NovelToon NovelToon
Sistem Villain Sejati

Sistem Villain Sejati

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Iblis / Mengubah Takdir / Dunia Lain / Fantasi Isekai
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nov Tomic

Genre: Action, Drama, Fantasy, Psychological, System

Seluruh siswa kelas 3A tidak pernah menyangka kalau hidup mereka akan berubah drastis ketika sebuah ritual aneh menarik mereka ke dunia lain. Diberikan gelar sebagai "Pahlawan Terpilih," mereka semua mendapat misi mulia untuk mengalahkan sang Raja Iblis dan menyelamatkan dunia asing tersebut. Di antara mereka ada Hayato, siswa yang dikenal pendiam namun selalu memiliki sisi perhatian pada teman-temannya.

Namun, takdir Hayato justru terpecah dari jalur yang diharapkan. Ketika yang lain menerima berkat dan senjata legendaris untuk menjadi pahlawan, Hayato mendapati dirinya sendirian di ruangan gelap. Di sana, ia bertemu langsung dengan sang Raja Iblis—penguasa kegelapan yang terkenal kejam. Alih-alih membunuhnya, Raja Iblis memberikan tawaran yang tak bisa Hayato tolak: menjadikannya "Villain Sejati" untuk menggantikan posisinya dalam tiga tahun mendatang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nov Tomic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

— BAB 24 — Perjalanan Dimulai —

Satu bulan telah berlalu. Aku dan Eirene bertahan hidup di tengah hutan yang penuh bahaya, menyusun rencana, dan mengumpulkan persediaan. Luka-lukaku telah sepenuhnya pulih, dan berkat perawatan penuh kasih dari Eirene, aku merasa lebih kuat daripada sebelumnya. Meski demikian, perjalanan panjang ini masih jauh dari selesai.

Pagi ini, matahari menyembul dari balik pepohonan, memberikan cahaya keemasan yang membasuh kabut dingin hutan.

Aku memeriksa tas hitam kecilku, memastikan peta besar yang aku dapatkan tersimpan dengan aman di dalamnya.

[Peta Wilayah - Tujuan: Kastil Raja Iblis telah tersimpan di dalam Tas Hitam Kecil.]

Saat dirasa aman, mungkin ini adalah saatnya. Aku sudah sepenuhnya siap.

“Kita siap untuk berangkat?” tanyaku sambil menoleh ke arah Eirene, yang sedang memeriksa kantung bahan makanan di tasnya.

Eirene mengangguk, senyum tipis menghiasi wajahnya. “Semua sudah siap. Aku sudah memeriksa ulang persediaan makanan, obat-obatan, dan perlengkapan lainnya. Sekarang kita hanya perlu memastikan arah yang benar.”

Aku mengaktifkan skill Petunjuk Arah, dan layar sistem langsung muncul di hadapanku. Sebuah panah berwarna hijau muncul di peta virtual, menunjukkan jalur yang harus kami lalui. Meski aku masih merasa aneh dengan teknologi semacam ini di dunia yang penuh elemen fantasi, aku harus mengakui bahwa sistem ini sangat membantuku.

“Panah ini menunjukkan jalan ke Katherine Rundell,” aku berkata, menunjuk ke arah barat laut. “Jika kita tetap mengikuti rute ini, kita akan sampai di sana dalam beberapa hari, selama tidak ada gangguan besar.”

Eirene memiringkan kepalanya, tampak sedikit khawatir. “Aku mendengar dari para elf di desaku dulu bahwa Katherine Rundell adalah wilayah yang indah, tetapi penuh dengan bahaya. Katanya, ada makhluk-makhluk penjaga perbatasan yang sangat agresif.”

Aku mengangguk, sudah memperkirakan hal itu. “Itu sebabnya kita harus tetap waspada. Kalau ada sesuatu yang tidak bisa kita lawan, kita akan mencari jalan lain.”

Kami memulai perjalanan dengan langkah mantap, melewati pepohonan tinggi yang menjulang seperti menara alami. Jalan setapak di hutan ini terkadang terselubung oleh akar-akar besar dan semak-semak lebat, tapi berkat skill Petunjuk Arah, aku selalu tahu ke mana harus melangkah.

Terkadang, untuk menghilangkan rasa bosan, aku dan Eirene membicarakan hal-hal acak yang bahkan kami sendiri tidak tahu kenapa harus membicarakan itu. Tidak peduli itu hal yang penting atau tidak, kami tetap melakukannya.

Selama beberapa jam pertama, perjalanan berlangsung lancar. Kami hanya berhadapan dengan serangga hutan besar dan beberapa hewan liar yang mudah dihindari. Namun, semakin jauh kami melangkah, suasana hutan mulai berubah.

Pohon-pohon di sekitar kami menjadi lebih gelap dan menjulang lebih tinggi, menutupi sinar matahari. Udara pun terasa lebih berat, seperti ada sesuatu yang mengawasi kami dari balik bayang-bayang.

“Aku tidak suka tempat ini,” gumam Eirene, suaranya pelan namun cukup jelas untuk kudengar.

Aku mengepalkan tanganku di gagang tombak darahku. “Tetap dekat denganku. Kalau ada sesuatu yang muncul, aku akan menghadapinya.”

Tak lama kemudian, tanah di depan kami mulai retak, dan dari dalamnya muncul makhluk-makhluk berbentuk aneh. Mereka setinggi lutut, kulitnya seperti lumpur basah yang terus menetes, dan mereka memiliki mata kecil menyala merah. Gumpalan tanah dan batu menyelimuti tubuh mereka, seperti armor alami.

“Mud Fiends,” kata Eirene dengan nada khawatir. “Makhluk ini biasanya muncul di wilayah yang kaya mineral, dan mereka sangat agresif.”

Aku menghitung jumlah mereka. Ada enam. Meski ukurannya kecil, gerakan mereka lincah, dan aku tahu mereka bukan lawan yang bisa diremehkan.

“Mundur sedikit,” kataku sambil mengangkat tombakku. “Aku akan menghadapinya.”

Salah satu Mud Fiend melompat ke arahku, dan aku langsung menangkisnya dengan tombakku. Namun, tubuhnya yang lunak membuatnya sulit dihancurkan. Saat aku menyerang balik, makhluk itu dengan cepat membentuk perisai dari tanah di sekitarnya.

“Benda ini bisa memanfaatkan tanah sebagai senjata dan pertahanan,” gumamku. “Ini akan sedikit merepotkan.”

Aku menggunakan skill Manipulasi Racun, menciptakan kabut beracun di sekitarku. Namun, Mud Fiends tampaknya tidak terpengaruh oleh racun, mungkin karena tubuh mereka bukanlah daging dan darah.

“Kalau racun tidak berhasil, mungkin…” Aku memfokuskan energiku pada skill Gigitan Kegelapan. Darah dari tombakku berubah menjadi bilah tajam berwarna hitam yang menembus salah satu makhluk itu. Kali ini, seranganku berhasil. Makhluk itu pecah menjadi gumpalan tanah yang tidak bergerak.

Namun, lima makhluk lainnya tidak tinggal diam. Mereka mulai melemparkan batu-batu tajam ke arahku, memaksaku untuk terus bergerak. Salah satu batu hampir mengenai Eirene, tapi dia berhasil memanggil angin untuk menghempaskannya ke samping.

“Aku bisa membantu menahan mereka!” seru Eirene, mulai memanggil akar-akar dari tanah untuk membelit salah satu Mud Fiend.

Aku mengangguk, melompat ke arah tiga makhluk yang berkumpul. Dengan kecepatan tinggi, aku memutar tombakku, menciptakan pusaran darah yang menyapu mereka. Dua dari mereka hancur, tapi yang ketiga berhasil melompat ke belakang dan menyusun kembali tubuhnya.

“Makhluk ini benar-benar merepotkan,” gumamku.

Aku menggunakan skill Adaptasi Kegelapan, meningkatkan kecepatanku untuk menghindari serangan batu mereka. Dengan gerakan cepat, aku menusukkan tombakku ke makhluk yang tersisa satu per satu, hingga akhirnya mereka semua hancur.

Kami berdiri di tengah keheningan, hanya terdengar napas kami yang berat.

“Itu tadi lebih sulit dari yang kukira,” kataku sambil membersihkan tombakku.

Eirene mengangguk, wajahnya sedikit pucat. “Aku tidak tahu kalau mereka bisa sekuat itu. Tapi, setidaknya kita berhasil mengatasinya.”

Aku melihat ke layar sistem yang muncul di hadapanku. Panah hijau masih menunjukkan jalan ke depan. “Kita harus terus bergerak. Semakin cepat kita keluar dari hutan ini, semakin baik.”

Eirene mengangguk, dan kami pun melanjutkan perjalanan. Perjalanan menuju Katherine Rundell baru saja dimulai.

Sebelum benar-benar melanjutkan perjalanan, aku ingin memeriksa statusku terlebih dahulu. "Status," kataku pelan. Tak lama kemudian, layar sistem muncul seperti biasa.

[Status Ditampilkan!]

[Level: 21]

[Nama: Hayato]

[Umur: 18 Tahun]

[Stamina: 160]

[Attack: 188]

[Defense: 153]

[Speed: 191]

[Tipe: Calon Raja Iblis]

[Skill: Adaptasi Kegelapan, Gigitan Kegelapan, Manipulasi Racun, Memasak, Manipulasi Darah, Penglihatan Malam, Null, Petunjuk Arah]

[ - Slot 1: Tas Hitam Kecil]

[ - Slot 2: -]

[ - Slot 3: -]

[Misi: Teka Untuk Membuka!]

Aku telah berkembang cukup pesat, tapi aku tidak boleh berpuas diri begitu saja. Mungkin lain kali, aku akan bertarung menggunakan skill Null yang terasa sulit untuk dipelajari—itu sangat menguras tenagaku. Terakhir kali, aku menggunakannya pada teman-teman sekelasku dulu. Hasilnya, aku mengalami kelelahan yang luar biasa.

Ngomong-ngomong, untuk soal Misi, saat ini semuanya sudah selesai—aku perlu level yang lebih tinggi agar mendapatkan perintah berupa misi lagi.

1
Z Uli
lanjut
Nov Tomic: siap🫡
total 1 replies
Ftomic
mantap ini idenya rada fresh, biasanya MC ke Isekai kalo ga dibuang ya dapat skill cheat, tapi yg ini eksekusinya lebih bagus karena MC bakal jadi raja iblis. semangat Thor semoga konsisten!/Plusone/
Nov Tomic: terima kasih
total 1 replies
FJ
🌹🌹 buat author semangat yahhh
Nov Tomic: terima kasih
total 1 replies
FJ
ditengah tengah kebingungan malah terpilih jadi raja iblis, apa karena dia jahat yah makanya di pilih??
Nov Tomic: hmmm🤔
total 1 replies
Imel • DUBY
komen pertama nih
Nov Tomic: wah terima kasih yah
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!