Hati istri mana yang tidak sakit, tiba-tiba suami membawa istri barunya. Adelia, berniat untuk balas dendam. sebelum dirinya meninggal sang suami, tetapi istri baru sang suami diam-diam memiliki rahasia. Apakah terbongkar rahasia istri kedua, sebelum Adelia pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kematian
Beberapa hari kemudian,bu Norma diam dan diam. Tidak berbicara sedikitpun, kepada anak dan menantunya.
Alfan,yang bodo amat dengan ibunya. Lebih baik seperti itu,agar tidak cerewet sedikitpun dan tidak ada permintaan yang aneh-aneh.
Dia di urus oleh Yuni, teman Devi dari kampung halaman orangtuanya.
Suatu hari Yuni, melihat gerak-gerik aneh Devi. Seringkali melihat Devi, menuangkan sesuatu di minuman ibu mertuanya.
Akhir-akhir ini,memang bu Norma sakit-sakitan lagi. Seringkali bolak-balik ke rumah sakit,di periksa dan mendapatkan hasil tidak ada penyakit serius.
Karena penasaran sekali, Yuni menceritakan semuanya kepada seorang teman. Dia mendapatkan informasi, sepertinya Alfan dan ibunya di guna-guna Devi.
Yuni, tersenyum sumringah dan mendapatkan penangkal guna-guna Devi untuk suaminya.
Karena dia,sering memasak untuk Alfan. Diam-diam menaburi di makanan, dengan tanah kuburan Sedikit.
Yuni, membiarkan bu Norma di guna-guna Devi. Dia yakin sekali,bu Norma akan cepat mati dan tidak capek-capek mengurusnya.
Devi,membuang botol kecil karena sudah habis. Dia yakin sekali, guna-guna untuk suaminya tak akan hilang lagi. Karena sudah memenuhi syarat,dari Mbah Djan.
Sesekali Yuni, menaburkan tanah kuburan Sedikit di halaman rumah. Agar guna-guna Devi, cepat hilang. Yuni,jatuh cinta dengan Alfan. Apa lagi Alfan,sangat suka dengan masakannya seringkali memuji juga.
***************
"Apa!". Devi, terkejut mendengar berita kematian mbah Djan.
"Aku juga syok berat mendengarnya, kediaman mbah Djan di selidiki polisi. Katanya meresahkan warga sekitar, Devi. Sekarang bagaimana dong? Apa kita akan terjerat kasus ini,aku takut". Ratna, ketakutan semenjak mendapatkan kabar kematian Mbah Djan. Di sudut hatinya,merasa senang karena bebas dari mbah Djan.
"Yah...Gak mungkin Ratna,kita terkena imbasnya. Lagipula aku sudah mendapatkan, apa yang aku inginkan. Sudahlah jangan membahas tentang ini, takutnya ada yang dengar". Bisik Devi, langsung.
"Tapi,aku takut Devi. Sangat takut tau". Rengeknya Ratna,karena kematian mbah Djan belum terkuak kebenarannya.
"Sudahlah,buat apa juga memikirkan hal itu. Resiko hidupnya lah, mungkin ada orang yang dendam kepada Mbah Djan dan membunuhnya. Lagipula yah,kita cuman pelanggan mbah Djan. Pasti pelanggan mbah Djan, banyak sekali. Tidak kita saja,paham!". Devi, langsung meninggalkan Ratna. Dia juga kepikiran, takutnya jampi-jampi sihir tak berguna lagi.
Ratna, langsung menyusul Devi karena dia merasakan hawa dingin memasuki kulitnya.
Sella, langsung mendekati mereka berdua dan memperlihatkan sosmed."lihatlah, kematian mbah Djan viral".
Devi dan Ratna, melongo melihatnya. Komentar-komentar pedas dari mulut netizen. Tidak ada rasa simpati sedikitpun,malah caci-maki yang di dapatkan oleh netizen.
"Bagaimana ini, Ratna? Takutnya mbah Djan, sudah tiada. Jampi-jampi sihirnya hilang juga, mampus kalau begini". Decak Devi,mengusap wajahnya dengan kasar.
Mendengar ucapan Devi, membuat Ratna ketakutan. Takut makhluk menyeramkan itu, tiba-tiba menghantuinya.
"Tidak mungkin Devi,aku yakin sekali. Kematian Mbah Djan, tidak terpengaruh dengan jampi-jampi sihirnya". Ratna, menenangkan pikiran Devi.
"Semoga saja". Jawab Devi,yang sudah gelisah gusar jadinya.
Sella, tersenyum smrik dan kembali ke tempat kerjanya. karena Devi dan Ratna, tidak bisa berbuat apa-apa lagi tanpa mbah Djan.
**************
Adelia, mendapatkan kabar tentang bi Jum jatuh sakit. Padahal dia sudah ada janji dengan seseorang, untuk membeli rumah yang pas membuka usahanya. Lagi-lagi dia membatalkannya, ingin ke rumah bi Jum.
Adelia, terkejut melihat orang-orang banyak di rumah bi Jum. Benar saja,ada terjadi sesuatu.
"Adelia, akhirnya kami datang nak". Bu Aya, langsung mendekati Adelia yang baru datang.
Ketika masuk kedalam rumah, Adelia merosot ke bawah lantai. Kaki nya lemas tak mampu menopang berat tubuhnya, melihat bi Jum sudah di kenakan kain kafan.
"Bi jum!". Teriak Adelia, menumpahkan air matanya. Dia terlambat sudah, cuman bi Jum yang dekat dengan dirinya.
Bi Jum, sudah menganggap Adelia seperti anak sendirinya. Baru 2 hari yang lalu, mereka bertemu. Sampai saat ini, Adelia masih tak percaya kehilangan sesosok bi Jum.
"Sabar nak,sabar". Bu Aya dan lainnya, menenangkan Adelia. Ketika bi Jum, sudah di kebumikan.
Bu rt, mendekati Adelia dan memberikan surat wasiat terakhir dari bi Jum."Ambil ini nak,ada surat wasiat dari almarhumah. Di terima yah, ini amanah terakhir beliau".
"Kamu pantas mendapatkan ini,karena sudah di anggap bi Jum sebagai anak. Kami sudah membacanya, semua harta warisan termasuk tempat tinggal ini dan kebun petai belakang. Untuk mu semua nak Adel,di terima yah. Kelola yang baik,buat beliau senang di alam sana". Bu Aya,memusut pundak Adelia.
"Kamu baca baik-baik surat wasiat ini,ada sesuatu yang janggal. Bi Jum, meminta kamu menikah dengan keponakannya." kata bu Rt,sontak membuat Adelia terkejut mendengarnya.
Degggg.....
Ibu lainnya langsung memukul lengan,bu Rt. Karena belum saatnya, memberitahu kepada Adelia.
"Nak Adelia, kamu jangan berpikir aneh-aneh yah". Bu Aya, tersenyum manis.
Adelia,sigap membaca surat wasiat bi Jum. Memang benar beliau, meminta Adelia menikah dengan keponakannya.
Tangan Adelia, bergetar dan menggelengkan kepalanya. Masalahnya tidak tau, keponakan bi Jum.
*************
Devi, meletakkan paper bag belanjaan di meja. Matanya celingukan mencari sesosok pria yang di cintai, tumben sekali suaminya tak terlihat.
"Yuni!Yuni! Yuni,ke sini!". Devi, memanggil temannya itu.
Yuni, bergegas menghampiri Devi dari arah dapur. Matanya tertuju pada paper bag, pasti Devi berfoya-foya dengan uang Alfan.
"Mana suamiku? Kenapa,aku tidak melihatnya". Tanya Devi, entah kenapa tiba-tiba tidak menyukai temannya ini.
"Mas Alfan,melayat Dev. Katanya bi Jum, meninggal dunia. Entahlah siapa itu?". Jawab Yuni, dengan entengnya.
"Apa!". Devi, langsung syok berat mendengarnya dan terduduk lemas. Karena suaminya pergi melayat, itu salah satu pantangan dari mbah Djan. Jika pergi malayat ikut serta berdoa,maka guna-gunanya akan hilang atau menginjak tanah kuburan yang baru di gali. "Yuni! Kenapa kamu tidak mencegahnya ha? Setidaknya kamu hubungi aku, dasar tak berguna". Bentak Devi, begitu keras.
"Devi! Ngapain kamu teriak-teriak ha?". Alfan, menegur istrinya yang masih di ambang pintu
Degggg...
Devi, melotot sempurna karena suaminya mengenakan peci di atas kepala. Sekarang guna-gunanya, pasti sudah hilang.
"Mas,aku tidak. Aku tadi,itu...". Devi,jadi gugup berbicara dengan suaminya. Mata Alfan, melotot sempurna.
"Aku tidak habis pikir Devi, bagaimana bisa aku menikahi wanita seperti mu? Malas masak,malas mengurus ibu,dan lainnya. Dulu kamu berjanji akan menggantikan Adelia, selalu menyenangkan hatiku dan melayani suami. Sekarang apa,malah Yuni mengerjakan tugas rumah ini". Bentak Alfan, dengan keras.
Glekkk....
Devi, merosot ke lantai karena Alfan sudah kembali seperti semula. Sudah pasti akan tersingkir dari kehidupan, Alfan. Yuni, tersenyum sumringah melihat temannya sengsara.