Sistem Villain Sejati
Suara riuh obrolan memenuhi ruang kelas 3A. Tawa dan canda teman-temanku menggema, memantul di antara dinding dan jendela besar yang terbuka lebar, membiarkan angin musim semi masuk dengan lembut. Di tengah keramaian itu, aku duduk di barisan ketiga dari belakang, berusaha larut dalam buku catatanku sambil sesekali tersenyum mendengar percakapan mereka. Yah, mungkin aku terlihat pendiam, tapi aku cukup menikmati suasana seperti ini.
Namun, bukan suasana kelas yang paling menarik perhatianku hari ini. Pandanganku sesekali melirik ke arah meja sebelah jendela, tempat seorang gadis duduk dengan tenang, seperti pusat dari segala keindahan di dunia ini—Ayana Suzue. Rambutnya yang panjang dan hitam legam, mengilap terkena cahaya matahari pagi, melambai setiap kali angin meniup pelan. Matanya yang besar dan berbinar seperti selalu menyimpan rahasia, sementara senyum lembutnya mampu meluluhkan siapa saja yang berani menatapnya terlalu lama. Meski aku tak pernah bicara banyak dengannya, aku tahu Ayana bukan hanya cantik, tapi juga baik hati.
“Oi, Hayato! Lagi ngelamun, ya?”
Suara keras Kenta, teman sebangkuku, membuyarkan lamunanku. Aku tersentak dan cepat-cepat kembali ke kenyataan. Aku meliriknya, lalu memasang ekspresi santai seolah aku sama sekali tidak sedang memperhatikan Ayana.
“Enggak, cuma lagi mikir,” jawabku asal, menyembunyikan wajahku di balik tangan.
Kenta tertawa kecil, lalu kembali bercanda dengan yang lain. Aku mencoba bergabung dalam obrolan mereka, meskipun lebih banyak mendengar daripada berbicara. Di dalam hati, aku sebenarnya merasa nyaman dengan mereka—dengan semua teman sekelasku. Biarpun aku bukan yang paling menonjol, keberadaan mereka membuat setiap hari di sekolah terasa berwarna.
Namun, di tengah gelak tawa dan gurauan itu, tiba-tiba sebuah cahaya terang muncul entah dari mana, menyelimuti seisi kelas. Cahaya itu begitu menyilaukan, menyakitkan mata sampai aku harus menutup wajah dengan kedua tangan.
"Apa-apaan ini?" pekikku, meskipun suaraku tenggelam oleh teriakan panik yang membahana.
Suara meja dan kursi yang tergeser, suara teman-temanku yang kebingungan, dan cahaya yang semakin intens… semuanya terjadi begitu cepat. Tubuhku kaku, tak bisa bergerak, hanya bisa merasakan desiran ketakutan di dadaku. Aku mencoba melihat ke arah Ayana, tetapi pandangan mataku perlahan-lahan memudar. Rasa takut menyergap, lalu semua berubah gelap.
"Hmm?"
Kesadaranku perlahan-lahan kembali, meskipun aku masih merasakan pening dan kebingungan. Saat aku membuka mata, yang kulihat hanyalah kegelapan yang pekat, begitu tebal hingga aku nyaris tak bisa melihat tanganku sendiri. Suasana sunyi dan dingin menusuk sampai ke tulang, menciptakan rasa tidak nyaman yang sulit dijelaskan.
Tapi seketika itu juga, jantungku berhenti berdegup saat sebuah sosok muncul dari kegelapan. Sosok itu... tak seperti apa pun yang pernah kulihat sebelumnya. Tubuhnya tinggi dan besar, dilingkupi cahaya merah yang mengintimidasi, seperti nyala api yang hidup. Sepasang mata tajam menatapku, penuh ancaman dan kemarahan, sementara pedang besar yang ia genggam meneteskan darah segar, membuat bau anyir memenuhi ruangan.
Aku ingin berteriak, tapi suara yang keluar hanya terdengar sebagai bisikan serak. Tubuhku gemetar hebat, bahkan kakiku hampir lumpuh.
“Tutup mulutmu, atau kau akan mati di sini juga!”
Suara sosok itu terdengar rendah namun penuh tekanan, memaku seluruh tubuhku. Ancaman itu terlalu nyata, hingga aku hanya bisa menelan ludah dan mengangguk patuh, pasrah tanpa pilihan lain. Aku tak berani mengalihkan pandangan, takut kalau satu gerakan saja akan membuat pedang berdarah itu menembus tubuhku.
“Bagus. Sekarang, dengarkan baik-baik.”
Sosok itu mendekat, mata merahnya seperti bara api yang hendak membakarku hidup-hidup. "Aku adalah Raja Iblis, penguasa dunia ini," katanya dingin.
Aku terperangah, tak tahu harus berkata apa. Apakah ini hanya mimpi? Bagaimana mungkin aku bisa berada di sini, di depan makhluk yang begitu menakutkan?
“Ini bukan mimpi, bocah. Ini adalah kenyataan. Dan kau harus bisa menghadapinya,” ucapnya, seakan bisa membaca pikiranku. Suaranya dingin, penuh kebencian yang tak dapat disembunyikan. Aku hanya bisa menunduk, menahan gejolak takut yang semakin mendesak keluar.
“Tunggu… bagaimana dengan teman-temanku?” tanyaku, suaraku hampir tak terdengar. “Apa yang terjadi pada mereka?”
“Percuma memikirkan mereka,” jawab Raja Iblis sambil tertawa kecil, sinis. “Karena pada akhirnya, mereka akan membunuhmu.”
Aku terkejut mendengar kata-katanya. “Apa maksudmu? Teman-temanku... mereka tidak akan membunuhku.”
Raja Iblis menatapku dengan tatapan penuh ejekan. “Katakan padaku, bocah. Pernahkah kau membaca Novel Isekai? Tentang seseorang yang dipanggil ke dunia lain untuk menjadi pahlawan dan mengalahkan Raja Iblis?”
Aku mengangguk, meskipun masih bingung ke mana arah pembicaraannya.
“Bagus,” katanya, suaranya berubah menjadi lebih mengancam. “Kalau begitu, kau pasti tahu bahwa dalam cerita seperti itu, ada yang disebut sebagai pahlawan—dan pahlawan itu selalu punya satu tujuan: mengalahkan sang Raja Iblis.”
Kata-katanya mulai masuk akal, tetapi tetap saja membuatku bergidik. “Jadi... kau mau bilang kalau...”
“Benar,” katanya sambil menyeringai, memperlihatkan giginya yang tajam. “Teman-teman sekelasmu adalah para pahlawan itu, yang dipanggil untuk mengalahkan Raja Iblis.”
“T-tapi…” Aku tergagap, berusaha mengumpulkan kepingan-kepingan logika di kepalaku yang kacau balau. “Bagaimana bisa aku…?”
“Kau dipilih untuk menjadi Raja Iblis berikutnya, bocah. Untuk menggantikan posisiku dan mempersiapkan dirimu menghadapi mereka—teman-teman sekelasmu—dalam tiga tahun ke depan.”
Otakku berputar cepat, tak bisa menerima kenyataan yang baru saja kudengar. Ini semua masih terlalu gila. Aku menatap sosok itu, mencoba mencari alasan, mencari bukti yang bisa mematahkan ucapannya.
“Buktikan. Buktikan kalau ini semua bukan hanya tipuan,” kataku, meski suaraku terdengar lirih dan gemetar.
Raja Iblis menatapku dengan tatapan penuh kepuasan, seakan senang melihat kebingungan di wajahku. “Kalau kau tak percaya, ucapkan saja 'status.'”
Aku mengerutkan kening. “Status?”
Seakan menanggapi perintahku, tiba-tiba sebuah layar biru transparan muncul di hadapanku, menggantung di udara seperti tampilan layar dalam game. Mataku membelalak, terperangah melihat informasi yang terpampang di depan wajahku.
[Status Ditampilkan!]
[Level: 1]
[Nama: Hayato]
[Umur: 18 Tahun]
[Stamina: 33]
[Attack: 24]
[Defense: 30]
[Speed: 11]
[Tipe: Calon Raja Iblis]
[Skill: Adaptasi Kegelapan!]
[ - Slot 1: -]
[ - Slot 2: -]
[ - Slot 3: -]
Aku terpaku, mulutku menganga saat membaca data tersebut satu per satu. Setiap kata dan angka di layar itu terasa nyata, menegaskan kenyataan absurd yang sedang kuhadapi. Tipe: Calon Raja Iblis? Ini sungguh tak masuk akal, tapi layar ini… tidak mungkin ini semua hanya mimpi.
Raja Iblis memperhatikan ekspresi kagetku dengan seringai licik di wajahnya. “Seperti yang bisa kau lihat, kekuatanmu masih lemah. Jauh dari kata 'Raja Iblis,'” ucapnya meremehkan. “Stamina, Attack, bahkan Speed-mu… masih memalukan untuk ukuran seorang calon penguasa kegelapan.”
Aku menggigit bibir, merasa kecil di hadapannya. Namun, ketika aku berusaha mencerna semuanya, tiba-tiba Raja Iblis berbalik. “Sudah waktunya aku pergi, dan tugasku di sini selesai. Tapi, ingat kata-kataku, Hayato. Persiapkan dirimu dan jadilah 'Villain Sejati'… karena dalam tiga tahun kedepan, kau harus bisa menghadapi mereka. Temui aku lagi dalam tiga tahun, jika kau cukup kuat untuk melakukannya.”
Dengan kalimat terakhirnya yang bergema di telingaku, sosok merah menyala itu perlahan menghilang dalam bayang-bayang kegelapan, meninggalkanku sendirian dengan layar biru yang terus menampilkan statusku. Kengerian dan ketidakpastian menggantung di udara, sementara pikiranku masih berusaha memahami apa yang baru saja terjadi.
Semuanya terasa begitu membingungkan, dan lagi-lagi, sepertinya aku kehilangan kesadaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Ftomic
mantap ini idenya rada fresh, biasanya MC ke Isekai kalo ga dibuang ya dapat skill cheat, tapi yg ini eksekusinya lebih bagus karena MC bakal jadi raja iblis. semangat Thor semoga konsisten!/Plusone/
2024-11-03
3
abcdefg
🌹🌹 buat author semangat yahhh
2024-11-01
1
Kang_L0b4k
semoga saja mc nya gk naif,,/Scream/
2024-12-01
2