seorang gadis muda berusia 20 tahun,selalu membantu kehidupan keluarganya.ia berjualan kue keliling di pagi hari untuk membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.tapi siapa sangka kalau ia akan menjadi istri Ceo yang terkenal dengan kekayaannya.
banyak orang-orang yang selalu menghina dan mencemohnya.tapi ia selalu mendapat perlindungan dari sang suami tercinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sury Anti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mencoba pergi membawa luka
Matahari telah terbenam di ufuk barat.Rey mengedarkan pandangan dalam rumah mencari keberadaan Aira."Bik sarti,di mana Aira.?" pertanyaan itu membuat pelayan itu gugup dan gemetar.
"Emmm,saya tidak tau tuan." ucapnya dengan suara terbata-bata.
Dahi Rey berkerut tipis,matanya memicing menatap pelayan yang sedang gugup dan gemetar itu."Ada apa denganmu?kenapa kau begitu takut melihatku?apa ada sesuatu.?"
Sedangkan yang di tanya masih menunduk."Tidak ada apa-apa tuan saya permisi ke dapur dulu.?" bik sarti bergegas pergi meninggalkan Rey yang sedang menatapnya curiga.
Rey masih mencari keberadaan Aira di sekitar taman dan kamar Zahra,tapi ia belum menemukannya .ia melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan."Apa dia sudah pulang?tapi tidak biasanya dia pulang secepat ini." ia lalu melangkah menuju kamar sang mami.
Di dalam kamar mami hana sedang duduk di balkon sedang menatap langit yang di penuhi bintang.tak lama terdengar suara ketukan pintu,lalu ia beranjak dari tempat.
CEKLEKK.
Baru saja mami hana membuka pintu ia sedikit kaget melihat penampilan Rey yang sedikit kacau.Rambutnya sedikit berantakan,dan kancing kemeja yang terbuka"Apa yang terjadi denganmu Rey?kenapa penampilan mu seperti ini.?"
"Mam apa aira sudah pulang.?" ucap rey dengan suara pelan.
Mami hana sedikit gugup mendengar pertanyaan Rey,namun detik kemudian ia mulai menormalkan ekspresi wajahnya.
"Mami nggak tau,sedari tadi mami nggak lihat dia."
"Lalu aira kemana mam?tidak mungkin juga dia sudah pulang ke rumahnya,karena dia selalu pulang bersamaku." ucap Rey yang mulai frustasi.
"Ya mana mami tau!mungkin saja dia memang sudah pulang dan tidak menunggu mu." ucap mami hana dengan nada ketus dan tak mau perduli.
"Aku akan menyusul ke rumah dia untuk memastikan kalau dia memang sudah sampai rumah dengan selamat." baru saja rey ingin melangkah namun mami hana menahan tangannya.
"Kamu tidak perlu menyusulnya!lihat penampilan mu,kamu sangat kacau!segitu khawatirnya kamu dengannya, sampai-sampai kamu tak melihat penampilan mu!kamu sudah kelihatan seperti gembel."
Rey menatap sendiri penampilannya.benar yang di katakan sang mami,tapi untuk saat ini ia tidak mau perduli dengan dirinya.ia harus pergi memastikan kalau aira baik-baik saja.
"Aku tidak perduli mam,aku harus segera pergi." ia lalu pergi meninggalkan sang mami.
"Dasar anak keras kepala!mami akan pastikan kalau aira tidak akan kembali ke rumah ini lagi." ucap mami hana dengan sudut bibir terangkat.
...
Di sisi lain..
Aira dan adik-adiknya sedang duduk di sebuah halte bus."kita mau ke mana kak?ini sudah malam jarang ada bus yang lewat di sini." ucap adnan yang sudah mulai menguap.
Pikiran aira menerawang jauh,ia tak tau harus pergi kemana yang pasti ia dan adik-adiknya harus segera pergi sejauh mungkin."Kakak juga nggak tau dek,tapi sebisa mungkin kita harus pergi jauh dari kota ini."
"Maafkan kakak yang sudah membuat kalian berdua ikut andil dalam masalah kakak.!"
"Kenapa kak Ai bicara seperti itu?kita ini saudara dan kita harus selalu bersama-sama." ucap riska lalu memeluk aira.
...
Suara decitan ban terdengar nyaring di telinga.dengan tergesa-gesa rey turun dari mobil menuju rumah Aira.sesampai rey di depan pintu dahinya berkerut heran."kenapa lampu di rumah aira padam.?" gumam rey.
Tak ingin berpikiran buruk,ia lalu mengetuk pintu.berberapa kali ia mengetuk pintu tak ada sahutan dari dalam rumah,membuat ia semakin di landa rasa cemas."Riska dan adnan kemana?kenapa rumah ini seperti tidak berpenghuni.?"
Tak lama kemudian seorang pria paruh baya menghampiri Rey."cari siapa pak.?"
"Saya cari Aira dan adik-adiknya pak.?" ucap rey dengan sopan.
"Owalah Mbak aira dan keluarganya sudah pergi Pak.!"
"Apa pergi.!"Tubuh Rey menegang,detak jantungnya berdetak tak karuan.namun detik kemudian ia sadar dan bisa kembali menguasai tubuhnya.
"Apa bapak tau mereka pergi ke mana.?"
"Maaf pak saya tidak tau pasti,tapi tadi saya tidak sengaja mendengar pembicaraan aira dan adiknya.katanya mereka akan pergi jauh dari kota ini."
DEGH
Seperti di sayat sembilu hati Rey Terasa perih,seketika dadanya terasa sesak.oksigen yang ia hirup seakan-akan seperti racun yang membuat tubuhnya menjadi lemas dan kehilangan ke seimbangan.
"Astaghfirullah,bapak tidak apa-apa.?"
Untung pria yang bersamanya sigap menahan tubuh Rey.bulir bening sudah menggenang di pelupuk mata."iya saya tidak apa-apa pak."
"Syukurlah,kalau begitu saya pamit pergi dulu,ada urusan di rumah pak kades.Assalamualaikum."
"Waalaikum salam." Setelah mengucapkan salam.bulir bening sudah mengalir di pipinya."Ada apa dengan mu Aira?kenapa kamu pergi meninggalkan saya? Apa karena kamu sudah tidak tahan dengan semua hinaan mami.?"
Detik kemudian ia mengusap air mata lalu bangkit menuju mobil.ia langsung tancap gas untuk mencari keberadaan aira.ia yakin jika aira masih ada di kota ini.
...
"Kak aku lapar!tadi sebelum kita pergi kita belum makan sama sekali." ucap adnan sambil mengusap perutnya.
"Astaghfirullah,maafkan kakak dek.aku lupa kalau kalian belum makan. Ya sudah ayo kita cari warung makan dulu.!" aira dan sang adik berjalan mencari warung terdekat.
Mata Rey melirik ke kiri dan ke kanan.mencoba memastikan jika ia menemukan aira.
Tak lama kemudian matanya menangkap seseorang yang ia cari."Alhamdulillah".
...
"Kalian berdua mau makan apa.?" tanya aira pada sang adik yang sudah duduk di dalam warteg.
"Aku nasi pakai telur dadar aja kak."
"Aku juga samain aja sama kaya Kak riska." ucap adnan.
"Oke tunggu sebentar ya kakak pesan dulu."
Mobil Rey sudah berhenti di depan warteg.ia ingin segera masuk,tetapi urung ia lakukan.ia melihat aira dan adik-adiknya sedang makan bersama,karena tidak ingin menganggu ia hanya diam dan mengamatinya saja.
Beberapa menit kemudian mereka sudah selesai makan dan membayar makanannya."Ayo dek kita harus kembali lagi ke halte." ucap aira sambil mengangkat Tas yang ia bawa.
Baru saja mereka ingin melangkah Rey sudah berdiri di depannya.
DEGGHH
Jantung aira berdetak tak karuan ketika melihat tatapan pria yang ada di hadapannya.begitupun dengan Rey yang jantungnya sudah serasa ingin meledak.
"Mas Rey." ucap aira terbata-bata.
Rey masih diam di tempatnya."kamu mau ke mana?apa kamu mau pergi meninggalkan saya yang sudah terlanjur mencintaimu."
Mulut aira terkatup rapat,ia tidak tau harus menjawab apa.melihat situasi yang tidak memungkinkan Riska lalu berkata."Lebih baik kalian berdua bicara dulu,saya adnan tunggu di depan sana." ucap riska mengarahkan telunjuknya.