naresh membenci nara, begitu pun sebaliknya. tapi apa jadinya jika keduanya menikah karena tak sengaja kepergok tidur bersama?
pernikahan kilat itu membuat naresh marah besar karena satu bulan lagi dia akan menikahi kekasihnya.
dengan keadaan pernikahan yang buruk, bagaimana nara menjalani pernikahan nya apalagi dengan naresh yang malah bertunangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
dua siluman kondang
Nara merasa hidupnya lebih bebas selama dua hari ini. Setelah berhasil membujuk vania untuk membuka blokiran kontak naresh, nara sudah tidak di tagih tagih lagi oleh pria itu.
Tetapi sering kali naresh membuatnya kesal karena selalu menitipkan barang untuk vania dan dia yang harus memberikannya. Padahal dia suda muak melihat dua siluman kondang itu.
Bruk!
Nara yang tak fokus tak sengaja menabrak seolah karyawan lain sampai kertas yang di bawanya berceceran. Nara pun mengambil kembali kertas kertas itu.
“Terima kasih dan maafkan aku” ujar nara pada karyawan itu.
“Sama-sama. Lain kali hati hati ya?” si karyawan menyodorkan kertas yang dia bawa tadi setelah membantunya memungut kertas itu.
Nara mengangguk, dia mengambil kembali kertas itu. Saat sampai di mejanya, nara mulai kembali mengecek kertas kertas itu dan dia susun semula. Tetapi sebuah kertas asing yang bukan miliknya tersalip disana. Nara membacanya dan tahu itu milik pak doni, manager perusahaan ini.
Terpaksa nara harus memberikan nya pada si pak tua itu. Sesungguhnya nara sangat malas melayani dia, kalau saja bukan karena urusan pekerjaan.
Tiga kali ketukan di pintu, tidak ada suara apapun. Membuat nara kesal sampai menghembuskan nafasnya kasar, terpaksa dia membuka pintu itu karena takut jika berkas ini penting.
Namun matanya memelotot seketika kala melihat jessika duduk di pangkuan pak doni dan mereka saling tersenyum. Melihat keberadaan nya, jessika berdiri dan membenarkan pakaiannya yang naik.
“Kamu ini, masuk ruangan orang sembarangan. Kalau mau masuk ketuk pintu dulu” peringat pak doni yang tampak berantakan.
Nara mencibir dalam hati. “saya sudah mengetuk tadi pak. Tetapi tidak ada sahutan” jawab nara datar. Dia menatap bergantian jessika dan pak doni.
“Ya itu artinya saya sedang sibuk, ganggu aja” gerutu pak doni.
“Kenapa kesini? Mau bicara apa?”
“Ini pak, saya mau ngasih ini. Kayak nya punya bapak, tadi terselip di tumpukan kertas punya saya” nara menyodorkan kertas itu.
Pak doni mengambilnya lalu membacanya. Seketika dia memelotot dan segera menyembunyikan kertas itu.
“Y-yasudah. Sana pergi” pak doni gelagapan.
Nara tertawa dalam hati. “Lain kali hati hati pak” ujar nara dengan nada mengejek. Dia lalu keluar dari ruangan itu dengan menggerutu.
Kertas yang dia kembalikan adalah surat pengajuan posisi lebih tinggi untuk jessika. Tentu saja nara kesal, apalagi kinerja wanita itu tak begitu hebat. Malah lebih hebat opelia dari pada jessika.
Tapi nara tak terlalu peduli, dia tahu sang atasan sangat tegas dan teliti dalam menaik pangkat kan karyawannya.
“Lo dari mana?” tanya opelia saat dia baru datang.
Nara duduk dan menghembuskan nafasnya. Mengecek ponsel nya karena ada pesan masuk.
“Dari ruangan pak doni” jawab nara mendongak.
“Ngapain?”
Nara tersenyum tipis lalu menarik kepala opelia agar lebih dekat. “Sini sini, gue bisikin sesuatu” ajak nara.
Opelia dengan raut penasaran mendekatkan kepalanya ke arah nara. Tangannya bertumpu di meja menahan tubuhnya.
“Apa?”
“Jessika mendapat surat pengajuan posisi dari pak doni. Tadi suratnya ke selip di gue, jadi gue kasih deh” bisik nara dengan julid.
“Hah? Lo serius?” tanya opelia terkejut. Menutup mulutnya yang menganga.
Nara mengangguk meyakinkan. “Dan lo tahu? Waktu gue kesana mereka lagi mesra mesraan di kantor. Jessika duduk di pangkuan pak doni, ngenes gue lihatnya. Mata suci gue ternoda” decak nara kesal.
Mulut opelia kian lebar terbuka, tangannya menutupi mulut itu dengan mulut tak percaya. “serius? Gila gila. Bisa bisa nya mereka di jam kerja begini.”
“Makanya, gue pengen banget getok mereka. Tapi bisa apa, dan lebih ngenes lagi gue di usir karena gangguin mereka. Heran, kenapa bisa jadi manager” sahut nara.
“Di guna guna mungkin” ujar opelia.
Mereka tertawa bersama. Pesan masuk di ponselnya dan nara mengambilnya, lalu dia mendengus kesal.
“Kenapa?” opelia bertanya mendengar dengusan teman nya.
Nara mendongak sekilas dan menggeleng. Lalu dalam hati menggerutu, ‘ngapain nih cowok nyuruh gue yang kasih bunga nya. Kenapa gak dia aja? Kan dia yang suka sama tuh cewek’
naresh ketemu nara yh sdg jalan sm adam..posisi jadinya seri ya naresh
lanjut thor