Bahagia Milik Bunda

Bahagia Milik Bunda

Bab 1. Trauma Kembali

Plakkk....

Sakit dan panas pipi ini karena tamparan suamiku, namun sepertinya lebih sakit hati ini dibandingkan pipi ini.

"Aku sudah sangat sabar selama ini bersamamu hanya demi anak " jeritku sambil menahan rasa panas dipipi ini akibat tamparannya.

Dia pikir kali ini aku akan diam menghadapi sikapnya yg sangat memuakkan, seperti biasanya kalau dia sedang marah dan emosi karena sudah melakukan kekerasan secara fisik.

Sebelumnya aku masih bersabar disaat dia emosi dan marah, dan hanya menyerang mentalku namun kali ini tdk ada toleransi lagi sudah menyentuh fisik aku.

Entah karena sudah sangat bosan dengan kelakuannnya, sehingga diriku sudah tidak bisa mengontrol lagi untuk teriak dan histeris didepannya dan didepan anak-anakku.

"Dasar perempuan tidak tau diri hanya tinggal dirumah, dan kalau bukan aku kalian tidak makan semua" balas suamiku teriak sehingga membuat anak-anak menangis dan ketakutan sambil mereka bertiga memelukku.

"Astagfirullah Al Adzim" ucapku...kata-kata itu yang selalu keluar dari mulut suamiku ketika dia marah, dan kata-kata itu secara tidak langsung sudah membekas sehingga membuat hati ini begitu sakit.

Demi menjaga kewarasanku saat ini dimana tamparan dia tadi membuka kembali trauma aku dimasa lalu, yang sangat aku ingin lupakan seumur hidupku, namun karena kejadian barusan membuat aku menjadi seperti orang yang ingin bersembunyi ditempat yg sangat jauh, tapi mengingat ketiga anakku dalam pelukanku aku berusaha kuat, untuk mencoba menenangkan diriku sendiri dengan istigfar beberapa kali sambil menarik nafasku dalam dalam.

"Ayo sayang kita kekamar" sambil merangkul ketiga buah hatiku aku membawa mereka kekamar, karena aku sadar kejadian tadi pasti telah membuat trauma pada diri anak-anakku.

Aku merasa kembali kepuluhan tahun kebelakang, dimana kejadian yangg hampir sama yang dilakukan oleh kedua orang tuaku sehingga efek dari kejadian itu adalah trauma yang aku bawa hingga saat sekarang.

"Gala bantu Bunda ya nak untuk menenangkan adik-adikmu ya bunda masih mau bicara sama Ayah" kata aku kepada anak tertuaku, yang sejak kejadian tadi dia hanya diam sambil memeluk aku sangat kuat, namun tatapan kebencian pada matanya terlihat disaat dia melihat Ayahnya setelah menampar diriku.

"Iya Bunda nanti Gala yang menenangkan Rumi dan Al...Bunda tidak usah lagi ketemu Ayah, nanti Ayah memukul Bunda lagi..hiks...hiks" kata anakku sambil terisak.

"Ya Allah nak segitu sayangnya kamu sama Bunda, sampe melarang bunda untuk keluar menemui ayahmu" jawabku lirih.

"Bunda disini saja sama kaka sama adek, pintunya dikunci saja Bunda adek takut...hiks...hiks" kata Rumi sambil menangis

Dengan menguatkan hati ini aku sambil tersenyum memeluk dan mencium satu persatu anak-anakku, agar mereka merasa tenang dan tidak takut lagi.

"InshaAllah Bunda bisa menjaga diri sayang...kaka Rumi sama adek Al ditemani bobo dulu ya sama kaka Gala, nanti Bunda kembali lagi temani kalian semua disini bobo" ucapku sambil tersenyum berusaha membuat perasaan anak-anakku tenang kembali.

"Iya Bunda tapi kalo Ayah jahat lagi sama bunda,bunda teriak saja ya biar Gala bisa cari pertolongan" kata anak tertuaku

MasyaAllah sampai segitunya pemikiran anakku yang mana masih berumur 8 tahun, tapi sudah harus terpaksa menjadi dewasa pikirannya dikarenakan perilaku Ayahnya.

"Iya sayang Bunda akan jaga diri dan akan secepatnya kembali masuk kesini ya" jawabku sambil mengelus kepala anak tertuaku.

Sebenarnya diri ini ingin sekali menangis histeris, namun aku sadar ada perasaan anak-anak yang harus saya jaga.

Setelah aku mencium satu-satu anak-anakku aku keluar untuk menemui Suamiku .

Sesampai diruang keluarga aku sudah tak menemukan suamiku lagi, entah dia keluar atau berada dikamar kami.

Aku ingin menenangkan diriku dulu sebelum mencari keberadaan Suamiku, dengan menuju kedapur untuk mengambil air dingin dikulkas setidaknya bisa memberikan efek dingin dan tenang setelah meneguknya hingga tandas.

Ini bukan kali pertama kami ribut namun ini yang paling parah, karena Suamiku sudah main fisik ke aku.

Kalau kemarin-kemarin aku masih bertahan karena hanya kata-kata kasar yg slalu terlontar dari mulutnya dan menekan mentalku namun kali ini aku sudah menyerah karena bukan hanya mentalku saja yg sakit sekarang tapi sudah ke fisik aku.

Setelah agak tenang kembali pikiranku ke awal mula kejadian tadi terjadi.

Sehabis makan malam tadi bersama, anak-anak aku mengajak anak-anak ke ruang keluarga untuk menonton tv, karena kebetulan kaka Gala anak tertuaku besok hari sabtu ndak sekolah jadi bisa santai malam ini.

Sementara kami asyik nonton tv aku mendengar suara motor Suamiku datang, aku langsung berdiri dan pergi kedepan untuk membuka pintu.

Namun pada saat pintu terbuka tiba-tiba suamiku masuk dengan sangat cepat, tanpa memberi salam  sehingga membuat aku kaget dan agak mundur kebelakang, karena hampir saja diriku terjatuh seandainya aku tak memegang tembok dibelakang pintu.

"Astagfirullah...ayah bisa tidak klo masuk rumah itu beri salam  "kataku sambil memegang dadaku karena kaget.

"Ndak usah bicara kamu disitu aku lagi pusing" sahutnya dengan suara cukup keras sehingga membuat ketiga anakku yang lagi nonton sangat kaget.

"Loh kamu yang buat kaget tidak ucap salam malah pake marah-marah lagi ke aku"ucapku lagi

"Trus mau kamu apa heh" bentuknya lagi

Ketiga anakku sudah mendekat kearah kami, sehingga aku berusaha untuk tidak meladeni lagi ucapan suamiku, karena aku tidak mau anak-anakku melihat kami bertengkar lagi dan lagi.

"Ayok nak kita nonton lagi didalam" ajakku ke anak-anak

Namun tiba-tiba suamiku menahan tanganku sambil dia mencengkram sangat kuat hingga membuat tanganku sakit.

"Kamu mau kemana heh" teriaknya lagi

Aku langsung berbalik dan berusaha melepaskan tanganku dari cengkramannya

"Aku mau kedalam Ayah bersama anak-anak" jawabku pelan karena aku tidak mau bertengkar didepan anak-anak

"Siapa yang suruh kamu kedalam...aku belum selesai sama kamu ya" bentaknya lagi

"Ayah kita selesaikan nanti dikamar...aku bawa anak-anak dulu ke kamarnya" jawabku pelan sambil menahan emosi aku juga saat ini, karena kalau bukan aku yang mengalah untuk meredam maka efeknya ke anak-anak.

"Tidak ada nanti-nanti ya ... aku mau kamu dengar ya, tidak usah terlalu banyak omong kalau aku pulang, terserah aku mau begini kek mau begitu bukan urusan kamu, dan satu lagi tidak usah slalu bertanya kenapa aku selalu telat pulang, karena itu bukan urusan kamu" katanya dengan sangat ketus

Aku langsung menatap suamiku dengan tajam, karena aku jg sudah tersulut emosi karena tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba saja main marah- marah didepan anak-anak pula

" Ayah aku tidak pernah merasa banyak omong ya...aku hanya bilang bisa tidak ucap salam dulu baru masuk, dan wajarlah aku bertanya kenapa telat pulang, karena aku istrimu yang meghawatirkan kenapa suaminya belum pulang padahal sudah lewat jam kerja" jawabku juga dengan keras seakan lupa klo anak-anak masih ada bersamaku.

Plakk....

Tiba-tiba saja tamparan itu melayang ke pipiku....

Terpopuler

Comments

Esther Lestari

Esther Lestari

jangan2 sang ayah ada wanita lain makanya pulang sering telat. paling benci kalo suami main fisik sama istrinya, mana didepan anak2 nya lagi

2024-10-28

0

Sha-Queena

Sha-Queena

sama mba...harus ditinggal kalau sudah begitu

2024-10-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Trauma Kembali
2 Bab 2. Keputusan
3 Bab 3. Perkara Telur
4 Bab 4. Tamparan Lagi
5 Bab 5. Kemarahan Astrid
6 Bab 6. Visum
7 Bab 7. Sang Mantan
8 Bab 8. Awal Pertemuan
9 Bab 9. Awal Pertemuan Bag. 2
10 Bab 10. Kandas Karena Gelar
11 Bab 11. Berpisah Demi Harga Diri
12 Bab 12. Pertengkaran Di Supermaket
13 Bab 13. Ghibah
14 Bab 14. Sakit Hati Gala
15 Bab 15. Kegelisahan dan Rasa Takut Gala
16 Bab 16. Mata Elang
17 Bab 17. Astrid Vs Farid
18 Bab 18. Penelpon misterius
19 Bab 19. Suara Itu.....???
20 Bab 20. Kecurigaan Arina
21 Bab 21. Astrid Merasa Bersalah
22 Bab 22. Tentang Perasaan Farid
23 Bab 23. Sifat Aslinya
24 Bab 24. Puding Cinta
25 Bab 25. Sama-sama belum ada jodoh
26 Bab 26. Ulah Farid...Rejeki Buat Arina
27 Bab 27. Sahabat Rasa Saudara
28 Bab 28. Hot Daddy
29 Bab 29. Suami arina selingkuh???
30 Bab 30. Nasehat Papa
31 Bab 31. Diamnya Arina
32 Bab 32. Pengakuan Si Mata Elang
33 Bab 33. Kebahagiaanku saat ini adalah anak-anakku
34 Bab 34. Suami Arina selingkuh
35 Bab 35. Toko Mainan Yang Sama
36 Bab 36. Bertemu Lagi Dengannya
37 Bab 37. Pelakor Teriak Pelakor
38 Bab 38. Adik ketemu Gede
39 Bab 39. Farid vs Istri Faizal
40 Bab 40. Video Viral
41 Bab 41. Kok Aku Yang Salah???
42 Bab 42. Dia Pernah Bersama Suamiku
43 Bab 43. Ketakutan Dani Indrawan
44 Bab 44. Tetap Akan Pergi Bersama anak-anak
45 Bab 45. Dani Mencari Tahu Penyebabnya
46 Bab 46. Pertemuan yang kedua
47 Bab 47. Ratu Drama
48 Bab 48. Maju kena Mundur kena
49 Bab 49. Talak Terucap
50 Bab 50. Suami tak peka
51 Bab 51. Arina Packing
52 Bab 52. Rencana Siska Gagal
53 Bab 53. Bahasa Kekinian / Bahasa Gaul
54 Bab 54. Kesedihan Astrid
55 Bab 55. Kekecewaan Arina
56 Bab 56. Kesedihan di Bandara
57 Bab 57. Melepas Kepergian Arina
58 Bab 58. Pandangan Pertama....Sesuatu
59 Bab 59. Di Pesawat yang sama
60 Bab 60. Anak-anak Makin Akrab
61 Bab 61. Cerita dari Gala
62 Bab 62. Selamat Datang Dikota Rempah
63 Bab 63. Sama-sama melangitkan doanya
64 Bab 64. Suara Merdu Gala Menghipnotis Jamaah Masjid
65 Bab 65. Om Ganteng
66 Bab 66. Surat dari Arina
67 Bab 67. Dikerjai Yudha
68 Bab 68. Nasi Goreng Dari Orang Special
69 Bab 69. Pelangi diwajah komandan
70 Bab 70. Kedatangan Siska
71 Bab 71. Saling Mengancam
72 Bab 72. Sesama jomblo
73 Bab 73. Pemain Lama....Dia Lagi
74 Bab 74. Tertangkap
75 Bab 75. Hot News
76 Bab 76. Kedatangan Pencari Berita
77 Bab 77. Mencari Arina
78 Bab 78. Satu persatu masalah selesai
79 Bab 79. Status Baru
80 Bab 80. Berbagi Makanan
81 Bab 81. Arina, Kamu dimana?
82 Bab 82. Aku Di sini
83 Bab 83. Itu Takdir bukan Aib
84 Bab 84. Restu Gala buat Om ganteng
85 Bab 85. Siapa Yang Mau Dilamar?
86 Bab 86. Telpon dari kakeknya anak-anak
87 Bab 87. Bucin Akut
88 Bab 88. Sebanyak itu???
89 Bab 89. Kontrak Rumah
90 Bab 90. Jatuh Sakit
91 Bab 91. Penyesalan Yudha
92 Bab 92. Permintaan maaf Yudha
93 Bab 93. Rencana kejutan buat Arina
94 Bab 94. Menjemput Nebu
95 Bab 95. Jurus Sat set nya Yudha
96 Bab 96. Jatuh hati Pada pandangan pertama
97 Bab 97. Dua pengagum Arina Bertemu.
98 Bab 98. Astrid Keceplosan Lagi.
99 Bab 99. Kedatangan Nebu
100 Bab 100. Suprise Buat Arina
101 Bab 101. Di lamar
102 Bab 102. Pesan dari Astrid
103 Bab 103. Yudha hanya suka Janda 3 anak
104 Bab 104. Pewaris Tunggal
105 Bab 105. Kekecewaan Astrid
106 Bab 106. Patah Hati Bersama
107 Bab 107. Nasehat Ibu dan Keputusan Arina
108 Bab 108. Mas Hanif....Siapa Dia?
109 Bab 109. Bicara Dari Hati Ke Hati
110 Bab 110. Pindah ke Rumah Kontrakan
111 Bab 111. Senjata Makan Tuan
112 Bab 112. Getaran aneh
113 Bab 113. Kecelakaan
114 Bab 114. Transfusi Darah
115 Bab 115. Sadar
116 Bab 116. Arina Cari Muka????
117 Bab 117. Pertemuan pertama Afni dan Yudha
118 Bab 118. Penyesalan Afni
119 Bab 119. Kecemasan Yudha
120 Bab 120. Cerita Yudha
121 Bab 121. Arina Insecure
122 Bab 122. Ancaman Yudha
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1. Trauma Kembali
2
Bab 2. Keputusan
3
Bab 3. Perkara Telur
4
Bab 4. Tamparan Lagi
5
Bab 5. Kemarahan Astrid
6
Bab 6. Visum
7
Bab 7. Sang Mantan
8
Bab 8. Awal Pertemuan
9
Bab 9. Awal Pertemuan Bag. 2
10
Bab 10. Kandas Karena Gelar
11
Bab 11. Berpisah Demi Harga Diri
12
Bab 12. Pertengkaran Di Supermaket
13
Bab 13. Ghibah
14
Bab 14. Sakit Hati Gala
15
Bab 15. Kegelisahan dan Rasa Takut Gala
16
Bab 16. Mata Elang
17
Bab 17. Astrid Vs Farid
18
Bab 18. Penelpon misterius
19
Bab 19. Suara Itu.....???
20
Bab 20. Kecurigaan Arina
21
Bab 21. Astrid Merasa Bersalah
22
Bab 22. Tentang Perasaan Farid
23
Bab 23. Sifat Aslinya
24
Bab 24. Puding Cinta
25
Bab 25. Sama-sama belum ada jodoh
26
Bab 26. Ulah Farid...Rejeki Buat Arina
27
Bab 27. Sahabat Rasa Saudara
28
Bab 28. Hot Daddy
29
Bab 29. Suami arina selingkuh???
30
Bab 30. Nasehat Papa
31
Bab 31. Diamnya Arina
32
Bab 32. Pengakuan Si Mata Elang
33
Bab 33. Kebahagiaanku saat ini adalah anak-anakku
34
Bab 34. Suami Arina selingkuh
35
Bab 35. Toko Mainan Yang Sama
36
Bab 36. Bertemu Lagi Dengannya
37
Bab 37. Pelakor Teriak Pelakor
38
Bab 38. Adik ketemu Gede
39
Bab 39. Farid vs Istri Faizal
40
Bab 40. Video Viral
41
Bab 41. Kok Aku Yang Salah???
42
Bab 42. Dia Pernah Bersama Suamiku
43
Bab 43. Ketakutan Dani Indrawan
44
Bab 44. Tetap Akan Pergi Bersama anak-anak
45
Bab 45. Dani Mencari Tahu Penyebabnya
46
Bab 46. Pertemuan yang kedua
47
Bab 47. Ratu Drama
48
Bab 48. Maju kena Mundur kena
49
Bab 49. Talak Terucap
50
Bab 50. Suami tak peka
51
Bab 51. Arina Packing
52
Bab 52. Rencana Siska Gagal
53
Bab 53. Bahasa Kekinian / Bahasa Gaul
54
Bab 54. Kesedihan Astrid
55
Bab 55. Kekecewaan Arina
56
Bab 56. Kesedihan di Bandara
57
Bab 57. Melepas Kepergian Arina
58
Bab 58. Pandangan Pertama....Sesuatu
59
Bab 59. Di Pesawat yang sama
60
Bab 60. Anak-anak Makin Akrab
61
Bab 61. Cerita dari Gala
62
Bab 62. Selamat Datang Dikota Rempah
63
Bab 63. Sama-sama melangitkan doanya
64
Bab 64. Suara Merdu Gala Menghipnotis Jamaah Masjid
65
Bab 65. Om Ganteng
66
Bab 66. Surat dari Arina
67
Bab 67. Dikerjai Yudha
68
Bab 68. Nasi Goreng Dari Orang Special
69
Bab 69. Pelangi diwajah komandan
70
Bab 70. Kedatangan Siska
71
Bab 71. Saling Mengancam
72
Bab 72. Sesama jomblo
73
Bab 73. Pemain Lama....Dia Lagi
74
Bab 74. Tertangkap
75
Bab 75. Hot News
76
Bab 76. Kedatangan Pencari Berita
77
Bab 77. Mencari Arina
78
Bab 78. Satu persatu masalah selesai
79
Bab 79. Status Baru
80
Bab 80. Berbagi Makanan
81
Bab 81. Arina, Kamu dimana?
82
Bab 82. Aku Di sini
83
Bab 83. Itu Takdir bukan Aib
84
Bab 84. Restu Gala buat Om ganteng
85
Bab 85. Siapa Yang Mau Dilamar?
86
Bab 86. Telpon dari kakeknya anak-anak
87
Bab 87. Bucin Akut
88
Bab 88. Sebanyak itu???
89
Bab 89. Kontrak Rumah
90
Bab 90. Jatuh Sakit
91
Bab 91. Penyesalan Yudha
92
Bab 92. Permintaan maaf Yudha
93
Bab 93. Rencana kejutan buat Arina
94
Bab 94. Menjemput Nebu
95
Bab 95. Jurus Sat set nya Yudha
96
Bab 96. Jatuh hati Pada pandangan pertama
97
Bab 97. Dua pengagum Arina Bertemu.
98
Bab 98. Astrid Keceplosan Lagi.
99
Bab 99. Kedatangan Nebu
100
Bab 100. Suprise Buat Arina
101
Bab 101. Di lamar
102
Bab 102. Pesan dari Astrid
103
Bab 103. Yudha hanya suka Janda 3 anak
104
Bab 104. Pewaris Tunggal
105
Bab 105. Kekecewaan Astrid
106
Bab 106. Patah Hati Bersama
107
Bab 107. Nasehat Ibu dan Keputusan Arina
108
Bab 108. Mas Hanif....Siapa Dia?
109
Bab 109. Bicara Dari Hati Ke Hati
110
Bab 110. Pindah ke Rumah Kontrakan
111
Bab 111. Senjata Makan Tuan
112
Bab 112. Getaran aneh
113
Bab 113. Kecelakaan
114
Bab 114. Transfusi Darah
115
Bab 115. Sadar
116
Bab 116. Arina Cari Muka????
117
Bab 117. Pertemuan pertama Afni dan Yudha
118
Bab 118. Penyesalan Afni
119
Bab 119. Kecemasan Yudha
120
Bab 120. Cerita Yudha
121
Bab 121. Arina Insecure
122
Bab 122. Ancaman Yudha

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!