cintanya yang terhalang restu dari wanita yang membesarkannya sedari kecil membuatnya harus melepaskan gadis yang teramat di cintai
Haikal Pramana seorang lelaki yang begitu penurut juga menyayangi ibunya harus bergelut dengan pilihan antara ibunya dan Maira
masa lalu Rima membuatnya lebih mementingkan egonya dari pada hatinya
Haikal dan Maira mencoba mempertahankan juga mendapatkan restu dari Rima
tapi Rima pun menghadirkan Diana di antara mereka
siapakah yang akan di pilih Haikal nantinya
cintanya ataukah menuruti kemauan ibunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon melukismimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
malam hangat
sejak dari kedai sikap Diana tampak berbeda dari biasanya seperti orang yang sedang menyembunyikan sesuatu yang dirasanya
Rima pun memahami itu tapi enggan bertanya lebih lanjut karena tak ingin menganggu privasi dari menantunya itu
Diana tetap membantu bik Surti memasak untuk makan malam mereka semua
"bik nanti malam biar saya saja yang menjaga ibu saya" ucap Diana di sela aktivitas nya memasak
"lho memang nya kenapa mbak, apa ada yang salah selama saya jagain ibunya mbak Diana?" tanya bik Surti penasaran karena selama Diana menikah dengan Haikal baru kali ini Diana berkata demikian
"gak ada bik, saya hanya lagi kangen ingin tidur dengan ibu" bik Surti tak lagi bertanya karena dia pun mengerti mungkin saja Diana sedang merasa kangen ingin tidur dengan ibunya
Rima sudah terlelap dalam lena tidurnya dan Haikal pun belum pulang dari kedai. Tanpa ijin terlebih dahulu pada suaminya Diana pun datang ke rumah yang di tempati oleh ibunya tersebut
"tumben Na kamu jam segini masih di sini" tanya sang ibu
"malam ini aku ingin tidur di sini menemani ibu" jawab Diana
"kamu kan sudah punya suami, gak baik tidur terpisah dengan suami mu lalu apa kamu sudah ijin suami mu untuk tidur di sini" tegur ibunya karena merasa ada yang sedang di sembunyikan oleh putrinya itu
"sudah Bu, sekarang ibu tidur ya... kalau ada apa apa ibu bisa panggil aku" Diana lantas menyelimuti tubuh ibunya dan hendak segera beranjak
"kalau sedang bertengkar dengan suami tidak baik kamu pergi dari rumah begini nak"
"hanya malam ini saja Bu, aku ingin sendirian" ucap nya pada akhirnya lantas segera berlalu ke kamar yang biasanya di gunakan bik Surti saat menemani ibu nya
Diana terdiam dengan membawa selembar foto pernikahan nya
Rasa cemburu seketika hadir dalam hati saat mengingat jika Haikal masih menyimpan kenangan masa lalu nya di saat mereka berkomitmen untuk memulai membangun pernikahan ini
Rasa ragu pun hinggap di hati nya akan kemampuannya mendapatkan cinta dari lelaki bergelar suami nya itu sedangkan dirinya tanpa di sadari pun sudah mengukir nama suami nya dalam relung hati
Setitik bening air mata jatuh menetes di pipinya sebagai ungkapan rasa galau nya kini
tok tok tok
Cepat cepat Diana menghapus air matanya begitu mendengar suara seseorang mengetuk pintu kamar nya
"siapa?" jawab Diana sebelum beranjak untuk membuka pintu kamar nya yang sengaja ia kunci
"aku Na" terdengar suara seorang lelaki menyahut dan Diana pun tahu benar itu suara siapa
Dia melangkah ragu tapi kemudian terdengar lagi suara lelaki tersebut memanggil namanya
"mas" lirih Diana saat melihat Haikal berada di depan pintu kamarnya
tanpa permisi Haikal masuk ke dalam kamar yang di tempati oleh Diana tersebut
Diana sempat terpaku menatap Haikal yang datang menghampiri kamarnya
"kenapa tidak ijin kalau mau tidur di sini?" tanya nya
"memang kenapa harus ijin, bukan kah ibuku ada di sini" jawabnya tanpa ragu juga terlihat dari raut wajahnya jika sedang tak bersahabat
"ada apa Na, kenapa kamu terlihat berbeda" tanya nya
"gak ada yang berbeda, semua masih sama seperti awal kita menikah"
Haikal yang tak tahan dengan sikap ketus Diana pun mendekati raga istrinya itu dan tanpa permisi dia mencium bibir wanitanya itu
Diana terperangah bahkan dia tak bisa mengelak saat Haikal memegang belakang kepalanya untuk lebih mendekatkan wajah mereka berdua
ciuman tak berbalas itu pun diakhiri oleh Haikal setelah Diana mendorong tubuh nya
"kenapa Na, apakah salah aku mencium bibir mu?"
"salah sangat salah jika melakukan nya dengan ku tapi bayangan orang lain yang kamu harapkan" Diana pun mendudukkan tubuhnya di atas ranjang dan membuang muka pada suaminya itu
Entah bagaimana dia menggambarkan hatinya saat ini karena rasa cemburu pada masa lalu Haikal membuat nya tak lagi sopan pada suaminya itu
"apa yang kamu katakan, orang lain siapa yang kamu maksud. Bukankah kita sudah sepakat untuk memulai semua dari awal dan menjadikan pernikahan kita ini...."
"cukup mas" potong nya
"kamu terlalu pintar bersandiwara. Tadi siang aku menemukan foto foto Maira dengan mu di dalam amplop di laci meja, jika kamu memang berkomitmen untuk mengupayakan pernikahan kita pastinya sudah tidak akan ada lagi foto foto itu" ucap nya akhirnya
Haikal tersenyum mendengar ucapan Diana, sekarang dia bisa memastikan jika istrinya itu sudah jatuh cinta padanya dan kini hanya hatinya yang sedang di pertanyakan
"apa kamu tidak melihat lembaran uang di belakang nya?"
Diana menoleh menatap Haikal dengan bingung
"di dalam amplop itu ada sisa gaji Maira yang belum tersampaikan karena kata Yoga, Maira dan keluarganya tidak tinggal di kontrakan itu lagi sedangkan foto foto itu memang belum sempat aku buang bahkan aku saja lupa di mana menyimpan nya kalau bukan karena istri ku yang sedang cemburu ini" lugasnya lantas duduk di samping Diana
"cemburu, siapa yang cemburu... gak aku gak cemburu" elaknya tapi justru membuat Haikal tertawa mendengar nya
Haikal memeluk pinggang istrinya itu lantas mendekatkan wajahnya dengan wajah istrinya itu
"aku mencintaimu Diana Anandita" lirihnya lantas mulai menyatukan kembali bibirnya dengan sedikit sesapan
Haikal pun merebahkan tubuh istrinya tanpa melepas ciuman nya
Diana yang mendengar ucapan cinta dari Haikal tak mampu berkutik dengan apa yang di dengar nya juga perlakuan suaminya itu
beberapa saat setelahnya Haikal pun mengakhiri ciuman tersebut dengan tanya di benaknya
"kenapa tidak membalas, apa kamu tidak mencintai ku?" tanya nya
"membalas? Membalas apa?" tanya nya lagi
"heemmm kamu pura pura gak ngerti ya" Haikal mencubit hidung Diana dengan gemasnya "ciuman ku, kenapa tak membalas ciuman ku"
Diana tersipu bahkan pipinya memerah mendengar ucapan Haikal
"mas kamu... kamu sudah mencuri ciuman pertama ku, lalu bagaimana caranya aku membalas kalau aku saja...." wajah yang berseri itu menunduk malu tak berani menatap wajah suaminya
"dengar Diana, masa lalu ku tidak lagi penting sekarang ini yang terpenting adalah kebahagiaan ibuku dan kebahagiaan ibuku ada pada dirimu jadi ijinkan aku membahagiakan mu"
Haikal tenggelam dalam birahi yang menguasai diri
Dia kembali mencium bibir wanitanya itu dengan lembut dan Diana pun mencoba mengimbangi apa yang dilakukan oleh suaminya itu
Leher jenjang gadis itu tak luput dari setiap ciuman dari Haikal bahkan kini Diana pun pasrah dengan apa yang akan di lakukan oleh suaminya itu
Tangan nakal itu mulai membuka setiap kancing piyama yang di kenakan oleh Diana bahkan tak segan sesekali meninggalkan bekas kemerahan di leher juga dada istrinya itu
"mas....." lirihnya
"boleh kan!" ucap nya dan Diana akhirnya mengangguk membiarkan suaminya melakukan apa yang ingin di lakukan
Malam itu akhirnya mereka berdua menjadikan pernikahannya sempurna
Haikal dan Diana saling mengakui perasaan mereka
cinta yang tumbuh karena perjodohan itu telah mengikat hati mereka
Diana melepas status perawan nya dengan ikhlas untuk suami nya begitupun dengan Haikal, dia berjanji pada hatinya sendiri untuk membahagiakan orang orang yang kini ada bersamanya terutama Diana