya seperti itu. Lebih baik kamu kembali bekerja. Perusahaan tidak menggaji kamu untuk mengurus saudara jauhku. " omel Arya merasa waktunya terbuang percuma meladeni asistennya.
"Bos gak perhatikan mata ketiganya ? mata mereka mirip dengan iris mata kakek bos. Kalau gak percaya bos bisa bercermin atau melihat foto didekat pintu ruangan bos. " ucap Zidan bersemangat.
"Menurut papa hanya aku yang mewarisi iris mata kakek yang berwarna cokelat madu. Apa mungkin aku beneran punya saudara jauh ?" gumam Arya pelan namun masih terdengar ditelinga Zidan yang super sensitif
"Atau bos pernah menebar benih dengan seorang wanita ?" Zidan menatap bosnya intens
"Sejak memimpin perusahaan ini kemanapun saya pergi kamu selalu ikut kan ? Dan kamu tau kan kalau saya sangat tidak menyukai perempuan ?" kesal Arya mendapat tuduhan tak bermoral dari asistennya yang gak ada akhlak
"Siapatau aja kan, bos. Seperti malam itu, manatau bos melupakannya. " balas Zidan tersenyum jahil.
"Saya melakukan itu hanya dengan satu wanita dan itupun dalam keadaan mabuk. Dan ingat jika itu adalah kesalahanmu karena tidak bersamaku saat itu." tatapan tajam Arya membuat Zidan meringis.
"Yang melakukan bos, yang mabuk bos, yang merasakan surga dunia juga bos, tapi kenapa saya yang salah ?" balas Zidan tak terima
"Jelas salahlah, kamu dimana saat saya sangat membutuhkanmu ? Itu kesalahan terbesarmu selama jadi asistenku.
"Maaf bos, tapi saat itu mamaku kritis dan akhirnya pergi untuk selama-lamanya. "
"Ya udah, gak usah dibahas lagi. Selesaikan semua tugas yang saya berikan. Paling lama dua hari semua informasi tentang Queen harus berada diatas mejaku, kalau tidak ingin gaji plus bonusmu dipotong ."
"Bos mau kemana ? kita masih ada rapat. " tanya Zidan panik melihat Arya berdiri dan mengambil ponselnya
"Pulang, kepalaku mendadak berat. Dan tugasmu menggantikanku rapat. "
jawab Arya santai
Arya kemudian keluar ruangan kerjanya meninggalkan Zidan yang menatapnya dengan tatapan datar menahan kekesalannya. Ia tak habis pikir dengan bosnya yang menggampangkan semuanya. Bagaimana bisa dalam dua hari semua informasi Queen bisa ia dapatkan. Zidan menarik napas dalam-dalam dan membuangnya kasar untuk menghilangkan sebagian bebannya.
Dalam perjalanan pulang ke kediamannya, Arya menyandarkan kepalanya sambil memejamkan mata, ia sangat lelah. Kata-kata Zidan kembali terngiang ditelinganya, Pak Danang mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang tak ingin majikannya terganggu.
Perlahan mobil yang ditumpangi Arya memasuki pintu gerbang rumah mewah miliknya. Rumah mewah yang tampak berdiri dengan kokoh dari luar namun sunyi, hanya ART yang lalu lalang mengerjakan pekerjaan masing-masing.
"Selamat datang, tuan muda ,,," sapa salah satu ART
Seperti biasa Arya hanya menganggukkan kepalanya dan berlalu memasuki kamarnya. Hari ini ia sangat lelah lahir batin. Kata-kata Zidan sangat mempengaruhinya. Kepalanya terasa berat memikirkan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi. Arya mengingat iris mata ketiganya yang berwarna cokelat madu, bagaimana bisa ia tidak memperhatikannya, seandainya saja ia mengetahuinya sejak awal mungkin ada informasi yang bisa menjelaskan tentang mereka sehingga tidak harus memikirkannya. Seandainya saja peristiwa malam itu tidak pernah terjadi, dirinya bisa langsung menolak ucapan Zidan. Semoga saja anak-anak itu menghubunginya sehingga bisa mencari informasi tentang mereka.
🌈🌈🌈🌈🌈
...Nah up_nya selesai. Jangan lupa dukungannya...
...Dukungan readers sangat berarti buat kami...
...Terimakasih dukungannya 🙏🙏🙏🙏...