Entah apa yang di pikirkan oleh ayah dan sang ibu tiri hingga tiba-tiba menjodohkan Karin dengan pria yang tak memiliki apapun, apa mereka sengaja melakukan itu untuk menyingkirkannya?
Matteo Jordan, pria tak berguna yang di pungut oleh keluarga Suarez menyetujui menikah dengan wanita yang tak ia ketahui hanya demi sebuah balas budi.
Akankah cinta tumbuh di antara keduanya? Sementara Karin masih mencintai mantan kekasihnya, sedangkan Matteo pria sedingin es yang penuh misteri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~09
Nampak seorang pria mengendarai sebuah motor butut dengan pakaian seadanya masuk ke dalam acara tersebut.
"Maaf saya datang terlambat." Ucap pria yang terlihat berantakan itu, kaos yang di kenakannya pun nampak kumal dan sedikit kotor seperti bekas oli.
Pak Suarez langsung menggelengkan kepalanya. "Bukankah sudah kakek bilang untuk berpakaian rapi." Ucap pria itu menatap cucunya tersebut.
"Maaf kek, tadi bengkel sedang ramai jadi aku sedikit terlambat." Ucap lelaki yang baru saja datang itu, nyonya Kusuma dan keluarganya pun langsung mencibir.
"Pria macam apa yang kamu nikahkan dengan Karin ?"
"Benar, katanya kaya raya."
"Ku pikir dia akan datang dengan jas dan mobil mewahnya, tapi lihatlah dia saat ini benar-benar seperti montir."
"Masih mending jika montir, bagaimana jika pekerjaannya cuma tambal-tambal ban di pinggir jalan ?"
Berbagai ejekan langsung terdengar di telinga nyonya Kusuma. "Sudah-sudah, dia memang cucu angkat maklumi saja dan paling tidak cocok lah dengan Karin daripada dia menjadi perawan tua." Nyonya Kusuma ikut menimpali, wanita itu bukannya membela harga diri keluarganya yang sedang di injak-injak justru malah ikut menggali lubangnya.
Sementara Karin nampak melongo menatap calon suaminya tersebut, kenapa melihat pria itu jadi mengingatkannya pada pria yang ia temui di danau waktu itu. Mereka sangat mirip meskipun dari segi penampilannya berbeda 180 derajat. Pria yang kini melangkah ke arahnya itu nampak tak terawat sama sekali, namun pria yang sebelumnya ia temui sangat terawat dengan penampilan sultannya.
"Hai, apa kamu calon istriku ?" Ucap pria bernama Matteo tersebut seraya mengulurkan tangannya menatap calon istrinya itu.
Dengan ragu Karin mengangkat tangannya menyambut jabat tangan pria itu, tapi tunggu dulu jika calon suaminya adalah seorang montir kenapa tangan besarnya itu terasa halus sekali saat bersentuhan dengan tangannya. Jangan-jangan apa dia pria yang sedang menyamar?
"Kenapa menatapku seperti itu, apa kamu sudah mulai jatuh cinta padaku ?" Ucap Matteo saat Karin tak berkedip menatapnya, padahal pikiran wanita itu sedang berkelana kemana-mana.
"Apaan sih." Wanita itu pun langsung menarik tangannya kembali dan membuang mukanya ke arah lain.
Matteo nampak tersenyum miring, lantas segera menempatkan dirinya di samping wanita itu.
"Baiklah, sepertinya acara lamaran ini harus segera di mulai. Ayo Matteo segera pasangkan cincin ke jari calon istrimu !!" Perintah tuan Suarez kemudian lalu menggerakkan dagunya ke arah Magdalena putri pertamanya untuk membawakan cincinnya.
Wanita berwajah tegas dan jarang senyum itu terlihat membawa sebuah kotak kecil lalu membukanya di hadapan Karin dan juga Matteo, nampak sepasang cincin dengan taburan permata yang menyilaukan mata itu langsung membuat semua orang ternganga saat melihatnya. Bahkan Risa pun nampak mengambil gambarnya dan di cari harganya di sebuah situs pencarian.
"2,2 miliar." Umpatnya tak percaya dan ibunya yang mendengar itu pun langsung melotot.
"Kamu yakin harganya segitu ?" Cibirnya tak percaya.
"Benar ma, jika cincinnya asli harganya memang segitu." Jelas Risa.
"Mama yakin cincinnya palsu seperti status Matteo yang palsu di dalam keluarga Suarez." Sela sang ibu yang tak terima jika anak tirinya itu akan lebih kaya darinya dan juga putrinya.
"Lalu jika asli bagaimana, ma ?" Risa mulai panik sendiri.
Nyonya Ranti langsung menatap ke arah Daniel. "Nak Daniel, nanti jika melamar putri tante kamu harus bisa membeli barang-barang yang lebih mahal dari milik Karin ya." Tegasnya menatap pria itu.
"Tentu saja tante jangan khawatirkan hal itu." Sahut Daniel tegas dan itu membuat Risa langsung bergelayut manja di lengannya.
"Terima kasih sayang." Bisik wanita itu tepat di telinganya, pria itu memang sangat bisa di andalkan dan ia tak salah memilihnya menjadi kekasih.
"Jangan memancingku sayang, setelah ini kamu harus bertanggung jawab." Lirih Daniel dengan suara yang sedikit berat.
Risa langsung mengangguk kecil. "Nanti kita pergi ke apartemenmu." Ucapnya dan tentu saja membuat kekasihnya itu langsung senang.
"Bagaimana jika di kamarmu saja sayang ?" Bisik pria itu memberikan idenya dan Risa pun langsung melebarkan matanya tak percaya, bagaimana jika ayah dan ibunya tahu?
"Kita menunggu mereka lengah." Imbuh Daniel lagi meyakinkan.
Dengan ragu Risa pun mengangguk dan kini mereka kembali fokus melihat pertukaran cincin saudara tirinya tersebut.
Matteo nampak meminta Karin untuk mengulurkan tangannya lalu di sematkan sebuah cincin di jari manis gadis itu yang rupanya sangat pas padahal sebelumnya mereka belum pernah mencobanya. Karin pun nampak ragu menyematkan cincin di jari pria itu, tapi tetap ia lakukan demi perusahaan ayahnya agar tidak bangkrut.
Akhirnya tepuk tangan menggema di seluruh ruangan tersebut yang menandakan jika kini mereka telah bertunangan.
"Baiklah, untuk acara pernikahannya kita lakukan satu minggu kemudian untuk tempat dan acaranya saya serahkan pada pihak mempelai wanita. Masalah biaya saya yang akan menanggung semuanya." Ucap Tuan Suarez kemudian.
Nyonya Kusuma yang mendengar itu pun nampak sangat senang karena ia takkan mengeluarkan sepeser pun uang untuk acaranya dan ia berencana akan membuat acara semewah mungkin agar teman-teman sosialitanya ternganga melihatnya. Mumpung gratis, pikirnya.
Setelah acara pertunangan kini di lanjutkan dengan acara makan-makan dan Matteo pun nampak bersiap untuk pergi. "Baiklah, sampai jumpa di hari pernikahan nanti. Aku harus pergi karena masih banyak pekerjaan." Ucap pria itu tanpa perasaan.
"Kamu sudah mau pergi ?" Karin nampak tak percaya dengan sikap pria itu yang seakan tak menghargai acara pertunangannya, datang begitu lambat dan pulang paling awal.
"Memang kenapa, apa kamu sudah tak sabar untuk tinggal bersamaku ?" Sahut pria itu santai namun sukses membuat Karin melotot.
"Lupakan dan pergilah yang jauh jangan kembali lagi !!" Karin nampak bersungut-sungut, pria yang baru saja menjadi tunangannya itu benar-benar sangat menyebalkan sama persis seperti pria yang ia temui di danau waktu itu. Meskipun pria itu sedikit lebih mengerikan, pikirnya.
Sudut bibir Matteo nampak terangkat ke atas membentuk smirk kecil ketika berlalu meninggalkan gadis itu dan setelah berpamitan pria itu benar-benar pergi bahkan minumannya pun tak di sentuhnya.
"Benar-benar pria tidak sopan." Ejek Risa lantas berlalu pergi bersama kekasihnya dari hadapan Karin dan juga Amel.
"Dasar ulat bulu kegatelan." Maki Amel dengan kesal saat melihat kepergian wanita itu dan itu membuat Karin langsung terkekeh.
"Oh Rin, kamu yakin ingin menikah dengan pria itu? Lihatlah dia bahkan tak menghargai acara pertunangannya sendiri dan penampilannya itu oh astaga." Amel nampak iba melihat nasib sahabatnya tersebut.
"Tak masalah, aku bisa mengatasinya nanti." Sahut Karin, setelah melihat sosok calon suaminya ia yakin pria itu bisa di ajak kerja sama. Seperti menikah pura-pura mungkin, pikirnya.