menceritakan tentang seorang gadis yang berpindah ke dunia asing yaitu dunia kultivasi.
seperti apa kelanjutannya silahkan di baca
maaf sebelumnya banyak typo berterbangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 02
Membuka matanya kembali, Yeri melihat bola berukuran bola basket yang sedang tertidur di pelukannya, sembari masih mengalirkan Qi spiritual agar tuan kesayangannya tetap hangat.
“Eem… Bai Bai,” panggilan masa kecil Yeri untuk bola kecil itu.
Mendengar panggilan lembut sang tuan, bola kecil itu mendongak dan berkata, “Oh, Dewa! Terima kasih! Akhirnya, Tuan yang berharga kembali!”
Lalu, bola kecil itu berseru, “Tuan, akhirnya mulai mengingatku!”
Ia memutar bola matanya dengan malas. Mendengar perkataan Xiao Bai, Yeri kembali bertanya, “Bai Bai, berapa lama aku tertidur?”
“Sudah tiga hari, Tuan! Dan bagaimana perasaanmu?” tanya Xiao Bai, benar-benar khawatir dengan tuannya.
“Ya, aku baik-baik saja. Aku merasa dantianku terisi penuh dan akan meledak. Apakah terjadi sesuatu saat aku tertidur?” tanya Yeri, karena merasa tubuhnya seperti balon yang sedang terisi penuh dan akan meledak.
“Tuan, tubuh Tuan sangat spesial. Bahkan saat tidur, dia bisa menyerap esensi langit dan bumi. Hanya saja sebelumnya, dantiannya tersegel setengah, sehingga Tuan hanya mencapai kultivasi Core Foundation Tahap Awal ke-1. Itu pun karena tubuh spesialnya memiliki manfaat menyembunyikan kultivasi, hanya Nansen Soul yang dapat melihat kultivasi Tuan saat ini.”
“Em, jadi begitu,” gumam Yeri lagi.
“Ya, Tuan! Untuk itu, Tuan bisa bermeditasi dan mengolahnya agar bisa segera menerobos.”
“Baiklah,” kata Yeri, lalu memposisikan tubuhnya dalam postur lotus dan mulai bermeditasi.
Setengah hari kemudian…
Bum… Bum… Bum…
Membuka matanya kembali, Yeri merasakan tubuhnya sangat ringan, seperti kapas. Kemudian, ia mengalihkan pandangannya dan melihat ke samping. Saat itu pula, Xiao Bai pun membuka matanya dan langsung melompat ke pelukan sang tuan.
“Tuan, Anda yang terbaik! Bai Bai sangat beruntung memiliki Anda.”
Yeri memeluk bola kecil yang kini memiliki tubuh lebih montok dari sebelumnya dan bulu halus putih bercahaya. Dengan meningkatnya kultivasi sang tuan, beast kontraknya juga berubah menjadi lebih baik setelah terkena petir.
“He he he, malangnya Bai Bai saat itu.”
“Tuan selamat! Saat ini Anda berada di tingkat kultivasi Core Foundation Tahap Awal ke-5, dan satu tingkat lagi Tuan akan naik ke Core Foundation Tahap Menengah.”
**Tingkat Kultivasi Benua Bawah:**
- Foundation Establishment Tahap 1-6
- Core Foundation
- Tahap Awal: 1-6
- Tahap Tengah: 1-6
- Tahap Akhir: 1-6
- Tahap Puncak
**Tingkat Kultivasi Benua Tengah:**
- Nascent Soul
- Tahap Awal: 1-3
- Tahap Tengah: 1-3
- Tahap Puncak
**Tingkat Kultivasi Benua Atas:**
- Immortal Ascention
- Tahap Awal: 1-3
- Tahap Tengah: 1-6
- Tahap Puncak
**Ranah Dewa/Saint King**
- Dewa
Saat Xiao Bai mengangkat kepalanya, dia tertegun melihat sosok tuannya sekarang.
Deg…
Kulitnya seputih susu, bingkai wajah bulat dengan dagu sedikit lancip, pipi montok dengan rona merah muda, mengingat usia tubuhnya yang baru 14 tahun. Mata bulat berair, memiliki lekuk tajam pada pinggiran mata, bulu mata panjang dan lentik. Jangan lupakan bola mata berwarna biru laut dengan lingkar dalam perak, menunjukkan kesombongannya. Hidung mancung, dengan belahan tepat di bawah hidung yang membuat siapa saja yang melihatnya pasti ingin menggigitnya.
“Bibir semerah ceri, bentuk atas tipis dan bawah sedikit berisi membentuk hati, dengan lesung pipit di samping kiri dan kanan bibirnya. Tidak ketinggalan, cinabar merah kecil membentuk garis di tengah alis berwarna merah pudar. Jika melihat sepintas, tidak akan terlihat, seakan menyembunyikan persona sang empunya.”
“Tu tu, Tuan, apakah Xiao Bai bermimpi?”
“Tuan, Anda terlihat seperti, seperti…”
“Eh, mengapa aku tidak bisa mengingat dengan jelas?!”
“Em, ada apa? Apakah kamu mengingat sesuatu?”
“Maaf, Tuan. Aku melupakan apa yang ingin kukatakan.”
“Heh heh heh.” Sambil menggaruk kepalanya dengan tangan kecilnya, Xiao Bai tertawa hingga gigi taring susunya terlihat.
“Ah, Bai Bai, kamu sangat menggemaskan!” Yeri pun ikut tertawa, mengabaikan apa yang dikatakan hewan kontrak kecilnya itu.
Selang beberapa waktu, terdengar suara langkah kaki dari arah tebing tempat Yeri terjatuh, suara memanggil seseorang, dan derap langkah kaki kuda terdengar.
“Yang Mulia!!!! Yang Mulia Raja Muda!!!”
“Ya’Er, kamu di mana?”
“Ya’Er, ini Gege! Di mana kamu?”
“Ya’Er, kamu di mana?”
“Ini aku, Mei Yin!!!”
Suara-suara itu semakin dekat dan…
Sang Yeri pun menjawab suara panggilan mereka.
“Aku di sini!!! Gege, Yin Yin, kalian semuanya, aku di sini.”
“Akhirnya, Bai Bai, kita bisa kembali! Dan kamu kembali ke ruang untuk saat ini. Setelah kita kembali ke istana Raja Muda, aku akan membiarkanmu bermain bebas.”
“Betulkah? Tuan berjanji, Tuan berjanji…”
Dengan semangat, Xiao Bai memasuki ruang kontraknya.
Dan saat berikutnya…
“Ah… ah… ah… Gege, ampun, ampun! Astaga, telingaku yang berharga akan lepas jika Gege menariknya seperti ini!”
“Em? Bocah nakal, apakah kamu puas bermain sekarang, hem?”
Kemudian, dengan raungan yang memekakkan telinga dan sanubari, Putra Mahkota yang terkenal disiplin itu pun meraung, “Aku menghukummu menuliskan sejarah benua sebanyak 1000 lembar, dan tidak diizinkan keluar dari ruangan belajar selama kamu tidak menyelesaikan hukumanmu! Mengerti?!”
Yara alias Yeri: “\=”
Beberapa saat kemudian…
Keluar dari Hutan Terlarang, wajah Putra Mahkota yang terkenal dingin itu semakin dingin, dan dengan aura mencekam di sekelilingnya, tidak ada satupun yang berani mendekati mereka bertiga.
Yeah, bertiga. Dengan posisi Yeri alias Yara yang kerah bajunya digigit oleh hewan kontrak Putra Mahkota yang seekor harimau putih. Bentuk tubuhnya disesuaikan seperti kuda jantan, sehingga tidak kesulitan saat memasuki jalan kota, namun cukup untuk mengangkat penjahat pembuat onar yang saat ini masih tergantung di mulut Bai Sang.
“Oh… oh… lihat, lihat! Bukankah itu Yang Mulia Raja Muda? Kali ini, kenakalan apa lagi yang diperbuatnya?!”
Dengan rambut acak-acakan, bajunya compang-camping penuh dengan lumpur, melihat wajahnya, astaga sungguh tontonan yang luar biasa…
Benar, wajahnya saat ini telah diolesi lumpur. Sesaat setelah Yeri alias Yara mendengar ada seseorang yang mendekat sewaktu masih di bawah tebing, terdengar suara bisikan dari warga kota saat melihat penampilan Yara pada saat ini. Itu menjadi hiburan ekstra untuk para warga.
Kembali kepada Yara…
Kepalanya melihat ke kanan dan ke kiri, mencari siapa saja yang bisa menolongnya untuk meminta agar Gege kesayangannya ini melepaskannya. Namun, sebesar apapun usahanya, rombongan itu hanya bisa berpura-pura tidak melihat, walaupun kenyataannya mereka pun sangat khawatir melihat junjungan kecil mereka dan sahabat mereka yang seperti karung beras menggantung di mulut Bai Sang.
“Em, apa?! Mencari pertolongan, hem??”
Sekalipun nadanya dingin, namun ada senyum tipis di bibirnya, melihat adik kesayangannya ini yang tiada hari tanpa membuat onar. Sungguh, dia hampir gila saat tahu adiknya menghilang selama 4 hari. Dia mencari hampir seluruh kerajaan, bahkan perbatasan, mengirim penjaga bayangannya ke seluruh arah hanya untuk mencari adik kecilnya ini.
Ditambah lagi omelan dari ibunda permaisuri dan kaisar juga sang kakaknya, Jia Ying, itu membuat kulit kepalanya berdenyut hebat selama 4 hari. Bahkan neneknya menolak makan dan minum obatnya, hanya karena ulah adik kecil nakalnya yang saat ini sedang dihukum gantung persis di mulut Bai Sang.
---
Sungguh, dia ingin memasukkan Yara ke dalam karung dan meninjunya, kemudian membuangnya ke sungai untuk diberi makan buaya. Pekik putra mahkota dalam hati.
Sementara itu, para warga yang menyaksikan raja kecil mereka baru saja kembali dari Akademi Bintang Biru seminggu lalu, kini sudah membuat onar lagi. Jika mereka mengingat kembali, enam bulan yang lalu, raja muda mereka terpaksa dikirim ke Akademi Bintang Biru oleh sang kaisar setelah meledakkan "Rumah Mawar."
Penyebabnya masih menjadi misteri. Namun, menurut rumor yang beredar, salah satu wanita penghibur di Rumah Mawar mencoba menggoda raja muda dengan memasukkan ramuan afrodisiak ke dalam anggur yang dia minum.
Itulah alasan mengapa raja muda mereka marah dan meledakkan bangunan tersebut. Jika mereka berada dalam posisi raja muda, mungkin mereka akan melakukan hal yang sama, bahkan mungkin lebih dari itu.
Oleh karena itu, sang kaisar, demi melindungi raja muda, memaksanya untuk masuk ke Akademi Bintang Biru. Namun, mengingat seberapa nakalnya raja muda mereka, para warga hanya bisa berharap bahwa setelah memasuki akademi, akan ada perubahan pada perilaku raja muda mereka.
Sebab, bagaimanapun juga, raja muda adalah pemimpin masa depan mereka, panutan bagi generasi mendatang. Jika ternyata memasuki Akademi Bintang Biru tidak membawa perubahan, seperti apa masa depan kerajaan ini?
Oleh karena itu, banyak dari mereka yang memanjatkan doa agar dewa memberikan keajaiban untuk sang raja muda. "Ya Dewa, lindungilah dan bimbinglah raja muda kami serta kirimkanlah seseorang yang dapat mengubahnya di masa depan agar menjadi lebih baik."
Ya, kira-kira seperti itulah isi doa dari para warga saat ini.
Dan dari kejauhan, terdengar suara halus dan menenangkan dari seseorang, "Ya, doa kalian telah dikabulkan."
Entahlah siapa itu… Penulis pun tak tahu.
Hehe...