Niat baik salsa untuk membantu sang bos yang sedang hangover ternyata membawa petaka untuknya. bagaimana tidak, malam ini kesuciannya di rengut oleh Azka Aditama dengan paksa.
sementara Azka sendiri bingung, sudah hampir tiga puluh tahun dia tahu dirinya impoten, tapi malam ini, kamar apartemennya menjadi saksi bisu,bagaimana keperkasaan alatnya saat menggagahi gadis di bawah kungkungannya.
Azka-Salsa here
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tamu
Malam berganti begitu cepat, pagi hari menyapa, sinar cahaya malu malu masuk ke celah gorden di dalam kamar dua wanita yang masih tertidur pulas dalam sebuah vila di Pulau Dewata itu.
"eunghhh" salsa menggeliat pelan, mengucek ucek matanya sejenak kemudian terperanjat saat sudah sadar sepenuhnya.
"sudah jam setengah delapan!" pekiknya saat sudah melihat jam di dalam layar ponsel.
"Novia bangun, sudah jam setengah delapan, kamu telat nanti!!" dia menggoyangkan tubuh Novia yang masih betah tertidur pulas di bawa selimut tebalnya. Bahkan wanita cantik itu tidak mendengar pekikan salsa barusan
"Nov, Novia bangun!!" kembali salsa berujar dengan suara yang naik satu oktaf.
"eunghhhh" dia menggeliat "apasih, berisik banget!" ujarnya kemudian menarik selimut untuk menutup telinganya.
"heh,,, bangun, kamu ada shooting jam delapan dan lihat nih,, tinggal lima belas menit lagi jam delapan, cepat bangun!!" menyingkap selimut itu dari tubuh Novia, hingga wanita itu terpaksa terbangun walau rasa ngantuk masih menyerangnya.
"jam berapa?" seolah tidak dengar penjelasan salsa sejak tadi, Novia malah bertanya lagi.
"jam sembilan!!" salsa memperbesar volume suaranya.
"APA??" dengan gerakan cepat dia melompat dari tempat tidur, membawa tubuhnya ke dalam kamar mandi. Terdengar gemericik air dari sana, salsa hanya menggelengkan kepalanya sejenak, kemudian berjalan menuju dapur untuk membuat sarapan.
"eh eh,kenapa buru buru.." teriak salsa dari dapur saat melihat Novia yang sudah berlari keluar. Wanita itu menghentikan langkahnya, kemudian melirik salsa sekilas.
"aku terlambat sa.." ujarnya,, dari tampilannya memang terlihat sangat buru buru. Rambut yang di sisir asal, juga baju yang belum rapi sepenuhnya.
"sini, makan dulu!!" tidak peduli dengan wajah panik Novia, Salsa sempat sempatnya mengajak dia makan. wanita itu menghampiri Novia, menuntunnya untuk pergi ke meja makan. Seperti telah di hipnotis, Novia menurut saja.
"masih ada waktu dua puluh menit, lagi pula lokasinya tidak jauh dari sini, kamu bisa sarapan dulu.." bak ibu ibu yang perhatian pada anaknya, Salsa bahkan mengambil makanan untuk Novia. Sementara Novia sendiri menatap tajam ke arahnya.
"katanya sudah jam sembilan!!" omel Novia tak jelas.
"iya, mau jam sembilan satu setengah jam lagi!!" jawab salsa tak mengindahkan tatapan tajam Novia. Dia duduk kemudian makan. Sementara Novia, dia melihat ponselnya lebih dulu, dan benar saja, masih ada waktu untuknya mengisi perut.
.
.
Saat kedua wanita itu tengah makan, bunyi bel di vila mengalihkan keduanya. Sebelum beranjak untuk membuka, mereka berdua saling melirik seolah mempertanyakan siapa dia yang datang pagi pagi begini.
"kamu ada undang teman kesini?" tanya salsa pada Novia, tak salah dia bertanya padanya karena ini adalah vila milik sepupu Novia. Wanita itu menggeleng pelan, karena rasa penasaran, dia yang memang sudah selesai makan berdiri dan berjalan ke arah pintu untuk melihat siapa yang datang.
"si__" Novia menutup mulutnya tak percaya melihat pria tampan yang sudah berdiri di depan pintu vila dengan penampilan gagah dan memikat.satu lagi, dia membawa buah tangan, kantong yang entah apa isinya, Novia tidak tahu.
"pak.." sedikit memelankan suaranya, Novia tidak ingin salsa mendengar sapaannya itu.
"hai, selamat pagi!" Azka menjawab sapaan itu, masih dengan syoknya, Novia tidak tahu hendak bicara apa. Entah siapa yang memberitahu alamat vilanya pada pria itu, setahu novia, tidak ada yang tahu mereka menginap disini.
"boleh aku masuk?" tanya Azka lagi membuyarkan lamunan Novia.
"eh, silahkan masuk pak.." wanita itu mempersilahkan Azka masuk, duduk di ruang tamu, Azka memandang sekitar vila itu,mencari objek yang tidak menampakkan batang hidungnya.
"siapa nov??" saking lamanya Novia di depan, Salsa jadi penasaran dan berteriak dari meja makan.
"Novia, siapa yang da__ pak Azka??" sama halnya Novia, Salsa bahkan jauh lebih terkejut melihat penampakan pria yang seharusnya dia hindari untuk beberapa Minggu ke depan.
Azka tersenyum lembut ke arahnya, matanya tak pernah berhenti menatap wajah cantik salsa yang terlihat lelah karena sudah memasak tadi.
"ba-bapak kenapa kesini??" tanya salsa gugup sendiri. Dia memperhatikan Novia sekilas, menatap curiga pada wanita itu. Mendapati tatapan tajam dari salsa, Novia menggelengkan kepalanya .
"kalian urus masalah kalian dulu, aku ada shooting sebentar lagi,,, bye Sa.." Novia berlari kecil meninggalkan salsa seorang diri dengan Azka di dalam sana.
.
.
"bapak kenapa kesini??" tidak ada lembutnya sama sekali, suara salsa begitu datar dan dingin. Dia bahkan tidak menawarkan Azka sesuatu, dan langsung bertanya tujuan pria itu datang.
"tentu saja menemuimu, " jawab Azka tenang, senyum tipis bahkan nyaris tak terlihat saat melihat wajah salsa cemberut seperti itu. tidak salah, dia selalu mendapati wajah salsa yang seperti itu dulunya kala wanita itu mendapatkan tugas tambahan darinya.
"saya tidak ada urusan dengan bapak, jadi silahkan anda pulang!" masih dengan kalimat formal, wanita itu mengusir Azka secara terang terangan. Tidak ada lagi ketakutan seperti dulu, tekadnya adalah melawan mereka yang berkuasa agar dia tidak terus terusan menjadi yang tertindas.
"kamu sangat cerewet akhir akhir ini.." tak mengindahkan pengusiran itu, Azka malah berdiri dan mendekati salsa hingga tubuh wanita itu kembali gemetar seperti malam itu. Apalagi hanya berduaan di vila ini, pikiran negatif bercampur rasa takut yang begitu kuat menghampiri wanita itu.
Dia mundur perlahan, semakin dia mundur semakin Azka maju ke depan hingga tubuh Salsa mepet di tembok.
"ba-bapak ngapain??" terlihat jelas kilatan takut dari mata wanita itu, Azka dapat membacanya hingga dia mundur perlahan.
"maaf, aku menakutimu lagi.." ujar pie itu dengan lembut.
"Sa, aku minta maaf.." lagi, kalimat yang sama seperti kemarin kemarin.
"aku bisa jelasin sama kamu, waktu itu aku dalam pengaruh minuman dan ob_"
"obat perangsang, saya tahu itu,, tidak perlu bapak jelaskan, saya sudah paham situasinya!!" jawab salsa cepat memotong pembicaraan pria itu. Azka mengangguk, kemudian matanya menatap manik cokelat salsa.
"maka dari itu aku datang untuk meminta maaf dan menebus kesalahanku Sa, tolong beri aku kesempatan, aku ingin bertanggung jawab atas semua itu!"
"pak, bukankah sudah saya katakan sejak kemarin, saya tidak butuh tanggung jawab itu, lupakan semua yang terjadi hari itu, cukup jalani hidup masing masing,, bapak dengan pacar bapak dan saya___ saya dengan kehidupan Saya sendiri!!" masih kekeuh, salsa tidak ingin menghancurkan hubungan orang lain.
"tidak sa, aku sudah memutuskan hubunganku dengan Alia, mulai saat ini aku mengejarmu, tolong beri aku kesempatan, beri aku waktu untuk bisa membuatmu jatuh cinta padaku,, tolong Sa!!" begitu lembut dengan nada memohon pria itu berujar, membuat salsa membulatkan matanya sejenak.
kesungguhan dari nada bicaranya tidak perlu di ragukan. Salsa terdiam, bingung hendak berbicara apa. Tak ayal dalam hatinya dia hampir luluh begitu saja, tapi ekspresi wanita itu tengah menguatkan tekadnya,, melihat seberapa jauh Azka bertekad dengan kalimatnya.
"sudah kan? bapak bisa pulang sekarang!!"
"Sa.."
"pulang,, aku tidak ingin membahas sesuatu dulu hari ini, besok besok aja!!"
"emang besok di bolehin?" tanya Azka dengan wajah penuh harap.
"lihat nanti!!" jawab salsa dengan sedikit gengsi, dia benar benar mengusir Azka, dan pria itu menurut, memberi waktu untuk salsa menjernihkan pikirannya. Tidak perlu terburu buru, pikir Azka dalam hati.
Dia pulang ke hotel, tekadnya akan membawanya kembali hari esok.