“Baik, kalau begitu kamu bisa bersiap untuk menyambut kematian mama! Mama lebih baik mati!” Ujar Yuni mencari sesuatu yang tajam untuk mengiris urat nadinya.
Alika tidak percaya dengan apa yang di lakukan Yuni, sebegitu inginnya Yuni agar Alika mengantikkan kakaknya sehingga Yuni menjadikan nyawanya sebagai ancaman agar Alika setuju.
Tanpa sadar air bening dari mata indah itu jatuh menetes bersama luka yang di deritanya akibat Yuni, ibu kandung yang pilih kasih.
Pria itu kini berdiri tepat di depannya.
“Kamu siapa?” Tanya Alika. Dia menebak, jika pria itu bukanlah suaminya karena pria itu terlihat sangat normal, tidak cacat sedikitpun.
Mendengar pertanyaan Alika membuat pria itu mengernyitkan alisnya.
“Kamu tidak tahu siapa aku?” Tanya pria itu menatap Alika dengan sorot mata yang tajam. Dan langsung di jawab Alika dengan gelengan kepala.
Bagaimana mungkin dia mengenal pria itu jika ini adalah pertama-kalinya melihatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EP: 20
Bibir keduanya saling bertaut, Alika yang mendapat ciuman dari Brian secara tiba-tiba itu menjadi terkejut.
Alika mencoba melepaskan diri, namun lengan kekar Brian menahan pinggangnya.
“Mmm....” Alika berontak.
Namun Brian, dia semakin mengulum nikmat bibir Alika yang begitu menghanyutkan.
Rasa panas menjalar ke seluruh tubuh Brian, membuat dia ingin merasakan yang lebih dari itu. Semakin lama ciuman Brian semakin panas, mengulum bibir lembut Alika tanpa ampun.
“Mmmmm...” Alika mendorong sekuat tenaga. Dia sudah hampir kehabisan nafas.
“Brian!” Teriak Alika ketika Brian melepaskan ciumannya.
Keduanya terengah-engah, mencoba menormalkan kembali pernafasannya.
“Apa kamu gila! Aku ini kakak iparmu!” Seruh Alika marah.
Brian tertegun sebentar, kembali menjernihkan pikirannya , dia sendiri tidak menyangka akan melakukan itu. Bibir Alika yang begitu manis membuat Brian lupa diri. Bahkan ingin melakukan yang lebih dari itu.
“Brian!!” Panggil Alika saat dia melihat jika Brian hanya diam menatapnya saja.
Brian tersadar, lalu menyunggingkan senyum yang tak bisa Alika artikan.
“Kakak ipar tapi tadi sepertinya kamu juga menikmatinya.” Ucap Brian membuat wajah Alika memerah.
Jujur, sebenarnya tadi untuk sesaat dia juga terhanyut dalam ciuman panas Brian. Namun, dia tidak mungkin mengakuinya.
“Kenapa? Apa kakak ipar ingin lagi? Mungkin kita bisa melanjutkan ke sesi yang lebih dalam lagi.” Ujar Brian.
Alika menatap marah ke arah Brian.
“Jangan lakukan itu lagi, aku ini kakak iparmu jadi hormati aku dan juga kakakmu!” Sergah Alika lalu pergi.
Dia sendiri merasa malu, malu pada apa yang dia lakukan karena dia sempat terhanyut untuk sesaat. Alika merasa sangat bersalah pada Daniel.
Sementara Brian, dia tersenyum geli sambil memperhatikan punggung Alika yang naik ke lantai atas.
“Memangnya aku salah jika mencium istriku sendiri.” Ucap Brian di selangi senyum.
Di dalam kamarnya Alika duduk di atas kasur dengan pikiran yang serba salah. Dia tidak tahu bagaimana harus menghadapi Daniel nantinya. Dan, dia juga tidak tahu bagaimana menghadapi Brian.
Alika menggaruk kasar Kepalanya yang tak gatal, dia merasa begitu bodoh, bagaimana bisa dia dan adik iparnya itu berciumannya.
“Arghhhh!!!” Teriak Alika frustasi.
Sementara Brian, dia terus membayangkan ciumannya bersama Alika tadi, meskipun hanya dia yang dominan dan Alika hanya diam.
.........
Alika bangun pagi itu dengan mata yang masih berat, hari ini sepertinya dia tidak punya nyali untuk turun ke lantai bawah. Dia tidak tahu bagaimana harus menghadapi Brian dan bagaimana harus bersikap pada Brian.
"Kenapa aku yang merasa bersalah? Kan dia yang menciumku." Ujar Alika pada diri sendiri setelah sadar jika bukan dia yang memulai ciuman itu.
Alika menarik nafas dalam-dalam lalu memberanikan diri untuk keluar kamar dan turun. Perlahan-lahan dengan kaki berjinjit Alika berjalan, berharap ia tidak bertemu dengan Brian pagi ini.
"Selamat pagi kakak ipar." Sapa Brian dari belakang Alika yang membuat Alika terloncat kaget.
Alika memutar badan, menahan nafas kesal menatap wajah tampan yang berdiri di depannya dengan wajah tak bersalah itu.
Apa dia tidak merasa bersalah sedikitpun? Atau paling tidak dia merasa tak enak hati karena ulahnya semalam! Ucap Alika dalam hati kesal pada Brian.
"Kenapa wajah seperti itu?" Tanya Brian membungkuk mendekatkan wajahnya pada wajah Alika.
Sontak Alika mundur, dia takut jika Brian kembali berulah lagi.
bagaimana bisa dia terlihat seperti orang yang tidak melakukan kesalahan apa pun. Ujar Alika dalam hati.
"Mulai sekarang jaga jarakmu denganku." Kata Alika.
"Memangnya kenapa? Kenapa harus menjaga jarak?" Brian berpura-pura bertanya dengan polos.
"Apa kamu lupa dengan kejadian malam tadi?" Tanya Alika tak percaya jika Brian tidak mengerti dengan apa yang di maksudnya.
"Kejadian semalam? Memangnya apa yang terjadi, bisa kakak ipar ingatkan aku kembali." Brian berpura-pura, dia sengaja ingin melihat wajah kesal Alika yang begitu menarik.
"Jangan bercanda Brian!" Seru Alika.
"Memangnya siapa yang bercanda, aku kan minta kakak ipar untuk mengingatkanku karna aku benar-benar lupa."
"Tidak perlu di ingat kalau kamu lupa! Tapi mulai sekarang jaga jarakmu denganku! Lebih bagus lagi kalau kita tidak bertemu!" Ujar Alika lalu pergi dengan langkah cepat meninggalkan Brian yang tertawa geli dengan tingkah istrinya mungilnya itu.
"Sepertinya itu tidak akan bisa terjadi kakak ipar...." Teriak Brian menambah kekesalan Alika.
"Selamat pagi nyonya muda.." Sapa Zicko yang baru tiba dan langsung menyapa Alika.
"Iya." Sahut Alika pendek dengan wajah yang tak bersahabat membuat Zicko menjadi heran.
"Ada apa dengan nyonya tuan?" Tanya Zicko pada Brian.
"Dia sedang kesurupan arwah kesal yang lagi gentayangan." Jawab Brian asal membuat Zicko menautkan alisnya bingung.
"Memangnya ada arwah yang seperti itu tuan?" Tanya Zicko yang percaya dengan omong kosong Brian.
"Ada, itu buktinya, kamu liat sendirikan wajahnya yang begitu kesal itu." Sahut Brian.
"kenapa arwah itu merasuki nyonya muda?" Tanya Zicko bak anak kecil yang penasaran.
"Karena di cium pangeran tampan." Jawab Brian membuat Zicko semakin tak mengerti.
Dia merasa semakin hari atasannya itu semakin aneh. Dan, Semakin membuat dia tak bisa mengerti apa yang di bicara olehnya. Zicko hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu mengikuti Brian yang sudah lebih dulu masuk keruang kerja.
...****************...
Dukung Author dengan like, vote dan komen ya, terima kasih :)
kenapa Hellen gak diselesaikan sekalian Thor 🙏🙏🙏🙏🙏
overall... happy ending../Smile//Smile//Smile/
Asli jujur suka banget saya sama ceritanya 👍👍👍🤗🤗🤗
tinggal Helen tuhhh ketemuin sama jodohnya Thor 👍😅