TAMAT 18 NOVEMBER 2024
Rahardian adalah luka bagi Nathalie, tiba-tiba saja suami tampan yang mengkhianatinya selama dua tahun terakhir justru memintanya hamil bahkan menata ulang pernikahan yang sudah hancur lebur.
Atas dasar cinta, Nathalie mau menuruti keinginan suaminya. Mereka berbulan madu ke Bali, dan kehamilan pun tak terelakan lagi.
Namun, di suatu malam, Nathalie tersadar akan sesuatu. Sadar, tentang tanda yang melekat di punggung suaminya bukanlah milik suaminya.
Cinta, obsesi, dendam, luka, intrik, dibungkus dengan indah dalam satu karya ini. Di mana pada akhirnya semua harus mengalah pada takdir yang telah digariskan sang maha esa.
Cerita romantis, tentang kekaguman, tentang kesetiaan, tentang kepemilikan, tentang keegoisan, tentang kepedulian dan tentang tanggung jawab versi Pasha Ayu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SPS DUA TUJUH
Entah apa alasan Alexa tiba-tiba muncul di Indonesia, karena setahu Nathalie, Alexa dan Gama sudah akan menikah. Apa tujuan utama Alexa menyerangnya, sejauh ini Nathalie tak mencetuskan jawabannya.
Yang jelas, pikirannya melanglang buana ke keberadaan Gama. Di mana pria itu, ada apa dengan hubungan Gama dan Alexa, Nathalie cemas dibuatnya.
Namun, meski demikian Nathalie tetap harus fokus pada Rhagatha. Dari pada Gama, bayi itu lebih membutuhkan perhatiannya.
Dia memeluk baginya, ikut masuk ke dalam rumah besar diiringi langkah Sergey yang kemudian menutup pintu mansion tersebut.
"Ini rumah mu?"
Nathalie memandangi segala penjuru ruangan. Klasik, rumah kediaman di ujung Distrik Malind, Kabupaten Merauke.
Nathalie tak sempat berpikir jika Sergey akan membawanya ke tanah ini. Tapi, dia memang tidak memikirkan apa-apa selain menghindar dari amukan Alexa.
Nathalie tidak takut apa pun, tapi itu sebelum memiliki Rhagatha. Faktanya seorang ibu lebih banyak memiliki alasan untuk cemas, termasuk keselamatan putra-putrinya.
"Rumah masa depan kita. Setelah kau menerima lamaran ku, kita akan diam menatap di sini bersama Rhagatha."
Pria berewok yang Nathalie tatap secara lekat tidak memunculkan ekspresi yang cukup, tapi, kata-kata itu menakutkan baginya.
"Sejak kapan aku menerima lamaran mu?"
Sergey menoleh, lalu berjalan mendekat dengan langkah pelan. "Dengan meminta bantuan ku, aku anggap kau mau menikah dengan ku."
"Tidak Sergey."
Nathalie mendadak ketus, sudah dia katakan berulang kali, bahkan sedari Rahardian masih menyakitinya, ia tidak pernah beranggapan bahwa menikahi Sergey; keputusan terbaik.
Wanita mana yang mau menjadi wanita pria Casanova seperti Sergey. Baiklah, mendadak Nathalie ingat kalimat Gama, orang akan baik jika belum mendapatkan yang diincarnya.
"Menikah tidak se-bercanda itu," imbuhnya.
"Apa yang membuat mu yakin aku mau menolong mu tanpa pamrih?" sela Sergey.
"Aku mengenal mu." Yah, Nathalie memang tidak yakin, tapi Nathalie berharap Sergey masih lelaki yang baik. "Kau baik."
Sergey terkekeh remeh. "Aku pikir menjadi orang baik itu, tidak baik untuk diri sendiri."
"Tapi baik untuk ku," sela Nathalie. "Aku akan berterima kasih kalau kau masih mau menerima keputusan ku yang tadi."
Sergey meredup matanya. Entahlah, meski terlihat begitu serius, Nathalie selalu tidak yakin dengan pria yang sering berhubungan dengan banyak wanita seperti ini.
Satu Dira saja dia hancur. Tapi, dia akui, tidak hanya watak Casanova Sergey, Nathalie tak mau menerima Sergey karena hatinya sudah tidak bisa dibelokkan lagi.
Setelah sebelumnya Rahardian, Nathalie merasa, hatinya sudah terpatri pada ayah Rhagatha Dewantara.
"Apa yang kau harap darinya?" Sergey bicara amat sangat lirih. Matanya seolah membaca makna tersirat dari olahan wajah Nathalie.
"Gama salah satu lelaki paling ambisius yang pernah aku kenal. Hati-hati dengan ambisinya, kalau hari ini ucapan cintanya, bisa jadi besok belati yang dia tancap di jantung mu."
"Aku tidak mau mendengar namanya." Yah, Nathalie tak ingin menyimpan cerita buruk yang dibuat Gama, intuisinya seolah menolak.
Biarkan Nathalie hidup dengan kenangan indah yang dibuat Gama. Itu membuatnya lebih baik meski tidak memiliki orangnya.
Nathalie berpaling untuk mendatangi stroller bayi Rhagatha. Sebelumnya, Sergey membeli banyak sekali barang-barang untuk bayinya termasuk popok dan pakaiannya.
Dia letakkan Rhagatha di sana mendorong ke arah Sergey melangkah. Sergey membuka satu kamar berukuran besar, di mana sudah tertata rapi kamar dengan tempat tidur bayi.
"Di sini kamar mu dan Rhagatha." Bersama stroller barunya, Nathalie dan Rhagatha ikut masuk ke dalamnya.
Bukan terkesima akan kejutan ini, Nathalie lekas menatap Sergey tajam. Jika sudah ada tempat tidur bayi, bukankah itu berarti Sergey sudah merencanakan kedatangannya?
Ah, ini Nathalie tak suka dengan kecurigaan yang melintasi benaknya. "Boleh aku tanya?"
"Hmm," dingin Sergey.
Nathalie bersedekap. "Apa kau bersekongkol dengan Alexa? Apa baku tembak yang barusan salah satu skenario kalian?"
Sergey diam saja, dan tentu saja hal itu membuat otak Nathalie semakin terbebani, sebab ini sesuatu yang kebetulan sekali.
Nathalie mengurut rentetan peristiwa tadi sebelum datang ke sini. Sergey menyekap sopirnya, lalu membawanya, kemudian ada Alexa yang akhirnya membuat Nathalie mau untuk ikut dengan Sergey.
Yah, bukankah bila tidak ada drama Alexa dan baku tembak, Nathalie tidak akan pernah mau ikut lari bersama Sergey? Jadi, ini sandiwara?
Keheningan Sergey membuat Nathalie lebih yakin dari sebelumnya. "Jadi benar kan dugaan ku? Kalian saling kenal?" tukasnya.
"Aku mau menikah dengan mu."
Nathalie tercengang cukup lama. Sungguh, Bicara Sergey seperti seseorang yang tidak memiliki beban sama sekali.
"Sudah kubilang berapa kali!" Diraihnya kerah jaket hitam Sergey, dan teriakan Nathalie terhenti ketika Rhagatha menangis kaget.
Nathalie mengambil putranya dari stroller, ia menimang-nimang bayi mungil itu. Sesekali mengusap air mata yang jatuh ke pipinya.
Apa ini Tuhan? Di Jakarta Niko sakit, dan sekarang dia dilarikan oleh pria yang dahulu sering mengajaknya menikah. Rhagatha tak mau diam seakan tahu kondisi ibunya.
"Aku mau menyusui." Nathalie butuh privasi.
Sergey menghela napas, lalu berjalan gontai ke arah pintu keluar. "Makanan akan sampai sebentar lagi. Sementara aku tutup pintunya."
"Sergey!" Nathalie sempat berlari mengejar, bahkan menggedor-gedor. "Aku mau pulang setelah ini!" histerisnya.
"Tidak akan pernah aku turuti sebelum kau setuju menikah dengan ku." Sergey bahkan menguncinya dari luar.
Nathalie semakin kacau. "Aku mau pulang, Papa membutuhkan aku!"
Sergey masih begitu pelan. "Setuju menikah tidak sulit, Nathalie. Lagi pula Gama sudah akan menikah dengan kekasihnya. Untuk selamat dari orang-orang seperti Alexa, kau, perlu dukungan ku."
"Aku tidak perlu bantuan mu!!" teriak Nathalie.
"Selama kau kekeuh, selama itu pula kau akan terkurung di sini. Dan asal kau tahu, Nathalie, aku tidak menganggap mu wanita yang bisa ku beli, maka akan aku tunggu sampai kau benar-benar sudi mengatakan, Ya"
Tak menyahutinya lagi, Nathalie berlari kembali pada Rhagatha yang menangis cukup tantrum. Dia langsung berikan asi dan anak itu tenang dalam waktu sekejap.
Nathalie kecup kening Rhagatha. "Kenapa Mommy masih berharap Daddy kamu mau menjemput kita?" lirihnya.
bikin novel komedi aja Thor
engkau shangat kocaks