"No way! Ngga akan pernah. Gue ngga sudi punya keturunan dari wanita rendahan seperti Dia. Kalau Dia sampai hamil nanti, Gue sendiri yang akan nyingkirin bayi sialan itu dengan tangan gue sendiri. Lagipula perempuan itu pernah hamil dengan cara licik! Untungnya nyokap gue dan Alexa berhasil bikin Wanita sialan itu keguguran!"
Kalimat kejam keluar dengan lincah dari bibir Axel, membawa pedang yang menusuk hati Azizah.
Klontang!!!
Suara benda jatuh itu mengejutkan Axel dan kawan-kawannya yang tengah serius berbincang.
Azizah melangkah mundur, bersembunyi dibalik pembatas dinding dengan tubuh bergetar.
Jadi selama ini, pernikahan yang dia agung-agungkan itu hanyalah kepalsuan??
Hari itu, Azizah membuat keputusan besar dalam hidupnya, meninggalkan Suaminya, meninggalkan neraka berbalut pernikahan bersama dengan bayi yang baru tumbuh di dalam rahimnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maufy Izha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiba-tiba Galau
Axel mempercepat meetingnya dengan delegasi Jepang yang seharusnya selesai saat jam makan siang menjadi pukul 10.30.
Pria itu benar-benar merasa penasaran sekaligus jengkel mendengar tentang perceraiannya dengan Azizah pagi ini.
Berani-beraninya Azizah meminta cerai begitu saja, Dia pikir Dia siapa? Begitulah kira-kira yang ada di dalam benaknya.
Padahal tanpa disadarinya, Ia lah yang terlebih dahulu mengirimkan gugatan perceraian pada istrinya itu.
Itu sebabnya, Axel tidak sabar dan meminta Linda untuk menghubungi Manov agar datang menemuinya saat ini.
"Kenapa juga Loe tiba-tiba galau? Harusnya Loe seneng dong, gimana sih"
Tanya Linda yang sedari tadi jenuh melihat Axel yang terus-menerus melihat jam tangan seraya mengetukkan jemarinya diatas meja.Berisik. Bathin Linda.
"Loe nggak tahu aja, Gue yakin perempuan itu pasti nuntut macem-macem. Karena tujuannya nikah sama Gue apalagi kalau bukan karena uang? Orang miskin"
"Ck, Jadi Loe galau karena takut di tuntut harta gono-gini gitu? ya Ampun duit Loe banyak Xel ngasih dia 5 milyar pun enteng buat Loe.
Tapi nih ya, walaupun Gue ngga terlalu suka sama Azizah tapi Gue rasa Dia bukan tipe perempuan seperti itu"
"Heh, Kata siapa. Loe belum tahu aja watak aslinya gimana?"
Ucap Axel sinis.
"Emang aslinya gimana?"
Linda serius bertanya. Karena memang, bagaimanapun Dia tidak terlalu mengenal Azizah itu seperti apa.
Mendengar pertanyaan Linda, Axel hanya terdiam. Ia tak mampu menjawabnya, karena Ia sendiri tidak pernah mencoba mengenal wanita berstatus istrinya itu lebih dalam.
Kebenciannya terhadap Azizah membuat Axel menutup mata dan memandang buruk apapun itu yang berhubungan dengan istrinya itu.
"Yang jelas Dia nggak sebaik itu. Dia memanfaatkan kebaikan keluarga Gue buat tujuan liciknya sendiri"
Axel berdecih lirih, mengingat bagaimana Ia harus menikahi wanita yang dianggapnya rendah itu. Dan dengan percaya dirinya, Azizah menyetujui permintaan Kakeknya.
Linda memandang Axel sesaat kemudian hanya bisa menganggukkan kepalanya seraya meraih hot chocolate miliknya.
Mereka saat ini sedang berada di Elite Cafe yang berada di tengah ibukota Jakarta. Tentu saja dengan Private Room yang di sediakan khusus untuk para tamu dari kalangan atas dan juga sosialita.
Tak lama kemudian....
"Selamat Siang Tuan Axel William"
Sapa seorang pria berusia 45 tahun dengan setelan jas rapi, Manov Sagara.
"Maaf sedikit terlambat, agak macet barusan"
Sambung pengacara Axel itu.
"It's Oke pak. Terima kasih sudah bersedia menemui Saya"
Ucap Axel datar. Ia kembali ke mode dingin dan Arogannya. Tidak seperti saat sebelumnya berbincang dengan Linda.
"Sama-sama Tuan, Saya adalah pengacara keluarga Djaja semenjak Tuan Adhitama masih sebagai pimpinan utama. Jadi sudah seharusnya Anda juga menjadi prioritas Saya"
"Hmn. Jadi, bisa segera kita bahas tentang... perceraian itu?"
Ucap Axel, bibirnya mengatup keras. Seperti ada sesuatu yang mencubit hatinya saat mengucapkan itu.
"Yah, tentu. Jadi sebenarnya Nyonya Azizah sudah menghubungi kantor firma hukum saya sejak seminggu yang lalu, Jadi kurang lebih 5 hari lalu saya bertemu beliau"
"5 hari yang lalu?" Tanya Axel dengan kening berkerut.
Pantas saja Whatsapp perempuan itu tidak aktif sejak beberapa hari ini.
"Iya Tuan. Saya juga sudah menghubungi Nomor pribadi Tuan Axel, tapi tidak ada Jawaban. Jadi saya menunggu sampai kira-kira Anda ada jadwal luang"
"Hmn, Saya mengerti"
"Maaf Tuan, sebenarnya proses perceraian Anda dan Nyonya Azizah tidak akan terlalu rumit. Selain karena beliau tidak memberikan tuntutan apapun, juga karena pada awalnya Tuan Axel yang mengajukan gugatan, Jadi Nyonya Azizah hanya perlu menandatanganinya dan beberapa tahap persidangan yang bisa saja tidak perlu dihadiri oleh kedua pihak"
Jelas Pak Manov secara gamblang.
"Tunggu dulu, maksud Bapak Azizah tidak menurut apapun?"
Kening Axel semakin berkerut ditambah dengan tatapannya yang memicing tajam.
"Ya, Tuan. Betul sekali. Mmmm... Sebentar saya ambil dulu berkas perceraiannya"
Pak Manov dengan segera mengambil beberapa map yang berisi lembaran kertas-kertas. kemudian memperlihatkan beberapa point yang tercantum disana kepada Axel.
"Ini dia.. Hanya ada 2 point yang Nyonya Azizah ajukan.
Yang pertama, tidak boleh saling menuntut apapun itu yang berbentuk harta gono-gini ataupun hak asuh anak atau lain halnya setelah perceraian sah.
Yang kedua, Nyonya Azizah selalu pihak tergugat, mengajukan keringangan untuk melunasi hutang ibundanya sebesar 25 juta rupiah dengan cara di cicil, dengan minimal nominal 500 ribu/bulan"
Yang ketiga, Nyonya Azizah telah mengembalikan seluruh harta benda yang pernah di berikan kepada beliau, list-nya sudah terlampir. Jadi pihak pertama diharapkan tidak merasa keberatan atas apapun. Itu saja Tuan.
Ini akan sangat memudahkan proses perceraian Anda berdua jika Anda menyetujui point-point ini"
Pak Manov menatap Axel seraya tersenyum lembut. Sementara pria tampan di hadapannya itu nampak sedang berfikir keras mencerna apa yang telah didengarnya.
"Tapi ada yang aneh deh"
Celetuk Linda tiba-tiba.
"Apa yang aneh Nyonya Linda?"
Tanya Pak Manov tanpa menghilangkan senyumnya.
"Disitu tertulis, tidak boleh menuntut harta gono-gini dan hak asuh anak? Itu aneh Pak Manov, Pak Axel dan Ibu Azizah kan tidak memiliki anak "
Pernyataan Linda tentunya mencuri atensi Axel yang tengah melamun. Anak??
Pria itu kemudian membaca ulang point-point tadi.
Sementara Pak Manov hanya manggut-manggut. Pria itu nampak berfikir juga.
"Saya kurang tahu juga Nyonya. Mungkin Tuan Axel bisa mengkonfirmasi langsung kepada Nyonya Azizah"
"Yups..Linda benar pak, kenapa Azizah mencantumkan point seperti ini sementara kami tidak memiliki anak"
"Mmm saya pikir ini hanya bentuk spesifikasi. Jadi Saya rasa Tuan Axel tidak perlu terlalu memikirkannya"
Sambung Pak Manov. Axel pun hanya merengut pasrah. Pria itu menyandarkan tubuhnya pada punggung sofa di belakangnya.
Azizah menyetujui perceraian tanpa meminta apapun bahkan akan mencicil hutangnya?
Axel bingung sendiri, seperti tidak mampu mempercayai semua ini. Hatinya tiba-tiba diserang gegana. Gelisah, galau, merana.
Bukankah seharusnya ini yang dia harapkan? tapi semuanya terasa aneh. Bukankah Azizah bersedia menikah dengannya karena harta?
Ataukah ini hanya permainan?
Tidak mungkin, Dia sendiri yang mengajukan gugatan perceraian itu untuk Azizah. Sementara istrinya itu hanya mengajukan beberapa permintaan yang bisa tergolong sangat ringan.
Axel tiba-tiba membuka smartphonenya, melupakan keberadaan Pak Manov dan juga Linda di hadapannya. Ia ingin menghubungi Azizah.
Tapi untuk apa? batinnya sendiri bertanya-tanya.
Setelah menemukan chat story wanita itu, Jemari seolah ingin menekan tombol "Call" tapi logikanya berkata tidak.
Ditengah-tengah kegalauannya itu, tiba-tiba Darren menghubunginya.
Axel pun segera menerima panggilan itu.
"Ya, Bicaralah"
"......"
"Apa?"
"....."
"Oke, Gue kesana sekarang"
Axel mematikan panggilannya. Kemudian kembali tersadar bahwa masih ada Linda dan Pak Manov disana yang menatapnya denga dua tatapan berbeda. Pak Manov sedikit canggung sementara Linda terlihat sangat .. kesal.
"Ehem...Sorry pak, Saya sedikit kehilangan fokus. Terima kasih atas waktunya, Saya harus pergi ke suatu tempat"
"Baik pak, Ini copy an berkas gugatan perceraian Anda, bisa Anda pelajari saat senggang nanti.Kalau begitu Saya permisi"
Pak Manov pun segera pamit undur diri dan menghilang dengan cepat dari hadapan Axel dan Linda.
"Terus Gue di tinggal gitu?"
"Enggak, Loe ikut Gue"
"Kemana?"
"Ikut aja, Darren bilang ada sesuatu yang penting banget"
"Oke!"
Axel pun mengajak Linda bergegas menuju ke tempat dimana Darren memintanya untuk datang...
Bersambung
Bersambung