Cerita ini mengisahkan tentang perjuangan pemuda berusia 15 tahun yang mempunyai bakat bermain pedang dan ilmu bela diri yang cukup tinggi dalam menyelamatkan desanya dari penindasan oknum tak bertanggung jawab. Setelah berhasil mendapatkan kebebasan untuk desanya, satu persatu fakta keluarganya terkuak. Dia juga menyadari bahwa Alavarez yang merupakan kepala keluarganya telah di sekap oleh oknum bernama Fikron untuk di jadikan tahanannya. Tidak ada yang tau dimana Fikron mengurung Alarez, bahkan Mijay dan Altan yang menyamar sebagai anak buah Fikron saja masih belum bisa menemukan keberadaan Alvarez. Zafer pemuda 15 tahun itu memutuskan untuk memulai misi penyelamatan Alvarez, dan bersiasat menghabisi rekan-rekan Fikron yang berada di Abu Dhabi dan Oman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Tiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
C24 : KAMPUS
...𖣁 ࣪࣪ἨΛⱣⱣὙ ᖇ𝚬Λ𝐃𝐥ṆԌ 𖣁...
"Baiklah paman. Aku akan melakukan apa yang paman minta, "
"Ya sudah. Ayo kita ke ruang tamu, " Issam mengajak Jay untuk kembali ke ruang tamu. Saat memasuki rumah Issam, langkah Jay terhenti saat melihat foto Matteo di rumah tersebut.
"Ada apa Jay?"
"Itu-"
"Oh dia. Dia putra angkat ku, namanya Matteo. Sayangnya 15 tahun lalu. Anak buahnya mengatakan bahwa dia meninggal saat masih di kota Dubai, "
"Anak buahnya mengatakan dia meninggal karena kecelakaan tunggal, " pengakuan Issam membuat Jay terkejut. Karena setau dia, Matteo meninggal karena membantu keluarganya saat melawan Fikron.
"Polisi Dubai mengatakan dalam kecelakaan itu mobil nya meledak. Dan dia... Dia hangus terbakar, " sambung Issam. Jay tentu kebingungan dengan pernyataan dari Issam mengenai kematian Matteo. "Ada apa Jay?" Tanya Issam yang melihat ekspresi bingung dari Jay. "Ah tidak paman, " mereka kemudian lanjut masuk ke ruang tamu.
...· . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . ·...
"Em paman. Kalau begitu kami pamit dulu ya. Terima kasih atas waktunya, "
"Iya Jay sama-"
"Hei kalian sudah mau pulang? Kenapa buru-buru. Ayo kita makan bersama, " ucap seorang wanita yang merupakan istri Issam. Mendengar tawaran itu Altan dan Zafer yang sejak tadi sangat lapar, ingin menerima tawaran tersebut. Namun Jay yang merasa tidak enak, langsung menutup mulut kedua adiknya.
"Ah tidak usah repot-repot bibi. Kami sudah makan di luar tadi, "
"Bukannya kalian belum makan, " sahut gadis yang tadi Jay tolong.
"Ya itu betul. Kami belum makan sama sekali sejak tadi pagi, " sambung Altan yang langsung menepis tangan Jay dari mulutnya. Mau tidak mau Jay menerima tawaran tersebut dan makan bersama keluarga Issam. Kebetulan istri Issam sedang masak enak dalam jumlah yang cukup banyak. Terlihat Issam begitu bahagia saat melihat Altan dan Zafer menyantap masakan istrinya dengan begitu lahapnya. Sementara di sisi lain, Jay sedikit merasa malu dengan tingkah kedua adiknya itu.
"Oh ya kak. Kami belum tau nama mu. Siapa nama mu?" Tanya Altan pada gadis tadi.
"Namaku Zehra, "
"Wah nama yang cantik. Nama ku Altan, dan dia Zafer. Kalau dia Mijay, panggil saja Jay. Tapi dia lebih suka di panggil kakak tampan oleh gadis seperti mu, "
"Altan, "
"Tidak kak. Saya bercanda, " mereka kembali melanjutkan makan. Sekilas Jay melirik Zehra yang ternyata diam-diam sedang memperhatikannya. Melihat Jay melirik dirinya, Zehra langsung buang muka.
...· . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . ·...
Malam harinya, Zehra sedang duduk di meja riasnya sambil menyisir pelan rambut panjangnya yang begitu indah. Dalam renungannya Zehra tersenyum teringat akan Jay.
"Tidak bisa begitu ibu. Ayah ayo cepat katakan bahwa ayah sayang pada ibu, "
"Um, ya, "
"Ya apa ayah?"
"Ya ayah sayang padanya, "
Mengingat kejadian konyol tadi siang membuat Zehra tertawa sendiri. Dia lalu berdiri dari kursinya dan merebahkan diri di ranjang. Saat sedang asik senyum-senyum sendiri. Zehra tersadar bahwa salah satu gelangnya tidak ada.
"Ya Tuhan. Gelang ku di mana?" Gumam Zehra yang mulai panik saat gelang itu menghilang. Masalahnya gelang itu bukan gelang biasa. Itu merupakan gelang peninggalan mendiang ayahnya. Zehra mencoba untuk mengingat-ingat kembali kapan terkahir kali dia melihat gelang itu. Zehra menyadarinya saat memeluk Jay di restauran tadi siang. "Ahh. Pasti tersangkut di baju nya Jay. Besok aku harus menemuinya, " ucap Zehra.
Sementara itu Jay yang sedang bersih-bersih badan di kamarnya terkejut saat melihat sebuah gelang kecil tersangkut di kancing bajunya. Jay memandang lama gelang tersebut dan ia pun kembali teringat kembali dengan Zehra. Jay lalu menyimpan gelang itu untuk di berikan pada Zehra kalau mereka bertemu.
...· . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . ·...
Keesokan harinya. Jay bersama Altan pergi ke sebuah universitas yang di maksud oleh Issam. Kedatangan mereka bukan untuk menuntaskan masalah, melainkan ingin bertemu dengan rektor universitas. Rupanya Zehra kuliah di kampus itu juga. Kedatangan Jay di kampus tersebut membuat banyak sorot mata memperhatikannya terutama para gadis-gadis yang sepertinya kagum dengan ketampanan Jay. Salah satu gadis yang di kenal sebagai ketua geng di sana menghampiri Jay.
"Hai tampan. Siapa dirimu? Sepertinya aku baru melihat mu di sini, " ucap gadis itu. Jay yang melihat penampilan gadis tersebut yang begitu seksi, tidak suka dan pergi meninggalkannya tanpa menjawab pertanyaannya sama sekali. Gadis itu kembali mengikuti Jay karena tidak mau kesempatan berkenalan dengan Jay hancur dan menjadi bahan tawa di kampus itu. Karena pada dasarnya setiap kali gadis ini berkenalan dengan pria tampan pasti selalu berhasil. Namun kali ini dia tidak mau reputasinya sebagai gadis cantik pengikat pria tampan hancur.
"Kau tau banyak pria yang tidak pernah menolak ajakan ku untuk berkenalan. Kenapa kau begitu pemalu?" Ujar gadis itu. Jay menghentikan langkahnya lalu menatap gadis itu.
"Maaf jika cara ku yang tidak mau berkenalan dengan mu membuat dirimu kesal. Tapi satu hal yang harus kau ketahui. Jangan samakan aku dengan kualitas pria yang sering kau temui itu. Mereka menerima ajakan mu, karena mereka susah mendapatkan wanita mahal. Maaf menyinggung. Tapi dari penampilan mu saja sudah menjelaskan seberapa rendah dirimu dan seberapa gampangannya dirimu untuk di miliki, " jawab Jay yang kemudian pergi meninggalkannya. Gadis itu kesal karena Jay sudah mengatainya sebagai gadis rendahan dan gampangan.
"Siapa pria itu?" Tanya gadis itu pada rekannya.
"Entahlah. Aku rasa dia ingin mendaftar di kampus ini, " jawab temannya.
"Lihat saja nanti kalau dia kuliah di sini. Akan ku beri pelajaran atas penghinaannya itu, " gumam gadis tersebut yang kemudian pergi bersama rekan-rekannya. Singkat cerita, Jay berhasil bertemu dengan rektor kampus itu dan melakukan pertemuan secara diam-diam di luar kampus. Zehra yang penasaran dengan kedatangan Jay terus mengikutinya dan melihat apa yang dia lakukan bersama rektor kampus di luar kampus.
"Katakan apa yang kau mau?"
"Aku ingin mendaftar di kampus ini, "
"Itu gampang nak. Kau cukup bertemu dengan tuan kami. Setelah itu-"
"Berlutut padanya seperti budak agar di terima. Dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang darinya. Setelah itu semua selesai, aku baru bisa di terima. Bukan begitu?" Sahut Jay. Rektor kampus itu terdiam dan sedikit gugup setelah tau Jay mengetahui sistem untuk masuk ke kampus tersebut.
"Aku ingin masuk kampus itu tanpa harus berlutut padanya, "
"Tidak bisa nak. Ini sudah menjadi peraturan di kampus ini, "
"Ck. Kampus terkenal dan terbesar di kota ini mempunyai sebuah peraturan kotor yang sangat tidak layak. Apa gunanya universitas ini kalau tujuannya hanya untuk mencari budak bukan mahasiswa yang berpendidikan, " ucap Jay.