SUN MATEK AJIKU SI JARAN GOYANG, TAK GOYANG ING TENGAH LATAR. UPET-UPETKU LAWE BENANG, PET SABETAKE GUNUNG GUGUR, PET SABETAKE LEMAH BANGKA, PET SABETAKE OMBAK GEDE SIREP, PET SABETAKE ATINE SI Wati BIN Sarno.... terdengar suara mantra dengan sangat sayup didalam sebuah rumah gubuk dikeheningan sebuah malam.
Adjie, seorang pemuda berusia 37 tahun yang terus melajang karena tidak menemukan satu wanita pun yang mau ia ajak menikah karena kemiskinannya merasa paling sial hidup di muka bumi.
Bahkan kerap kali ia mendapat bullyan dari teman sebaya bahkan para paruh baya karena ke jombloannya.
Dibalik itu semua, dalam diam ia menyimpan dendam pada setiap orang yang sudah merendahkannya dan akan membalaskannya pada suatu saat nanti.
Hingga suatu saat nasibnya berubah karena bertemu dengan seseorang yang memurunkan ajian Jaran Goyang dan membuat wanita mana saja yang ia kehendaki bertekuk lutut dan mengejarnya.
Bagaimana kelanjutan kisah Adjie yang berpetualang dengan banyak wanita...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chat-2
Hari menjelang sore. Adjie berpamitan pada Rina, dan pekerjaannya ditaksir akan selesai dua minggu lagi, dan pemasangan keramik pada lantai sebagai finishing.
Rina tidak meminta jatahnya, sebab siang tadi sudah mendapatkan tambahan jatah ranjangnya, dan ia merasakan kepuasan yang tak berkesudahan pada Adjie.
Pria itu tiba dirumahnya. Ketika masuk kedalam rumah, ia melihat Wati sedang menyetrika pakaian dan wanita itu menyambutnya dengan kehangatan.
"Akang dah pulang?" Ia meletakkan strika dan mematikannya, lalu mendekap sang suami. "Makasih ya, Kang, sudah dibelikan mesin cuci," ucapnya dengan.penuh rasa syukur.
Adjie menganggukkan kepalanya, lalu menyerahkan kantong plastik berisi gorengan yang mana ia bawa dari rumah Rina sisa saat siang tadi.
"Ini, buat kamu," ucapnya sembari menyodorkan kantong kresek tersebut.
Wati menerimanya dengan sangat senang. Ia tak menyadari jika gorengan itu telah dimantrai oleh Adjie sebelumnya. Sebab pria itu tak ingin melepaskan Wati begitu saja, karena hanya ia satu-satunya isti sahnya.
"Akang baik deh. Aku buatin kopi, ya?" ucapnya bergelayut manja.
"Akang sudah ngopi, sekarang mau mandi. Kamu saja yang makan gorengannya," titah Adjie, lalu bergegas ke kamar mandi karena sudah merasa gerah.
Wati menganggukkan kepala patuh. Lalu memakan gorengan itu hingga ludes, karena melaundry seharian, membuatnya sangat lapar.
*****
Dua minggu berlalu. Adjie sudah menyelesaikan pekerjaannya, dan ia mendapatkan upahnya yang cukup besar dan berfikir jika akan mencari tanah kaplingan yang berada dipinggiran kota agar dapat lebih murah.
ia harus memiliki rumah. Sebab kembali ke desa sudah tidak memungkinkan. Pekerjaan yang seharusnya dikerjakan sebulan dapat ia kerjakan hanya dalam seminggu lebih saja.
Dalam urusan pekerjaan, Adjie orang yang bertanggung jawab dan sangat cekatan, meskipun sisi buruk tersembunyi pada dirinya.
Ibarat sebuah pepatah, sekurus-kurusnya ikan ada dagingnya, segemuk-gemuknya ikan ada tulangnya. Yang artinya seburuk-buruknya prilaku seseorang ada sisi baiknya, dan sebaik-baiknya prilaku seseorang ada jahatnya.
Rina memberikan bonus pada Adjie karena menyelesaikan pekerjaan itu dengan begitu cepat dan hasil yang sesuai ekspektasinya.
"Akang jangan lupain Rina, ya," rengek sang wanita.
"Iya, kamu kan tinggal chat aku saja, Sayang," pesan Adjie, sebelum akhirnya ia meninggalkan rumah tersebut.
Rina menatap kepergian Adjie dengan hati yang nelangsa. Namun ia juga merasa gelisah karena suaminya mengabarkan akan pulang lebih awal.
Setelah meninggalkan rumah Rina. Adjie berkeliling sepanjang jalan untuk melihat apakah ada plang yang menginformasikan tentang tanah kaplingan yang dijual.
Setelah menelusuri jalanan, akhirnya ia menemukan sebuah tanah yang terletak ditepi jalan dan tertulis dijual. Ukurannya hanya cukup untuk membangun sebuah rumah. Dengan mengantongi uang sebesar 40 juta, Adjie berniat menghubungi nomor yang tertera disana dan akan melakukan negosiasi.
Nomor tersambung, dan ia melakukan pertemuan janji dengan orang tersebut, dan yang lebih menguntungkannya lagi, suara tersebut seorang wanita. Keduanya bersepakat bertemu esok hari.
Adjie memutuskan untuk pulang ke rumah. Tapi sebelumnya ia singgah membeli ayam geprek, sebab Wati tentunya belum memasak, karena sibuk dengan laundry-annya dan hari mulai menggelap. Terlihat lembayung jingga menggantung dilangit senja. Ia mempercepat laju kendaraannya.
Setibanya dirumah. Wati baru saja selesai mandi. Rambut basahnya masih tergerai begitu saja.
"Akang dah pulang?" sambutnya dengan senyum sumringah.
Adjie menganggukkan kepalanya dan menyodorkan dua porsi ayam geprek untuk mereka makan bersama malam ini.
"Wah, akang lagi banyak duit, ya?" ucap Wati dengan senyum yang merekah dibibirnya.
"Akang mandi dulu," ucapnya, lalu beranjak ke kamar mandi.
Wati membawa bungkusan tersebut ke dapur dan meletakkannya kedalam piring. Sesaat ia mendengar sesuatu berbunyi dari balik saku celana sang suami yang tergantung didinding.
Selama ini ia tidak tahu jika Adjie memiliki ponsel dan selama mereka berkenalan, pria itu tak pernah memegang ponsel.
Hatinya merasa curiga. Entah mengapa ia ingin memeriksanya. Benar saja, ternyata sebuah android dengan harga yang standar berada didalam saku.
Ia mengambilnya, dan memperhatikan benda itu masih terlihat baru. Ia menduga jika itu baru dibeli beberapa hari yang lalu.
"Kang Adjie punya handphone? Sejak kapan?" berbagai pertanyaan muncul dibenaknya.
Namun semuanya terjeda karena sebuah pesan masuk kedalam akun WA milik suaminya.
Disana tertulis nama 'Rano'. Namun hal tersebut membuat ia sangat penasaran dan membuatnya ingin memeriksanya.
Deeeegh....
Jantungnya berdegub lebih kencang. Ia merasa jika ini bukan dari seorang pria. Karena isi pesannya sungguh sangat menjijikkan. "Akang, aku kangen sama kamu. Malam nanti adik tunggu dirumah, kangen sama terong kamu," tulisnya dengan kalimat yang membuat hatinya panas.
Ia menarik nafasnya dengan dalam dan merasakan dadanya seolah sesak kehabisan oksigen.
Ia menekan tombol telepon dan menghubungi nomor tersebut. Dalam hitungan detik, seseorang diseberang sana mengangkatnya. "Hallo, Kang. Kenapa baru menghubungi adik, kangen tau," ucap wanita itu diseberang sana. Seketika hati Wati terasa sangat sakit.
Sayatan-sayatan sembilu seolah memberikan goresan luka tak berdarah. Bibirnya gemetar menahan rasa yang begitu menyakitkan.
"Siapa, Kamu?" tanyanya dengan hati yang getir dan berusaha tegar. Sialnya ia tak dapat membenci Adjie.
"Eh, ini istrinya kang Adjie, ya? Aduh, maaf, Mbak. Aku ini selingkuhannya. Kang Adjie sering tidur denganku, abisnya punya kamu tidak enak!" jawab wanita tersebut.
"A-apa? Dasar kau, lancang!" maki Wati dengan lantang.
"A...," Wati menghentikan ucapannya saat ponsel.yang dipegangnya tiba-tiba dirampas oleh Adjie.
Wati memandang dengan penuh amarah. Ia masih sakit hati dengan ucapan wanita bernama Rano itu saat memgatakan miliknya tidak enak. "Siapa, dia!" tanya Wati dengan penuh amarah dan intimidasi.
Adjie membalas tatapan Wati, dan dalam sekejap saja, wanita itu luluh tak berkutik.
"Kamu jangan dengarkan omongannya, cintaku hanya untukmu."Sahut pria tersebut, lalu mengecup bibir sang istri dengan sangat panas.
Ia melepaskan kecupannya. "Sudah, lupakanlah! Ayo kita makan." Adjie menggandeng tangan Wati menuju dapur. Seketika wanita itu melupakan peristiwa barusan, lalu menuruti ajakan sang suami dan makan malam dengan lahap.
"Ini ad uang untukmu," Adjie menyerahkan uang sebesar lima juta pada Wati. Seketika wanita itu membolakan matanya. "Beneran, Kang?" tanyanya dengan wajah cerah.
"Untuk mengganti perhiasanmu yang terjual," sahutnya, lalu menyuapkan ayam geprek bersama nasi yang masih menghangat.
"Makasih ya, Kang. Makin cinta, deh." Wati menyandarkan kepalanya dilengan Adjie.
"Iya. Makanya jangan curiga dan cemburu lagi." pria itu menyuapkan makanan terakhirnya.
Wati menganggukkan kepalanya. Saat ini ia sepertinya tak perduli dengan apapun, karena ia tak ingin kehilangan sang suami yang telah membuatnya menggila setiap saat. Bagaimana tidak ia terus mencinta, jika setiap makanan yang masuk ketubuhnya berisi mantra pengasih ajian jaran goyang.
baru x ni si Adjie garap sawah tp mlh dia yg ambruk sndri 🤣🤣
slma ini kn si Adjie sllu diam dan Nerima JK sllu di bully ,,,
tp skrg pas punya ilmu , akhirnya di pakai tuk Balas Dendam
g aji pangestu ataupun aji masaid kan? 🤭🏃♂️
🎤🎤🎤🎤
kursi pelaminan biru
dimalam pengantin
jadi saksi menghias diruang tamu
tapi bencanaaaaaaaas.... 🎼🕺🕺🕺🕺
korban uji nyali dari muji🤭