Apa arti hidup bagi Ashkar...
Sepanjang perjalanan di kehidupan ini, tidak ada hal baik terjadi...
Seakan dunia tidak pernah menerima dirinya...
Keadilan tidak pernah datang untuk menyelamatkan...
Dan orang-orang hanya menganggap bahwa hidupnya adalah kesalahan...
Memang apa yang salah dengan hidup sebagai seorang pengangguran...
Hingga kematian datang dan iblis memberi penawaran...
"Bantu kami mengalahkan para pahlawan...."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shina Yuzuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kejang-kejang
Ashkar tidak tahu, bahkan tidak mau tahu urusan Huo Han tentang masa lalunya atau alasan mendirikan desa Ers han untuk mencari sosok kuat demi membalaskan dendamnya kepada kaisar iblis Algard.
Tujuan Ashkar di sini adalah untuk mencari tempat tinggal dan berlatih, sadar bahwa sekarang dia tidak lebih dari iblis lemah dari keturunan spesies yang hobi berkembang biak.
Oleh sebab itu, hidup dalam hutan bersama binatang buas yang kelaparan, hanya akan membuatnya dekat dengan kematian.
Perihal berkah dari ketujuh dewa jahat, Ashkar sempat berpikir tentang kemampuan over power dan jurus-jurus tingkat tinggi.
Saat penilaian Artefak membuat Ashkar sadar. Bahwa berkah tersebut tidak secara instan datang begitu saja, melainkan terdapat proses panjang agar dia bisa berkembang.
Mengingat kebangkitan para pahlawan di dunia Dios baru akan muncul sepuluh tahun lagi.
Untuk sekarang, aku harus belajar tentang beladiri dan sihir, dengan begitu aku bisa melindungi diri saat melawan binatang buas.
Kini Ashkar dibawa ke pinggiran Desa Ers han.
Dimana terdapat satu rumah kayu besar yang menjadi tempat bagi kelompok-kelompok iblis muda dengan bakat rendah tinggal di desa Ers han.
Ada lebih dari lima puluh iblis sebaya dengan Ashkar, mereka semua harus melakukan pekerjaan apa pun hingga mencapai usia remaja.
Tidak ada alas tidur seperti yang diharapkan oleh Ashkar, semua iblis hanya akan melapisi lantai mereka dengan kulit pohon atau jerami.
Ashkar bisa membayangkan rumitnya posisi tidur dengan sebegitu banyaknya iblis dalam satu ruangan. Tapi itu bukan masalah, karena dia sudah terbiasa tidur di jalan yang kotor, tanpa alas atau pun selimut.
Masalah utama adalah perundungan bagi iblis baru.
Sistem hukum rimba berlaku disini, dia yang kuat maka dia berkuasa. Jelas saja, baru sepintas Ashkar memikirkan hal itu, seekor iblis berjalan masuk dengan dua pengikut dibelakangnya.
Iblis itu menunjukkan ekspresi wajah sombong, tatapan mata tajam, langkah kaki tegas, dada yang membusung dan bersikap selayaknya kakak senior kepada mahasiswa baru dalam acara ospek.
"Diam kalian semua. Senior Zod akan bicara" Gema suara iblis memberi efek aura intimidasi.
Bisa Ashkar lihat, bagi mereka-mereka yang lemah mental atau lemah syahwat, ketika merasakan tekanan aura iblis milik Zod tampak takut, pusing, mual-mual dan hal terburuk kejang-kejang seperti terkena penyakit sawan.
Tapi tidak berpengaruh kepada Ashkar, ini bukan tentang berkah pemberian dewa jahat, melainkan dia sudah terbiasa mengalami intimidasi, penindasan dan penghinaan dari kehidupan sebelumnya.
Anggaplah mental Ashkar terhadap perundungan sudah tingkat tinggi.
"Aku adalah Zod, ketua iblis pemburu, kalian semua hanya iblis ingusan yang mustahil disejajarkan dengan ku, jadi ingat posisi kalian untuk tidak coba-coba membantah perintah ku, dan juga aku bisa membunuh kalian kalau berani melawan."
"Heh... Omong kosong." Sindir salah satu iblis dengan suara lirih.
Salah satu pengikut berteriak keras ...."Siapa itu yang berani menghina senior Zod."
Zod dan kedua pengikutnya menatap sekeliling dengan tajam, dia menggunakan sihir untuk mengintimidasi lebih kuat.
Dalam ketegangan bersama, Ashkar tetap bersikap tenang tanpa perlu takut dipengaruhi oleh sihir aura intimidasi yang mereka keluarkan.
Namun satu iblis tampak pucat, gemetar kemudian jatuh hingga lantai pun tergenang air. Namun bukan dia yang di incar oleh Zod, melainkan sosok lain dari sampingnya saat berusaha menahan tawa.
Iblis itu adalah Ashkar yang ditarik paksa lagi, dan ini ketiga kalinya dalam satu hari.
"Apa kau menganggap perkataan ku terdengar lucu." Keras suara itu hingga wajah Ashkar basah.
Menarik nafas dalam-dalam untuk kembali tenang .... "Tidak bukan begitu tuan Zod, aku hanya baru pertama kali melihat ada iblis ketakutan hingga kencing."
"Jadi kau menganggap kalau aku tidak membuatmu takut." Entah untuk alasan apa, jawaban Ashkar menyinggung perasaan Zod.
Malas Ashkar menanggapi, tapi dia akan mendapat masalah lain jika beradu argumen dengan makhluk tipikal berotak dungu dan selalu mengintimidasi yang lemah.
"Aku takut, lihat aku sampai gemetar."
"Kau masih membodohi ku, huh !!?." Zod benar-benar tidak bisa diajak kompromi.
"Apa aku perlu juga untuk kencing di celana agar membuatmu percaya."
"Kalau begitu, biar aku potong alat kencing mu agar kau tidak perlu lagi merasa takut." Zod mengancam.
Ashkar sudah tahu, jika Zod memang hanya ingin mencari masalah, dia menjadi sasaran untuk dijadikan contoh kepada iblis lain, bahwa mereka semua harus menghormati dirinya.
"Jika kau menginginkan itu aku tidak bisa mengabulkannya, aku masih membutuhkan ini untuk bisa melanjutkan keturunan." Tentu Ashkar menolak.
Kesabaran Zod berada di ujung tenggorokan, dia merasa harga dirinya jatuh oleh iblis tingkat rendah yang baru saja masuk. Tapi Zod sendiri sadar, bahwa aura intimidasi miliknya tidak berpengaruh kepada Ashkar.
Sistem piramida kasta pada ras Iblis memberi pengaruh terhadap kehidupan mereka secara mutlak, iblis dengan status rendah akan merasakan tekanan mental akibat efek aura iblis dari sosok yang lebih kuat.
'Bagaimana mungkin dia masih bisa bicara santai, sedangkan iblis lain, hampir kecing berdiri.' pikir Zod melihat sekitar.
Hal ini tidak dipengaruhi oleh pengalaman hidup atau soal usia mereka, melainkan Zod memiliki berstatus sebagai iblis tingkat tinggi harusnya mampu mengintimidasi Ashkar, karena dia hanya iblis tingkat rendah.
'Apa mungkin dia menyembunyikan kekuatannya, tapi itu mustahil, artefak sihir tidak akan salah dalam penilaian.'
Zod tidak bisa menerima keanehan ini...."Sampai sekarang, aku tidak pernah dihina oleh iblis rendahan seperti mu."
"Bagaimana mungkin kau merasa dihina, sedangkan aku hanya menjawab apa yang kau katakan." Ashkar membela diri karena dia tidak mau disalahkan.
"Kau harusnya sadar untuk menjaga sikap, aku jauh lebih kuat."
"Kalau begitu kau harus bisa menahan emosi, di dunia nyata, aku sudah banyak melihat iblis seperti mu berakhir mengenaskan saat terkena azab karena terlalu sombong."
Tidak bisa menahan emosi lebih lama, Zod menunjukkan niat membunuh secara nyata.
Satu tamparan datang ke wajah Ashkar dan itu harusnya cukup untuk membuat dia pingsan. Namun yang terjadi tidak seperti harapan Zod. Ashkar masih berdiri tanpa luka.
Jika saja Ashkar tidak cepat menahan tangan itu, kekuatan Zod akan dengan mudah merobek daging di pipinya.
"Apa-apaan kau, kekerasan fisik itu berlebihan." Ashkar mengajukan komplain.
Semakin banyak Ashkar bicara, semakin kesal Zod untuk menanggapinya.
"Biar aku menghabisi mu sekarang."
Satu pengikutnya berbisik dari belakang..."Tuan Zod jangan terlalu berlebihan, kau sudah mendapat peringatan dari tuan Huo karena membunuh dua iblis baru kemarin."
"Dua sampai tiga pukulan itu cukup agar dia tahu kalau aku tidak berbicara omong kosong." Jawab Zod tidak lagi mau menahan diri.
"Ya... Kalau itu, sepertinya cukup untuk menjadi hukuman." Pengikutnya pun setuju.
"Iblis berbakat seperti kalian, harusnya tidak perlu banyak bicara." Ashkar menggerutu sendiri.
Ashkar tidak pernah senang dengan makhluk seperti Zod, ketika menyombongkan diri atas kekuatan yang dia miliki, seakan itu sudah cukup untuk menguasai dunia.
Kehidupan di masa lalu membuat Ashkar bekerja keras demi bertahan hidup, dia membuang harga diri demi sesuap nasi, bahkan penghinaan dari orang lain selalu terdengar tanpa bisa membalas.
Perasaan iri kepada orang-orang yang memiliki kekuatan hingga dengan mudahnya menghakimi orang lemah. Kemudian memberi kata-kata motivasi tentang 'kerja keras agar sukses', sedangkan mereka tidak pernah mau tahu, seberapa keras dan seberapa banyak pengorbanan Ashkar untuk sekedar bertahan hidup.
oiya kapan2 mampir di ceritaku ya..."Psikiater,psikopat dan Pengkhianatan" makasih...