Di usianya yang masih muda dia dinyatakan tidak bisa berkultivasi, semua orang menyebutnya sebagai sampah, pecundang. Tapi siapa yang mengira, setelah menjalani hidup di bawah bayang bayang hinaan dan makian selama bertahun-tahun dia akan mendapatkan sebuah berkah.
Menemukan sebuah peninggalan yang mengubah seluruh jalan hidupnya, peninggalan dari sesosok yang kemudian ia anggap sebagai guru.
Selalu berusaha menjadi lebih kuat, demi mempertahankan yang namanya keluarga. Melindungi orang tua dan juga orang terkasihnya.
Ini adalah perjalanan pemuda Klan Zhou, bernama Zhou Fan. Dengan pedang pusaka di punggungnya yang ia temukan di makam kuno, dia mengarungi dunia kultivator. Mulai mengukir namanya sebagai Legenda Petarung.
Pantengin terus kisah perjalanan Zhou Fan menuju puncak, jadilah saksi sebuah legenda tercipta...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Teknik Pedang Suci
"Apakah kau sungguh baru berkultivasi selama setahun?" tanya Wei Guanlin yang mendapat anggukan dari Zhou Fan.
"Bagaimana bisa, bukannya aku tak percaya, tapi ini terdengar tidak masuk akal," ucap Wei Guanlin yang sedikit kurang percaya, ia juga ingin mengetahui rahasia yang ada dibalik itu semua.
"Entahlah .. Oh ya, katanya kau memasuki hutan mati untuk meningkatkan teknik bertarungmu, bagaimana kalau kita beradu teknik pedang, aku kemarin melihat terdapat goresan pedang di mayat beast serigala perak yang kau habisi..." Zhou Fan berkata sambil mengeluarkan sebuah pedang dari dalam cincin penyimpanannya.
Mendapat jawaban seperti itu, Wei Guanlin merasa kurang puas dengan jawaban yang ia peroleh, tapi Wei Guanlin tidak bertanya lagi,
Mungkin Zhou Fan belum bisa memberitahu, karena ia terlihat seperti sedang mengalihkan pembicaraan saat ia bertanya tentang hal tersebut, pikir Wei Guanlin
"Mmm... boleh juga, aku ingin merasakan teknik bertarung seorang jenius yang mencapai tingkat petarung master dalam setahun." Wei Guanlin terlihat berpikir sebentar setelah itu ia menyetujui untuk bertanding teknik pedang dengan Zhou Fan.
"Ingat teknik pedang, tidak boleh menggunakan tenaga dalam." Zhou Fan berkata kepada Wei Guanlin.
"Baiklah, Apa kau sudah siap 'Tuan Muda Zhou'?" Wei Guanlin bertanya dengan menekan kata Tuan Muda Zhou,
"Majulah..." Zhou Fan memberikan tanda supaya Wei Guanlin menyerangnya duluan.
Merasa diremehkan oleh pemuda dihadapannya, Wei Guanlin menyerang Zhou Fan dengan teknik pedang andalannya, 'teknik pedang suci'.
Zhou Fan yang mengenali teknik pedang yang sedang digunakan oleh Wei Guanlin pun tersenyum tipis.
"Apakah Nona Wei merupakan murid sekte pedang suci?" Zhou Fan berucap santai sambil menangkis setiap gerakan yang dikeluarkan oleh Wei Guanlin.
"Kenapa kau memanggilku dengan embel-embel nona, bukankah sudah kuberitahu panggil saja aku 'Guanlin', atau panggilan lainnya!" bukanya menjawab pertanyaan Zhou Fan, ia malah marah saat Zhou Fan memanggilnya dengan embel-embel nona.
"Aku hanya mengikutimu." Zhou Fan berkata tanpa merasa bersalah.
"Bukannya dia sendiri yang memanggilku dengan Tuan Muda Zhou, kenapa dia marah saat aku memanggilnya nona, apa salahku?" Zhou Fan membatin dengan nada mengeluh.
Wei Guanlin berhenti menyerang Zhou Fan, kemudian ia terlihat seperti berfikir dengan tangan kanannya menggosok dagunya.
"Ah... dasar bodoh, apakah dia tidak sadar aku tadi meledeknya dengan menekan kata Tuan Muda Zhou kepadanya?" Wei Guanlin membatin kesal saat ia mengingat hal tersebut.
"Lupakan dulu hal itu, ayo lanjutkan duelnya." Wei Guanlin berkata kepada Zhou Fan.
Mendengar ucapan Wei Guanlin, Zhou Fan hanya menggelengkan kepala, padahal dia sendiri yang mempermasalahkannya, tapi ia berkata seolah olah akulah yang memulainya.
"Dasar perempuan..," desis Zhou Fan dalam hati, ia tidak mungkin berani mengeluarkan keluhannya, karena ia tau 'perempuan itu selalu benar'.
"Ngomong ngomong, bagaimana kau tau aku adalah murid sakte pedang suci?" Wei Guanlin bertanya dari mana Zhou Fan mengetahui bahwa dirinya berasal dari sakte pedang suci.
"Semua orang pasti mengetahui bahwa kau adalah murid sekte pedang suci, jika kau menggunakan teknik andalan sekte tersebut, bahkan seluruh kekaisaran mengetahui kehebatan teknik pedangnya." Zhou Fan menjelaskan bagaimana ia mengetahui bahwa Wei Guanlin berasal dari sekte pedang suci.
Sekte pedang suci merupakan sekte terbesar yang ada di Kekaisaran Wei, sekte tersebut terkenal dengan teknik pedangnya yang sudah sangat melegenda, teknik pedang suci itu adalah nama teknik pedang yang sangat terkenal itu, teknik ini juga yang memberikan nama sekte ini.
"Oh... Apakah terlalu terlihat, tapi aku belum bisa mengalahkan teknik pedangmu, aku belum pernah melihat teknik pedang seperti yang kau gunakan, yang jelas teknik tersebut pasti tidak lebih lemah dari teknik pedang suci." Wei Guanlin mencoba menilai teknik pedang yang Zhou Fan gunakan.
"Ini hanyalah sebuah teknik peninggalan dari guruku," ucap Zhou Fan merendah.
Mereka berdua terus bertarung sambil sesekali mengobrol, mereka sangat menikmati pertandingan adu teknik pedang yang mereka lakukan.
"Aku menyerah..." Tiba tiba Wei Guanlin mengucapkan kata menyerah.
"Kenapa?" Zhou Fan terheran saat Wei Guanlin tiba tiba berkata 'menyerah'.
"Aku sudah tidak kuat lagi, kau bahkan terlihat tidak kelelahan sama sekali." Wei Guanlin mengeluh pada Zhou Fan, kemudian ia beristirahat di bawah salah satu pohon yang berada di dekat mulut gua.
Zhou Fan menghampiri perempuan itu, ia kemudian duduk di samping Wei Guanlin.
"Penguasaan terhadap teknik pedangmu sudah cukup tinggi, tapi kau terlalu fokus pada gerakan pedangmu, kau seharusnya juga memperhatikan pergerakan lawanmu, dan juga cara menebasmu harus lebih tenang, kau terlalu kaku." Zhou Fan memberikan saran kepada Wei Guanlin,
Sebenarnya maksud Zhou Fan mengajak Wei Guanlin beradu pedang hanya ingin mengetahui teknik apa yang di gunakan Wei Guanlin karena ia penasaran saat melihat bekas luka yang terdapat di mayat serigala perak kemarin.
Tapi setelah mengetahui ada kekurangan dalam gerakan yang di lakukan oleh Wei Guanlin, Zhou Fan tidak bisa untuk tidak mengatakannya.
"Fan..." Wei Guanlin memanggil Zhou Fan pelan.
"Hmm....," Zhou Fan menoleh ke arah Wei Guanlin.
"Terimakasih...." Wei Guanlin berseru pelan.
"Tidak masalah, entah kenapa aku merasa nyaman saat dekat denganmu," ucap Zhou Fan tiba-tiba.
"Sungguh?" tanya Wei Guanlin pada Zhou Fan.
"Tidak, aku merasa sesak tiap kali di dekatmu, kau sungguh berisik," jawab Zhou Fan sambil terkekeh yang membuat Wei Guanlin kesal.
"Huh! dasar pria bodoh," ujar Wei Guanlin kesal sebelum meninggalkan Zhou Fan sendiri.
Zhou Fan yang tidak tahu kenapa perempuan itu tiba tiba marah pun hanya menggaruk kepala bagian belakangnya yang tidak gatal.
Sebenarnya yang Zhou Fan katakan tadi merupakan kebenaran, entah kenapa saat ia berada di dekat perempuan yang baru beberapa hari lalu ia temui itu, Zhou Fan merasakan kehangatan dan juga rasa nyaman.
****
Wei Guanlin memasuki gua dengan wajah kesal, ia sebenarnya juga merasakan hal yang sama seperti yang Zhou Fan rasakan, entah sejak kapan perasaannya telah ada.
Saat Zhou Fan mengatakan bahwa ia merasa nyaman didekatnya, Wei Guanlin merasa hatinya berbunga.
Ia mencoba untuk meyakinkan dirinya dengan menanyakannya kepada Zhou Fan, tapi pemuda itu malah membantahnya.
Padahal Wei Guanlin sudah berharap pemuda itu menjawab seperti yang ia harapkan, tapi kenyataan tidak sesuai dengan harapannya.
"Dasar pria bodoh, bodoh..."Wei Guanlin terus mengatai Zhou Fan dengan sebutan bodoh, sampai terdengar suara memanggilnya.
"Guanlin...," ucap seorang pemuda saat memasuki gua, yang tidak lain adalah Zhou Fan.
Melihat Zhou Fan masuk ke gua, Wei Guanlin segera berpura-pura seperti tidak ada yang terjadi diantara keduanya.
Setelah menenangkan dirinya, Wei Guanlin membalik badannya menghadap Zhou Fan.
"Ada apa?" tanya Wei Guanlin masih dengan nada sedikit kesal.
"Tidak, tidak jadi sepertinya kau dalam suasana hati yang buruk," ucap Zhou Fan tanpa rasa bersalah.
Mendengar ucapan Zhou Fan, Wei Guanlin hanya mendecih kesal.
"Cihh... bisa bisanya dia berkata seperti itu, apa dia tidak sadar siapa yang membuatku seperti ini, dasar pria bodoh!" ucap Wei Guanlin dalam hati.
Wei Guanlin mencoba untuk lebih tenang, ia mengambil nafas.
Fiuhh...
"Sekarang apa?" tanya Wei Guanlin pada Zhou Fan.
Zhou Fan memandang Wei Guanlin, pandangan mereka saling beradu, merasa sudah mendapatkan intuisi yang sempurna dia membuka mulutnya.
"Maukah kau .... "
****
udah pikunkah authornya ?????
Kocak si author 😂😂