NovelToon NovelToon
Terjebak Pesona Paman Mantan Suamiku

Terjebak Pesona Paman Mantan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Mengubah Takdir
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sunny Eclaire

"Dia membuang sebuah berlian, tapi mendapatkan kembali sesuatu yang kurang berharga. Aku yakin dia akan menyesali setiap keputusannya di masa depan, Illana."—Lucas Mathius Griggori.

Setelah cinta pertamanya kembali, Mark mengakhiri pernikahannya dengan Illana, wanita itu hampir terkejut, tapi menyadari bagaimana Mark pernah sangat mengejar kehadiran Deborah, membuat Illana berusaha mengerti meski sakit hati.

Saat Illana mencoba kuat dan berdiri, pesona pria matang justru memancing perhatiannya, membuat Illana menyeringai karena Lucas Mathius Griggori merupakan paman Mark-mantan suaminya, sementara banyak ide gila di kepala yang membuat Illana semakin menginginkan pria matang bernama Lucas tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunny Eclaire, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Persaingan.

"Mengapa aku sedikit kesal karena benda ini benar-benar hilang?" Ia menggerutu di depan cermin ruang ganti, Illana memilih sepasang anting perak panjang untuk hari ini, ia juga mengikat tinggi rambutnya, memperlihatkan leher serta tulang selangka yang indah.

"Apa kamu mencari ini?" Lucas tiba-tiba muncul sambil mengulurkan sebuah anting berbentuk bunga.

"Ini milikku yang hilang. Di mana kamu menemukannya?" Ia menyambar benda tersebut, terlihat senang.

"Kamu menjatuhkannya di jok mobilku hari itu. Sehingga aku menyimpannya."

"Terima kasih banyak. Aku memang sering menghilangkan perhiasanku."

"Tapi, sepertinya kamu tidak cukup peduli tentang hal itu."

"Aku masih bisa membelinya." Ia tersenyum lebar, lalu berjalan melewati Lucas. "Kamu begitu santai, apa tidak pergi ke mana pun hari ini?"

Lucas mengikuti sang istri, berjalan di belakangnya seperti anak ayam, apa yang Illana lakukan, pria itu memperhatikannya penuh minat, setiap hal dari Illana sangat menarik bagi Lucas.

"Masih satu jam, aku ingin mengantar istriku ke kantor. Suasana hatimu sepertinya sangat baik hari ini."

"Ya. Hari ini aku cukup bersemangat karena harus mempresentasikan konsep pengajuan proyek besar milik Daphne Yeline, dia membuka kesempatan bagi beberapa perusahaan untuk mengambil alih proyek pariwisata di dekat pelabuhan."

"Daphne Yeline?" Lucas mengerutkan kening. "Kamu pernah mengatakan bahwa dia bekerjasama dengan Mark."

"Memang, tapi apa salahnya jika kami mencoba kembali, lagipula aku melakukan hal ini demi perusahaanku." Ia menatap lekat suaminya. "Mengesampingkan tentang Mark, aku juga seorang pebisnis. Aku tidak ingin berdiam hanya karena kami pernah menjalin hubungan. Kamu bisa mengerti?"

Lucas mengangguk, seluruh netranya dipenuhi oleh wajah Illana, ia merasa lebih bersyukur karena setiap bangun pagi atau pulang dari tempat lain, wajah Illana selalu menyambutnya, mereka menghirup udara yang sama setiap waktu, bahkan Lucas dapat memeluknya tanpa ragu.

"Ayo beri aku semangat, Lucas!"

"Baik. Semangat seperti apa yang kamu inginkan?"

Illana tampak berpikir. "Apa pun, mengapa kamu bertanya?"

"Apakah seperti ini boleh?" Secara tiba-tiba ia mengangkat Illana, membiarkannya duduk pada permukaan laci setinggi satu meter.

"Lucas."

"Aku ingin memberi semangat kepada istriku dengan cara seperti ini."

"Cara apa?" Ia terperanjat ketika Lucas mencium kedua pipinya bergantian, kening serta bibir, lalu mengakhirinya di bagian leher yang membuat Illana segera menghindar karena geli. "Jangan di sana, jangan!"

"Kenapa? Titik sensitifmu?"

"Bukan."

"Benarkah? Bagaimana jika mencobanya sekali lagi?" Ia menggoda wanita itu, mencium kembali leher Illana sampai istrinya menutup wajah Lucas.

"Tidak! Tidak! Aku tidak mau! Berhentilah." Ia tertawa sambil menangkup wajah pria itu. "Jika kamu melakukannya sekali lagi, aku akan marah selama satu hari."

"Baiklah, aku menyerah." Ia membuang napas, masih menatap Illana penuh hasrat. "Bagaimana jika bagian lain?"

"Apa lagi? Aku harus pergi bekerja sekarang." Ia berniat turun, tapi Lucas menahannya. "Aku harus bagaimana agar kamu mengalah?"

"Jika aku mendapatkannya, kamu bisa pergi."

Illana bergeming, mengatur pernapasannya supaya lebih tenang. "Apakah seperti ini?" Ia mendaratkan bibirnya dengan lembut pada bibir Lucas, hanya dua detik.

"Hm."

Pria normal pasti menginginkan lebih, sehingga Lucas mencobanya dengan memperpanjang waktu. Tanpa mengalihkan pandang dari dunia di depannya, ia menarik pelan tengkuk Illana, menyatukan bibir mereka kembali, melumat dengan lembut seraya merapatkan tubuh. Takut jika seseorang mencurinya, ia harus menggenggam lebih erat.

Pantulan aktivitas kecil mereka tergambar pada cermin besar di belakang Lucas, seperti kamera yang merekam banyak kenangan.

Lucas berhenti saat menyadari istrinya membutuhkan udara, sekali lagi ia berhasil membuat dirinya melayang.

"Maaf." Pria itu tersenyum. "Kamu bisa berangkat sekarang, aku akan mengantarmu."

Illana mengangguk, ia turun setelah suaminya memberi jarak.

"Aku akan menunggumu di halaman."

***

Sebenarnya bukan hal mengejutkan jika Mark juga muncul hari ini, mengingat Royal Canon menjadi satu dari empat perusahaan yang ikut berpartisipasi untuk bersaing memperebutkan proyek besar pariwisata milik Daphne Yeline.

Namun, Illana sedikit terkejut setelah mengetahui bahwa Deborah berhasil menjadi bagian dari Royan Canon, entah apa posisinya di kantor Mark, mereka hadir bersama, sempat berpapasan dengan Illana di lobi kantor Daphne Yeline.

"Apakah wanita itu menjadi sekretaris Mark Griggori?" Nora berbisik seraya berjalan di samping Illana.

"Aku tidak tahu, Nora. Apa kamu ingin mencari tahu?"

"Nona ingin mengetahuinya?"

"Tidak. Tanpa harus mencari tahu, mereka akan menunjukannya sendiri."

"Ah, Nona benar."

"Abaikan mereka, mari berfokus pada persaingan sebenarnya."

"Aku selalu menyemangatimu, Nona. Anda pasti mampu!"

Mereka memasuki ruang meeting, duduk pada kursi yang tersedia. Ada perwakilan dari Cinnamon, Royal Canon serta dua perusahaan lain mengisi kursi-kursi kosong tersebut.

Daphne Yeline muncul, wanita berusia awal lima puluhan dengan rambut pendek hitamnya terlihat sangat anggun dan berkharisma, aura pebisnis sukses cukup menonjol sekaligus menyatu dengan dirinya. Ia menjadi pemimpin rapat pagi ini.

Setiap perwakilan diberi waktu mempresentasikan konsep mereka di depan semua orang, Illana sangat percaya diri ketika mendapat giliran untuk melakukan hal itu.

Setelah semua perwakilan menyelesaikan urusan mereka, Daphne Yeline memberi masa istirahat selama satu jam dan meminta mereka kembali pada ruang rapat sesuai waktu yang disepakati.

Illana bergegas keluar bersama Nora, mereka berniat mengunjungi kedai kopi di seberang kantor ini.

"Jantungku berdebar kencang menanti hasil akhir. Menurutmu, bagaimana performaku tadi, Nora?"

"Nona Illana sangat bersinar seperti bintang." Ia mengacungkan kedua ibu jarinya. "Aku yakin Daphne Yeline akan melihat kita kali ini."

"Sungguh?"

Nora mengangguk cepat. "Di antara ketiga konsep lain, milik kita paling efisien sekaligus menekan budget standar, tapi hasil maksimal."

"Aku juga berharap sepertimu." Ia mendengkus. "Meski sedikit ragu."

Mereka berdiri di depan zebra cross, berniat menyebrangi jalan sambil menunggu arus lalu lintas sedikit lamban.

"Mengapa Nona menjadi ragu? Saat mempresentasikannya tadi, aku sudah cukup yakin, ditambah tanggapan Daphne Yeline tentang beberapa pertanyaan yang berhasil Anda jawab untuknya, dia seperti sangat puas."

"Kamu benar, Nora. Namun, konsep pengajuan milik Royal Canon juga bagus, Deborah mempresentasikannya dengan sangat baik."

Ketika bersinggungan dengan mereka di ruang meeting, suasana hati Illana sudah berubah cukup jauh, ia merasa lebih tenang dan mampu mengendalikan diri tanpa melibatkan konflik masa lalu. Ia telah menerima keadaannya sekarang.

"Ayo, Nona."

Mereka bergegas menyebrangi jalan, lalu memasuki sebuah kedai kopi yang cukup ramai. Review pelanggan menjelaskan bahwa kue-kue di tempat ini sangat enak, sehingga Illana penasaran.

"Nona, aku ingin pergi ke toilet. Anda bisa memesannya lebih dulu."

"Baiklah." Illana membuka buku menu, tampilan kue-kue mereka cukup menggiurkan. Sesekali Illana mengonsumsi kudapan manis ketika glukosa dalam tubuhnya rendah.

Tiba-tiba orang lain duduk pada kursi yang seharusnya diisi oleh Nora, saat Illana mengangkat kepala, ia menemukan Deborah tersenyum ramah ke arahnya.

"Hai, Illana."

Wanita dengan blouse putihnya bergeming, ia masih mencerna situasi sebelum membalas sapaan Deborah.

"Hm, ya."

"Aku senang bisa bertemu lagi denganmu. Terakhir kali kita bertemu pada hari pernikahan Cody dan Alexa."

"Iya. Kamu benar."

"Kamu terlihat lebih bahagia sekarang. Aku dengar kamu telah menikah dengan Paman Lucas. Ini cukup mengejutkan, tapi aku turut berbahagia untukmu."

"Terima kasih."

"Aku pikir—aku juga harus mengucapkan terima kasih kepadamu, meski sangat terlambat, tapi kalimat ini akan bertahan di tempurung kepalaku jika tidak segera diungkapkan. Sehingga aku menemuimu, sedikit memanfaatkan waktu yang ada."

"Katakan saja, Nona Deborah." Ia menyandarkan punggung dan bersikap santai melayani 'tamu kecilnya' yang muncul tiba-tiba. "Suasana hatiku juga sangat baik hari ini."

"Iya. Aku ingin berterima kasih untuk beberapa hal, dan jika kamu tidak menerimanya—bukan masalah. Saat aku pergi, kamu berhasil membantu Mark mengelamatkan Royal Canon dari kekacauan, kamu membuatnya bersemangat kembali. Kamu menjaga Mark dan menikah dengannya, mungkin aku harus merasa beruntung karena kita tidak perlu berebut pria itu. Aku memang naif, tapi sangat menginginkan kehadirannya, jika bukan kamu yang menikah dengan Mark, mungkin aku bisa sangat marah."

Ekspresi Illana berubah dingin, ia yakin telah mengatakan jika suasana hatinya sedang baik, lalu untuk apa Deborah sengaja merusak momen ketenangan itu?

"Terus terang saja, apa inti dari kalimatmu, Nona Deborah?"

"Setiap orang akan menemukan pasangan hidup mereka, seperti kamu, Mark bukan untukmu, tapi Tuhan menghadirkan pria lain—yang meski masih memiliki hubungan keluarga dengan mantan suamimu."

"Eum. Maksudmu adalah aku harus bersyukur karena sekarang kembali bahagia setelah menikah lagi?"

Deborah mengangguk. "Aku kehilangan seorang sainganku."

"Saingan?"

"Nona Illana. Apa Anda sudah memesan—" Bibir Nora tertutup rapat ketika melihat keberadaan Deborah.

"Ah. Sekretarismu datang." Deborah tersenyum canggung, ia beranjak. "Aku akan pergi sekarang, dan sekali lagi selamat untuk pernikahanmu, Illana."

Wanita itu bergeming, mood baiknya telah diusik oleh pihak yang tak bertanggungjawab, dan mengingat perkataan Deborah tentang 'saingan' membuat Illana cukup kesal.

"Apa yang dilakukan wanita itu, Nona? Apa dia mengganggu Anda?" Nora duduk di kursinya seraya memperhatikan Deborah keluar dari kedai kopi.

"Setidaknya kamu datang lebih cepat. Jika membiarkannya tetap duduk di sini lebih lama, aku mungkin sudah kehilangan banyak energi serta kesabaran."

"Astaga! Aku sungguh minta maaf karena harus meninggalkan Anda ke toilet, sehingga dia mengusik kemari." Nora merasa bersalah.

"Sudahlah, tidak apa-apa. Dia telah pergi, sebaiknya segera pesan sesuatu, aku ingin mengonsumsi tambahan glukosa."

"Baik, Nona."

Meski perkataan Deborah terdengar cukup mengganjal, untuk kali ini Illana berusaha mengenyahkannya, ia masih harus mempersiapkan diri menunggu keputusan akhir dari Daphne Yeline setelah ini.

***

1
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor
Sugiarti Enti
alur cerita cukup menarik dan bagus
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
D_wiwied
keren, cakep visualnya
Reni Anjarwani
cocok bgt visualnya
Reni Anjarwani
lanjut thor cantik visualnya cocok sama karakternya
Sunny Eclaire: tar malem ya kaak.
total 1 replies
D_wiwied
cantiknya.. suka sm visualnya illana
D_wiwied: di imajinasiku tu orangnya tinggi gede brewokan dikit, macho lah /Facepalm//Facepalm/
Sunny Eclaire: lagi bingung nyari visual Lucas /Sweat/
total 2 replies
D_wiwied
so sweet.. dah mulai bucin
D_wiwied
woi.. main nyosor aja /Joyful/
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thir
Reni Anjarwani
doubel up thor yg banyak
Sunny Eclaire: Diusahakan ya, Kak. Makasih udah mau baca /Smile/
total 1 replies
D_wiwied
gercep sekali paman satu ini, takut illana berubah pikiran ya /Joyful/
D_wiwied: nah itu, suka2 authornya sih
Sunny Eclaire: mumpung author belum berubah pikiran kak /Facepalm//Proud//Joyful/
total 2 replies
D_wiwied
ga usah cemburu mark, salahmu sendiri yg melepas illana demi masa lalumu
Belinda Dayes
Duh, thor. Update dong, gak bisa tidur nih gara-gara penasaran 🙄
Niki Fujoshi
Pengalaman yang luar biasa! 🌟
ADZAL ZIAH
lanjut kak... dukung juga novel ku ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!