Di hari pernikahannya Ayla memilih pergi dan tak ingin menikahi laki-laki yang dia cintai.
Tapi dia tak menyangka,akhirnya tunangannya malah memilih menikahi kakaknya sendiri.
Sejak saat itu, Ayla pikir kisah cintanya sudah berakhir. Dan berusaha menghapus semua rasa cintanya pada lelaki itu.
Tapi, ternyata laki-laki yang sudah menjadi kakak iparnya itu tidak berhenti mengejarnya.
Bagaimana bisa dia kembali mencintai pria yang sudah memilih wanita lain, bahkan sudah menjadi kakak iparnya itu.
Bisakah Ayla benar-benar terlepas dari kakak iparnya. Ataukah dia akan memilih mengembangkan sisa-sisa cintanya pada kakak iparnya?
Baca kisah mereka, dalam novel.
"Di Kejar Kakak Ipar"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss HF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Juan & Ayla : Pertemuan Kembali
Setelah meninggalkan Juan tanpa kabar, Ayla selalu mencari berita tentang keluarga Arvano.
Sampai dia menemukan, setahun kemudian pengangkatan Juan menjadi penerus Arvano.
"Ternyata dia benar-benar Juan Arvano." Gumam Ayla kecewa.
"Ahhhhh... Sudahlah. Tak ada lagi harapan." Ucap Ayla membuka lacinya dan melihat ponsel lamanya.
Nomor lama yang dia berikan pada Juan.
Ragu, dia ingin menyalakannya dan ingin mengucapkan selamat pada Juan, tapi dia memilih memasukkan ponsel lamanya itu ke dalam laci kembali. Dia tak mau lagi berhubungan dengan keluarga Arvano.
Dia ingin memiliki kehidupan yang normal.
Menikah dengan orang biasa, memiliki anak, membuka perusahaannya sendiri, hidup jauh dari kondisi berbahaya. Dan bahagia.
"Kenapa ada foto Juan Arvano di meja rias mu?" Tanya Ayra yang melihat foto Juan.
"Aku cuma ngefans sama dia. Kakak tahu kan. Aku gak mungkin suka dengan orang seperti dia." Ucap Ayla memasukkan foto Juan dalam laci.
"Memangnya kamu pernah bertemu?" Tanya Ayra lagi memastikan jika adiknya itu, tidak terlibat dengan Juan, karena dia tahu Ayla sangat menghindari orang-orang yang berhubungan dengan mafia.
"Bagaimana bisa aku ketemu sama dia, aku cuma melihatnya sangat tampan karena itu aku menyimpan fotonya." Ucap Ayla yang berbohong, dan dia merasa bersalah karena berbohong pada Ayra.
"Yah, dia sangat tampan, tapi juga sangat sombong." Gumam Ayra pelan.
"Hah? Apa kakak bilang?" Tanya Ayla.
"Kakak bakal berangkat lagi, kakak punya job." Ucap Ayra mengusap kepala Ayla.
"Secepat ini? Padahal kak Ayra baru 3 hari di rumah." Ucap Ayla sedih.
Semenjak hari itu, Ayla selalu menyimpan gambar Juan ketika dia keluar di media sosial atau berita.
Dan sekarang, malah melihat Juan datang ke rumahnya.
"Apa aku gila, karena ngefans sama Ketua Mafia?" Batinnya.
Meskipun Ketua Mafia, Juan terkenal karena perusahaannya yang berkembang pesat. Meskipun, sudah menjadi rahasia umum, kalau mereka adalah keluarga mafia.
Keesokan harinya, ketiba tiba di kantornya.
"Bu Ayla, ada seseorang sedang menunggu A.L.T, dan Tuan Teddy sudah memberi tau kami,untuk melayaninya dengan baik." Ucap salah satu asisten di kantor Ayla.
"Siapa sih, teman papa ini? Padahal aku sudah bilang gak mau." Batin Ayla berjalan ke ruang kerjanya.
Sementara itu, Juan yang duduk di ruang asisten A.L.T , melihat papan nama di sebuah meja.
"Ayla L.T? Tapi jabatannya asisten utama. Apakah dia putri Tuan Teddy?" Batin Juan bertanya-tanya.
Ayla kemudian membuka pintu hendak masuk, betapa terkejutnya dia ketika melihat Juan, dan hendak berbalik.
"Ayla?" Ucap Juan yang reflek mengingat gadis yang pernah dia temui dulu. Dia tak mengira, bahwa Ayla yang dia temui adalah Ayla yang pernah dia temui waktu itu.
Sedikit terkejut melihat Ayla sudah menjadi wanita yang lebih cantik, dewasa dan juga lebih sēksi dari terakhir dia melihatnya.
"Oohh... Hai. " Sapa Ayla canggung.
"Jadi, kalian yang ingin bertemu dengan A.L.T? Tunggu sebentar, aku akan menyiapkan minuman." Ucap Ayla yang keluar buru-buru lalu menelepon papanya, karena tak di angkat lalu menelepon mamanya.
"Mama, papa mana? Kenapa papa gak bilang kalau yang datang itu, Juan Arvano?" Ucap Ayla panik.
"Sudah, kamu temui saja. Lagipula keluarga Arvano adalah pelindung kita, dan juga kita sudah kerjasama sama mereka sejak lama." Ucap Anna.
"Tapi, ma... " Belum selesai bicara teleponnya sudah terputus, karena Teddy yang memutuskan panggilan.
Sementara itu, di saat yang sama Juan sedang menelepon Teddy.
"Aku hanya di sambut oleh asistennya. Apa dia putrimu?" Tanya Juan.
"Iya, dia putri keduaku. Dan juga arsitek yang ingin anda temui. Tapi anda harus lura-pura tidak tahu kalau dia adalah A.L.T." Ucap Teddy.
"Baiklah, aku mengerti." Ucap Juan yang mematikan sambungan telepon, kemudian tersenyum.
Ayla datang membawa nampan, berisikan kopi hangat.
"Lama kita tidak bertemu, ternyata kamu kerja di sini." Ucap Juan santai.
Sementara Ayla jantungnya berdegup kencang.
"Jadi kamu, keluarga Theodore?" Tanya Juan ingin melihat jawaban Ayla.
"Bukan, hanya inisial saja. Namaku Ayla Lily Thomas." Jawab Ayla yang menuju mejanya. Dan Juan hanya tersenyum.
"Aku akan menghubungi A.L.T, dan kuharap kedatanganmu tidak sia-sia." ucap Ayla, pura-pura menelepon.
"Tidak perlu, aku sudah bertemu kamu. Apa kita bisa makan siang bersama?" Tanya Juan sambil meminum kopinya.
"Maaf, aku sibuk. Dan tidak punya waktu senggang." Ucap Ayla berusaha menghindar.
"Baiklah kalau begitu, aku akan kembali besok." Ucap Juan berdiri dan hendak pergi.
"Tunggu, kenapa kamu gak kasi tau aku. Rumah bagaimana yang kamu inginkan dan perlukan. Dan aku akan menyampaikannya pada A.L.T, sehingga kamu tidak perlu bolak-balik." Ucap Ayla tersenyum.
"Apa kamu begitu membenciku, sehingga tak mau aku bolak-balik menemui kamu?" Ucap Juan bercanda.
"Bb.. Bu.. Bukan.. Bukan itu maksudku." Ucap Ayla terbata, terkejut mendengar ucapan Juan.
"Jadi kamu menyukainya kan, aku kembali lagi." Tanya Juan lagi.
"Tunggu, sebenarnya apa yang kita bahas. Aku cuma mau, kamu tidak repot." Ucap Ayla frustasi.
"Baiklah, maaf. Aku hanya bercanda. Dilihat dari gelagatmu, sepertinya kamu sudah mengetahui siapa aku." Ucap Juan.
Ayla mengangguk.
"Aku mengerti, jika kamu tak ingin terlibat denganku. Besok aku akan kembali, dan membahasnya denganmu aku tak jadi ingin menemui A.L.T" Ucap Juan yang tersenyum lalu pamit pergi.
Begitu Juan pergi, Ayla langsung menjatuhkan dirinya duduk di kursinya.
"Apa? Kenapa, bagaimana bisa dia semakin tampan dan berwibawa?" Batin Ayla yang sangat gugup karena terpesona pada Juan.
"Dan aku yakin, aku bukan satu-satunya yang melihatnya begitu." Ayla lalu mengintip ke luar jendela melihat Juan yang pergi, dan semua wanita yang bekerja di kantor itu melirik dan menatap Juan yang lewat dengan kagum.
Begitu Ayla kembali ke rumahnya dia langsung melabrak papanya.
"Pa.. Bagaimana bisa papa gak kasi tau aku. Kalau yang mencari ku adalah Juan?" Ucap Ayla yang kesal pada Papanya, setidaknya dia bisa berdandan lebih cantik.
"Sama saja, papa bilang, dia itu teman bisnis Papa. Dan dia juga sudah tau. Kalau kamu itu anak Papa." Ucap Teddy cuek.
"Apa? Kapan papa kasi tau.? " Tanya Ayla bingung.
"Yah, samaan waktu kamu telpon mama kamu." Ucap Teddy.
"Jadi, dia sudah tau. Aku anak Papa. Tapi kenapa dia tak mengungkitnya dan masih bertanya tentang keluargaku?" Batin Ayla.
"Sudah, gak usah di bahas lagi. Minum ini." Ucap Anna menyuapkan segelas jus Pir, mentimun ke mulut Ayla.
"Terus... Terus... Sampai habis sayang." Ucap Anna yang masih menyuapi putrinya itu. Sudah jadi kebiasaannya melakukan hal itu, semenjak membantu Ayla menurunkan berat badannya.
"Mama.... Ayla bukan anak kecil lagi." Ucap Ayla setelah menyelesaikan segelas jus itu.
"Bagi mama, kamu tetap anak kecil mama. Dan juga, ini bagus untuk membantu dietmu. Awas kalau sampai kamu menyembunyikan cemilan di bawah tempat tidurmu lagi." Oceh Anna sambil menepuk bokong Ayla pelan.
"Ayla, bibi punya kenalan. Dan dia sangat sesuai dengan karakter yang kamu inginkan." Ucap Linda yang datang tiba-tiba.
...****************...
